Seyogyanya ilmu pengetahuan memberikan manfaat untuk kehidupan manusia dan keseimbangan alam semesta. Seperti yang dilakukan Abdul Mueez, peserta ISPrO 2015 bidang Teknologi asal Pakistan. Remaja berbakat ini menciptakan Mines Detecting Drone. Sebuah drone atau mini kopter yang dilengkapi pendeteksi ranjau.
Karyanya ini terispirasi dari banyaknya korban ranjau darat di seluruh dunia. Dalam risetnya, ada lebih dari 100 juta ranjau darat di lebih dari 70 negara. Ironisnya, jumlah ini kian bertambah. Menurut Abdul dari beberapa sumber yang ia dapatkan, ada 5 juta ranjau darat baru yang ditanamkan setiap tahunnya.
Pada negara-negara maju, persoalan ranjau mungkin bukan masalah besar, karena daerah mereka telah tereksplorasi dan tumbuh menjadi perkotaan. Namun di negara tertinggal dan negara berkembang yang sebagian lahannya masih belum terurusi masalah ranjau ini sangat memprihatinkan. Terutama pada negara bekas konflik atau yang sedang konflik. Mereka membutuhkan perluasan lahan yang digunakan untuk pertanian dan pemanfaatan lainnya. Saat membuka lahan tersebut acap kali warga sipil yang tidak memiliki pelatihan khusus mengatasi ranjau darat menjadi korban. "Akibatnya, warga sipil yang tidak bersalah terus menderita meskipun konflik (perang) di negaranya sudah lama berakhir," papar Abdul.
Diperhitungkan sebanyak 26 ribu orang terbunuh setiap tahunnya karena ranjau darat. Yang lebih memprihatinkan kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang sedang bermain di sebuah lahan terbuka.
Metode lama yang digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah alat pendeteksi metal yang juga mampu mendeteksi keberadaan ranjau darat. Prajurit terlatih menggunakan alat pendeteksi ranjau untuk menyapu lahan dari ranjau-ranjau tersebut.
Dari latar belakang itu, Abdul menciptakan drone pendeteksi ranjau. Sistem kerjanya sederhana. Drone akan terbang mengitari lahan yang diduga ditanami ranjau. Ketika mendeteksi adanya ranjau, alarmnya akan berbunyi. Selanjutnya, titik-titik yang terdapat ranjau bisa ditandai dan kemudian dilakukan tindakan pembersihan. Abdul berharap tidak ada lagi tangisan anak-anak dan korban ranjau yang menderita karena kehilangan anggota tubuhnya atau kehilangan keluarganya. (Bismar / foto Bayu)
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 488 kali |