Tim Indonesia keluar sebagai juara umum dalam kompetisi penelitian ilmiah remaja tingkat internasional yang pertama kalinya diadakan di Indonesia, International Science Project Olympiad (ISPrO) 2013. Kontingen Indonesia sukses menyabet 6 medali emas, 4 perak dan 4 perunggu lingkungan yang diumumkan pada penutupan ISPrO yang berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (24/05).
Enam medali emas berhasil ditorehkan oleh pasangan Angela Lois Iskandar dan Regina Palma Pranata (SMA Santa Laurensia Serpong), Vania Erriza dan Shafira Raudya Aidina (SMA Semesta Semarang), Allice Fajri C.S dan Primananda Rahmalida (SMAN 3 Semarang), Amelia Nugrahaningrum dan Krisnanto Wibowo (SMAN 1 Jogjakarta), Jeni Purnamawati dan Queen Votka Rosady (SMK Boedi Oetomo 2 Gandrangmangu, cilacap), serta Jeffry Wicaksana dan Sheren Devina Soenario (SMA Santa Laurensia Serpong). Negara lain yang meraih medali emas adalah dari Macedonia, Belarus, dan Tajikistan.
Penyerahan medali emas ini dilakukan langsung oleh Wamendikbud Musliar Kasim mewakili Mendikbud Mohammad Nuh. Dalam sambutannya tertulisnya, Mendikbud mengatakan lomba ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kebiasaan penelitian di kalangan akademisi. "Peneliti di Indonesia masih relatif rendah. Bisa dilihat dari jumlah doktornya yang belum banyak, ke depan Kemendikbud akan memperluas gaung pelaksanaan ISPrO, agar mendapat pengakuan luas dari komunitas peneliti dunia," jelasnya.
Muhammad Nuh juga menegaskan jika kontes ISPrO ini menggunakan pendekatan proyek penelitian yang ramah lingkungan. Bukan seperti olimpiade yang menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan tertulis seperti ujian nasional. Peningkatan budaya meneliti ini sejalan dengan penerapan kurikulum baru 2013. Jika sejak SD, para murid sudah dibiasakan dengan aktifitas penelitian. Diantaranya adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena alam di sekitar sekolah.
ISPrO 2013 merupakan kerjasama antara Kemendikbud dengan Pasific Countries Social and Economic Solidarity Association Indonesia (PASIAD) dan diikuti oleh 270 peserta dari 24 negara. Selain Indonesia ada Macedonia, Belarus, Tajikistan, Kyrgyzstan, Bosnia and Herzegovina, Azerbaijan, Filiphina, Tajikistan, Moldova, dan Turki. Kemudian juga ada Pakistan, Kazakhstan, Turkmenistan, Malaysia, Kamboja, Myanmar, Thailand, Madagaskar, dan Bangladesh.
Dirjen Dikmen, Hamid Muhammad Ph.D mengapresiasi seluruh peserta dari berbagai negara yang antusias mengikuti ajang itu. Ia juga mengapresiasi pelajar Indonesia yang mampu berlomba dengan sangat baik sehingga mampu meraih juara umum. Selain itu, ketertarikan peserta asing dapat menjadi promosi Indonesia di forum internasional mengingat budaya Indonesia yang menarik, unik, dan kaya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Harris Iskandar Ph.D mendapat respon positif dari negara-negara peserta yang mengikuti perhelatan ini, mereka mengaku dilayani dengan sangat baik di Indonesia. "Penyelenggaraan yang kita laksanakan berjalan baik dan mendapat apresiasi serta pujian," ujarnya.
Sementara itu, Kasubdit Kelembagaan dan Peserta Didik, Suharlan SH, MM menegaskan, terkait dengan beragam olimpiade internasional yang diikuti peserta Indonesia, Kemdikbud dalam hal ini Direktorat Pembinaan SMA, Subdit Kelembagaan dan Peserta Didik, akan selalu meningkatkan metode pembinaan kepada para siswa agar prestasi mereka terus meningkat dari tahun ke tahun. “Kemenangan ini bukan berarti karena tim Indonesia semata-mata menjadi tuan rumah, namun pada kenyataannya para siswa Indonesia yang terlibat di ajang tersebut telah melaui proses seleksi yang ketat. Dari hasil penilaian dan tanya jawab saat penjurian, terlihat siswa-siswa Indonesia menguasai materi, tangkas dalam menjawab, melakukan penelitian yang sesuai dengan temanya yaitu lingkungan. Selamat menjadi juara umum dan terus tingkatkan prestasi. " Ujar Suharlan SH, MM
Penulis |
 :  |
|
Editor |
 :  |
|
Dilihat |
 :  |
696 kali |