Guna menjaring bakat-bakat terbaik di bidang sains, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap tahunnya melaksanakan Seleksi Olimpiade Sains tingkat Provinsi (OSP). Dan untuk pelaksanaan tahun ini OSP dilaksanakan serentak di 34 provinsi pada tanggal 17-19 Maret 2015.
Total, sebanyak 14.624 siswa berkompetisi menjadi yang terbaik dalam seleksi sains tingkat provinsi ini. Para siswa ini akan berkompetisi dalam 9 (sembilan) bidang sains ; Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi, Kebumian (Geo Sains), dan Geografi. Mereka yang lolos dalam tahapan inilah yang nantinya akan maju sebagai wakil dari provinsinya masing-masing di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN).
Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar Ph.D berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan budaya kompetisi yang sehat, sekaligus menambah wawasan dan penguasaan para siswa dalam bidang sains. Kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dengan perguruan tinggi sangat dibutuhkan, terutama dalam hal pembinaan, sehingga dapat menghasilkan bakat-bakat terbaik. Karena itulah tahapan kegiatan olimpiade dilakukan melalui proses seleksi berjenjang mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional, hingga internasional. "Tujuan kegiatan ini untuk memfasilitasi dan menjaring siswa SMA yang memiliki potensi serta bakat dan minat dalam bidang sains.
Kasubdit Kelembagaan dan Peserta Didik, Suharlan SH, MM menambahkan, tahun ini semangat dan antusias peserta mengikuti seleksi di setiap kabupaten/kota lebih meningkat dibandingkan tahun lalu, sehingga sehingga kuota peserta untuk mengikuti OSN pun turut bertambah. Ini merupakan hasil dari pembinaan dan pencarian bibit-bibit unggul dalam sains yang terus dilakukan secara berjenjang.
OSP, selain untuk menjaring lebih banyak lagi bakat yang tersebar di seluruh Indonesia, juga memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa sesuai bakat masing-masing. Melalui proses seleksi berjenjang ini, mereka yang nantinya tampil di OSN tentunya sudah melalui semua tahapan dengan mekanisme dan sistem yang jelas. Mereka yang maju adalah yang terbaik, bukan soal juara atau tidak. Sebagai wahana uji kemampuan sains, tahapan seleksi baik itu tingkat sekolah, kabupaten/kota, atau provinsi bukan semata diukur dari raihan medali.
Lebih lanjut Suharlan menambahkan, melalui kegiatan ini diharapkan bisa terbangun atmosfer kompetensi, sehingga ke depannya sains menjadi bidang yang semakin diminati siswa. Kompetisi semacam OSN ini juga secara tidak langsung memberi pelajaran tentang nilai-nilai dasar karakter dimana siswa dituntut untuk jujur, sportif, dan yakin akan kemampuan diri sendiri. Karakter seperti inilah yang dibutuhkan bangsa ini untuk maju dan diakui dunia.
Berkaitan dengan sistem pembinaan dan seleksi berjenjang, para siswa yang berkompetisi di ajang OSP ini adalah mereka yang lolos dalam seleksi olimpiade sains tingkat kabupaten/kota pada 11 Februari 2015. Dari OSP ini mereka kemudian akan diseleksi menjadi duta kebanggaan provinsi masing-masing di event OSN yang akan berlangsung di Yogyakarta, 18 Mei 2015. Dan, selanjutnya mereka yang lolos dari kompetisi OSN, akan diseleksi lagi melalui pembinaan bertahap untuk mewakili Indonesia di ajang olimpiade sains tingkat internasional.
Merekalah generasi terpilih yang akan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 280 kali |