Peserta didik berusia 6–18 tahun merupakan kelompok rentan mengalami berbagai permasalahan kesehatan. Hasil penelitian bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, UNICEF, Wageningen University & Research, dan Sight and Life tahun 2021, menyimpulkan, kalangan remaja di Indonesia mengalami penurunan aktivitas fisik, gangguan pola makan, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan anemia.
Permasalahan kesehatan tersebut bukan saja merugikan bagi sang anak, melainkan juga mengancam masa depan bangsa. Kesehatan peserta didik, baik fisik, psikologis maupun sosial mutlak harus terpenuhi untuk memastikan calon pemimpin Indonesia cerdas, sehat, dan berkarakter.
Sebagai bagian dari ikhtiar mengampanyekan pentingnya kesehatan anak usia sekolah, Direktorat SMA Direktorat Jenderal PAUD dan Dikdasmen Kemendikbudristek menyelenggarakan Advokasi Implementasi Kampanye Sekolah Sehat, Regional 5 pada 22 s.d. 24 Juni 2023 di Hotel Aryaduta, Palembang.
Acara ini dibuka oleh Sam Yhon, Widyaprada Ahli Utama Kemendikbudristek, Kamis, 22 Juni, dan dihadiri oleh perwakilan PAUD, SD, SMP, SMA, SKB, PKBM, dan SLB yang berasal dari Provinsi Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Sumatera Selatan. Disampaikan Sam Yhon, kampanye Sekolah Sehat merupakan gerakan bersama yang melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, sekolah, peserta didik, orangtua, dan mitra swasta dan nirlaba. Kegiatan ini, lanjut dia, untuk menyamakan persepsi dan membangun kolaborasi dalam melaksanakan advokasi Kampanye Sekolah Sehat.
”Semangat yang dibangun melalui kegiatan ini adalah gotong-royong mewujudkan sekolah sehat, demi mempersiapkan calon-calon pemimpin Indonesia yang tangguh di masa depan,” ujarnya.
Fokus 3 Sehat
Kampanye Sekolah Sehat berfokus pada 3 Sehat. Pertama sehat gizi, yaitu meningkatkan derajat kesehatan peserta didik melalui penerapan pola makan yang tepat dan konsumsi makanan bergizi. Kedua, sehat fisik yaitu meningkatkan kualitas kesehatan fisik seluruh ekosistem atau warga sekolah/satuan pendidikan, dan ketiga, sehat imunisasi, yaitu meningkatkan capaian imunisasi peserta didik untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Radityo Prabowo, Tenaga Ahli untuk Staf Khusus bidang Komunikasi dan Media di Kemendikbudristek, menegaskan, Kemendikbudristek sudah merancang program sekolah sehat agar dapat dilaksanakan oleh semua satuan pendidikan di semua jenjang. Oleh karena itu, aktivasi Sekolah Sehat dapat dimulai dengan aktivitas sederhana.
Terkait Sehat Gizi, misalnya, sekolah dapat mengembangkan beberapa aktivitas seperti meningkatkan pemahaman gizi seimbang, pembiasaan makan dan minum dengan gizi seimbang termasuk minum air putih, makan buah dan sayur setiap hari, menghindari/mengurangi konsumsi makanan cepat saji; berpemanis, berpengawet, kurang serat, tinggi gula, garam dan lemak, serta pembinaan kantin sehat.
Terkait Sehat Fisik, sekolah dapat memasilitasi peserta didik melakukan senam kesegaran jasmani (SKJ) atau senam kreasi lainnya, peregangan pada pergantian jam pelajaran, optimalisasi lompat, lari, lempar, dan loncat melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional pada jam istirahat, optimalisasi intrakurikuler dan ekstrakurikuler olahraga, pembiasaan jalan kaki, serta Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI).
Sedangkan untuk Sehat Imunisasi dapat dimulai dengan memeriksa riwayat imunisasi berdasarkan data dari fasilitas pelayanan Kesehatan, memberikan rekomendasi pada orang tua atau wali agar melengkapi imunisasi anaknya, serta melaksanakan imunisasi dasar lengkap bagi anak usia sekolah.
Untuk menjaga keberlanjutan kampanye, sekolah didorong untuk merancang program pembiasaan yang dimulai dari kegiatan sederhana, misalnya pembiasaan minum air putih minimal dua gelas sehari selama kegiatan sekolah, program makan/sarapan bersama di sekolah, termasuk makan buah/sayur minimal 1 x seminggu, peregangan minimal 1 kali saat pergantian jam pembelajaran, senam kesegaran jasmani atau senam kreasi lainnya 1 kali seminggu, serta mendukung Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Agar tidak membebani guru maupun peserta didik, beragam aktivitas tersebut dintegrasikan ke dalam pembelajaran (intrakurikuler), kokurikuler melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, ekstrakurikuler, pembiasaan, dan kegiatan yang bersifat insidentil seperti jalan sehat, lomba, festival.
“Kami ingin Sekolah Sehat ini menjadi sebuah gerakan yang masif dan inklusif, tidak boleh ada sekolah yang merasa tertinggal,” ujarnya.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 1848 kali |
Duta SMA Nasional 2023 Shafiqa Azwa Hafiza Peduli Literasi dan Bahasa Isyarat
Lantar Maulana Anugerah Daiva Duta SMA Nasional 2023 Prihatin dengan Maraknya Kekerasan di Kalangan Pelajar
VANIA PUTRI ARFANDA KURNIA DUTA SMA NASIONAL BERBAKAT 2023 Menggali Potensi Meraih Prestasi
Muhammad Iqbal Raihan Siswa SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA Matematika Adalah Solusi