Sebanyak 12 orang peserta didik SMA dan SMK akan bertolak ke Jepang untuk mengikuti program Tokyo Metropolitan Board of Education (TMBoE). Program ini merupakan program kerja sama antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Tokyo Metropolitan Board of Education (TMBoE).
Program yang ditawarkan oleh TMBoE terdiri atas dua skema, yaitu program outbound (siswa Tokyo ke Indonesia) dan program inbound (siswa Indonesia ke Tokyo, Jepang). Program ini merupakan ikhtiar pemerintah Indonesia dan Jepang untuk mempererat persahabatan di antara kedua negara melalui pendidikan.
Program inbound akan dilaksanakan 18 s.d. 25 November 2023 di Tokyo, Jepang. Nantinya, delegasi dari Indonesia akan berkunjung ke SMA di Jepang untuk bertukar pengetahuan budaya masing-masing negara, diskusi, bertukar wawasan dengan siswa Jepang, dan merasakan kebudayaan di Jepang dengan mengunjungi tempat-tempat budaya.
Untuk membekali para peserta, yang bertolak ke Negeri Sakura, Direktorat SMA menggelar kegiatan bertajuk Predeparture TMBoE yang diselenggarakan di Hotel Grand Whiz Points, Jakarta, 16-18 November 2023. Melalui kegiatan ini para peserta mendapatkan banyak pengetahuan untuk menjalani program TMBoE. Salah satu pemateri dalam kegiatan departure TMBoE adalah dr Vivid F Argarini. Di hadapan peserta, dr Vivid memberi materi tentang motivasi program student exchange.
Pemateri lain, yakni Teuku Omar Tama Aldrian, peserta Sakura Science High School Program. Pada sesi tersebut, Omar berbagi pengalamannya saat mengikuti program ke Jepang. Sesi berikutnya, acara diisi dengan pengenalan Bahasa Jepang yang disampaikan Aprilya Eka Putri Dwi Mutiara.
Plt Direktur SMA Kemendikbudristek Winer Jihad Akbar dalam sambutannya yang disampaikan Kasubag TU Budi Suprapto berpesan, selama di Jepang, para peserta diharapkan menjaga nama baik Indonesia.
“Kalian berkunjung ke sana (Jepang) bukan atas nama pribadi, melainkan membawa nama bangsa. Oleh karena itu, selama di dalam kunjungan, jaga nama baik bangsa kita. Hargai budaya lokal. Kalian harus tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak,” ujarnya.
Hal yang tak kalah penting, para siswa harus tetap menjaga kesehatan, “Suhu di sana lebih dingin. Jaga Kesehatan fisik. Bila perlu, bawa bekal obat-obatan,” imbuhnya.
Sementara itu penanggungjawab program TMBoE Windu Astuti menerangkan, TMBoe merupakan program yang digelar untuk kali pertama. Para peserta dengan tiga orang pendamping diberangkatkan pada Sabtu malam, 18 November dan akan berada di Jepang selama satu pekan.
Dikatakan Windu, selama dalam kunjungan para peserta akan berkunjung ke tiga sekolah. Selain itu, mereka juga berkesempatan mengunjungi atase kebudayaan di sana.
“Para peserta akan memperoleh pengalaman yang tak akan didapat sebelumnya. Di sana mereka akan berinteraksi dengan siswa lintas negara, meningkatkan pengetahuan, dan saling mengenal budaya masing-masing. Yang menarik, para peserta juga akan memperkenalkan sejumlah permainan tradisional Indonesia kepada siswa Jepang,” ujarnya.
Dia menambahkan, para peserta juga diminta mempresentasikan soal isu pemanasan global yang saat ini sudah menjadi isu internasional, “Mereka akan menyampaikan solusi alternatif dalam rangka mencegah terjadinya pemanasan global,” terang Windu.
Windu berpesan agar selama di Jepang para peserta tetap bersemangat dalam mengikuti program TMBoE, “Ini kesempatan langka. Tidak semua siswa mendapat kesempatan emas seperti ini,” ujarnya.
Para peserta didik yang mengikuti program TMBoE, adalah mereka yang terpilih berdasarkan kriteria yang diterapkan Kemendikbudristek. “Umumnya, yang terpilih adalah mereka yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan Jepang, serta memiliki keterampilan di bidang seni, seperti menyanyi dan menari,” kata Windu.
Para peserta didik SMA yang berkesempatan mengikuti program TMBoE, menyampaikan kesan senada bahwa program ini sangat bermanfaat bagi mereka. Hal ini seperti disampaikan Made Indira Pradnya Paramita. Menurutnya, menjadi salah satu peserta TMBoE adalah pengalaman yang tak akan terlupakan.
Peserta lain, Reavant Arvandho Subekti mengaku bersyukur akhirnya berkesempatan mengunjungi Jepang. Baginya, Jepang adalah negeri yang menjadi impiannya. Hal senada diungkapkan Fahry Dzaky Dwianada, siswa SMAN 6 Depok, Jawa Barat. Dia tak menyangka jika dirinya terpilih menjadi salah satu peserta. “Mengikuti TMBoE, berarti menambah pengalaman dan memperoleh teman baru. Pokoknya seru,” ujarnya.
Nabil Annasai Yusuf, peserta dari SMAN 7 Bekasi Jawa Barat mengaku senang bisa terpilih menjadi peserta TMBoE, “Saat diberitahu saya terpilih, saya bilang ‘wow’ karena saking senangnya,” ungkapnya.
Peserta lain, Nararya Zuhdi Parabhawa dari SMAN 61 Jakarta Timur mengajak teman-teman sesama siswa/siswi SMA agar melatih kemampuan berbahasa asing. Menurutnya, dia terpilih dalam program ini, salah satunya karena memiliki keterampilan dalam berbahasa asing.
Demikian juga yang disampaikan, Anindita Kushala Pangarso, dari SMAN 6 Depok, Jawa Barat. Dia mengatakan bahwa kemampuan berbahasa akan sangat bermanfaat, terlebih dalam menghadapi era globalisasi seperti saat ini.***
Penulis |  :  | Erik |
Editor |  :  | Pokja Publikasi, Komunikasi dan Advokasi |
Dilihat |  :  | 4838 kali |
Penyelarasan Kebijakan Dana Alokasi Khusus 2023 dengan Kabupaten Kota di Papua
Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka PTM SMA 100% yang dilaksakan di Kota Cirebon