International Biology Olympiad (IBO) ke - 29 yang berlangsung di Teheran, Iran, 15-22 Juli 2018 telah berakhir. Indonesia yang diwakili 4 siswa berhasil membawa pulang 4 medali perak. Kompetisi International yang diikuti oleh 265 peserta dari 78 negara, merupakan ajang kompetisi bagi pelajar setingkat sekolah menengah di bawah usia 20 tahun dari seluruh dunia yang meliputi tes teori dan praktikum.
Keempat siswa peraih medali perak tersebut adalah ; Syailendra Karuna Sugito (Siswa Kelas XII, SMA Semesta BBS Semarang, Jawa Tengah); Silingga Metta Jauhari (Siswa Kelas XII, SMAN 8 DKI Jakarta); Samuel Kevin Pasaribu (Siswa Kelas XI, SMA Unggul Del, Sumatera Utara); Aditya David Wirawan (Siswa Kelas X, SMAK 1 Petra Surabaya, Jawa Timur).
Para siswa mengerjakan 4 topik praktikum selama masing-masing 1,5 jam yaitu Biologi Tumbuhan, Biokimia dan Biologi Molekuler, Biologi Hewan, Ekologi dan Evolusi Mikroba. Selain itu, para siswa juga harus menyelesaikan dua set soal teori menggunakan komputer dengan total waktu pengerjaan selama 6 jam. Seluruh tes dilakukan di Shahid Beheshti University, Teheran.
Indonesia sendiri hanya bisa berpuas dengan 4 medali perak di tahun ini, setelah sebelumnya selama 5 tahun berturut-turut kita selalu tradisi emas. "Karena memang kompetisi tahun ini bisa dianggap jauh lebih berat tingkat kesulitannya. Penjurian juga semakin diperketat. Selain itu, kondisi cuaca yang panas dan kering di Teheran turut menjadi tantangan tersendiri bagi siswa dan pendamping. Kita sudah berusaha dengan maksimal. Semoga Tim Olimpiade Biologi Indonesia senantiasa mengukir prestasi yang lebih baik di masa yang akan datang." Terang Ahmad Faizal dari SITH (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati) ITB selaku pembina.
Silingga Metta Jauhari, siswa SMAN 8 DKI Jakarta bahkan sempat jatuh sakit saat tiba di Iran. Sempat bertahan dengan kekuatan seadanya saat ujian praktikum, lalu memaksakan diri setelah sehari dirawat di rumah sakit untuk ujian teori di hari selanjutnya. "Saya sudah pesimis, karena sadar kondisi tubuh yang kurang maksimal memungkinkan saya untuk membuat kesalahan. Tapi rasanya begitu haru, ketika nama saya dipanggil mendapatkan medali perak. Ternyata perjuangan saya untuk tidak menyerah masih membuahkan hasil," ucapnya.
Kedatangan delegasi Indonesia, Senin (23/07) disambut langsung oleh Direktur Pembinaan SMA Purwadi Sutanto, dengan pengalungan bunga. "Mereka luar biasa, apapun hasil yang mereka dapatkan adalah kabanggaan bagi Indonesia, sangat patut diapresiasi. Tim Biologi kita memang ada pasang surut, laporan yang saya terima bahwa kompetisi yang kali ini memang jauh lebih rumit. Sempat beberapa kali ganti sistem juga di last minute pelaksanaan. Mungkin kedepannya kita harus tingkatkan lagi metode pelatihan kita, mulai teori, praktek juga pelatihan mental", sambut Purwadi dengan bangga.
Teks : Syarifah
Foto : Panji Diksana
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | whika |
Dilihat |  :  | 402 kali |
Mengukuhkan Pemuda dalam Pendidikan Duta SMA Berperan Aktif pada Upacara Hari Pendidikan Nasional 2024
BDR menjadi tatanan baru dalam penyelenggaraan pendidikan kita termasuk di tingkat sekolah menengah atas Winner Jihad Akbar Koordinator Bidang Tata Kelola