Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad Waspadai 4 Ancaman bagi Generasi Milenial

Para peserta Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) 2018 mendapat kesempatan berharga saat mengikuti pengarahan dari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad. Sebelum meresmikan kegiatan KKP yang diselenggarakan di Padjadjaran Suite, Bogor, Dirjen memberikan bekal berharga bagi para peserta generasi milenial ini. 

Mengawali arahan, Dirjen menyatakan bahwa KKP merupakan wadah bagi para peserta untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama siswa SMA yang merupakan perwakilan dari SMA terbaik se-Indonesia. “Adik-adik hidup di masa yang berbeda dengan ketika saya dan generasi saya hidup dulu. Tantangan berbeda, ancaman berbeda, peluang juga berbeda. Adik-adik hidup di masa yang mungkin tidak pernah dibayangkan ketika saya dulu memulai karier dari bawah. Yang terjadi sekarang dan yang akan datang bisa juah berbeda,” ujar Hamid Muhammad.

Tantangan masa depan, lanjut Dirjen, sudah ada di depan mata dan sudah bisa dirasakan. “Mulai dari lingkungan berubah, fisik berubah termasuk global warming adalah sesuatu yang nyata. Walaupun ada yang mengatakan itu politik, tapi perubahan bisa kita rasakan. Iklim di tropis berubah, kapan musim hujan dan musim panas sudah tidak bisa diprediksi. Di wilayah subtropis, perubahan terjadi luar biasa. Salju biasanya Februari, di beberapa tempat sampai April masih salju, lingkungan fisik dan hidup kita berubah,” katanya. 

Pun demikian dengan bidang ekonomi, perubahan sudah terjadi. Menurut Dirjen, ekonomi dunia kekuatan terbesar AS, Jepang, dan Eropa sekarang mulai bergeser ke China. “Mungkin 10-20 tahun lagi menjadi kekuatan ekonomi terbesar dunia. Indonesia juga akan naik tingkat, sekarang peringkat 16 dan pada 2035, proyeksinya menjadi peringkat 4. Ini tantangan sekaligus peluang,” paparnya.

Dalam bidang teknologi informasi, menurut Dirjen, saat ini yang hangat diperbincangkan adalah disruption. Pada era revolusi industri 4.0, otomatisasi akan menguasai kehidupan. Orang tidak akan menggunakan manusia karena dianggap tidak efisien dan lebih memilih robot. “Kita juga akan tergantung konektivitas dan segala sesuatu bergantung pada internet (internet of things),” ujar Hamid.

Waspadai Ancaman

Meski demikian, Dirjen menegaskan, jangan lupa bahwa tantangan tersebut juga menjadi peluang. Peluang ini bisa dijadikan “kendaraan” masa depan. “Tapi ingat ada ancaman di sekitar kita. Apa itu? Kekerasan, stop bullying dan melakukan hal yang tidak bermanfaat di sekolah. “Tidak ada kekerasaan yang menghasilkan yang baik. Ingatkan teman-teman jangan lagi melakukan kekerasan,” tegas Dirjen.

Ancaman kedua, lanjut Dirjen, adalah persoalan narkoba. “Narkoba bisa masuk baik dari yang bisa kita lihat maupun tanpa kita tahu. Perhatikan ancaman ini, sekali masuk ke badan kita maka badan kita susah melepaskannya,” ujar Dirjen yang juga mengatakan, penyalahgunaan narkoba diawali dari kebiasaan merokok. “Makanya dilarang bagi siswa dan guru, karena merokok menjadi pintu masuk narkoba.”

Ancaman ketiga, pornografi. Menurut Dirjen, saat ini tidak ada yang bisa melarang dan mengakses internet. Hanya kesadaran diri sendiri yang mampu mencegahnya. “Jika dulu (mengakses konten pornografi) mencari, tapi sekarang dikirim orang. Hanya adik-adik sendiri yang bisa menyaringnya,”  jelas Dirjen.

Ancaman keempat adalah aliran radikal. Untuk hal ini, Dirjen berpesan agar peserta KKP harus berhati-hati dengan ideologi radikalisme yang bisa merusak masa depan. “Jadi tolong 4 ancaman ini harus diwaspadai, kalian akan berlayar dalam gelombang kehidupan,” tegas Dirjen yang menambahkan, untuk menghadapinya generasi muda harus memperkuat karakter diri, karakter kinerja, dan karakter kebangsaan.

“Selain itu adik-adik  juga harus memiliki 4C, yakni critical thinking, creativity, collaboration, dan Communication,”  pesan Dirjen. (AM)