Prestasi ini sedikit meningkat jika dibanding keikutsertaan Indonesia dalam IOI sebelumnya di Milan, Italia, dimana tim Indonesia kala itu meraih 1 medali perak dan 3 medali perunggu. Hasil dua medali perak dan dua medali perunggu ini cukup membanggakan, meskipun tidak berhasil meraih medali emas, perolehan empat medali ini mengulang sukses Indonesia di IOI 2007, 2008, 2012 yang kala itu juga meraih 4 medali penuh.Nilai tertinggi dalam kompetisi ini (absolute winner) diraih oleh Lijie Chen dari China yang berhasil mengumpulkan nilai 569 pada dua hari pertandingan.
Bagi Nathan hasli ini merupakan medali perak keduanya, setahal tahun lalu juga berhasil meraih medali perak, sedangkan bagi Irvin merali perak ini adalah peningkatan yang cukup bagus dari perolehannya di tahun lalu, dimana dia memperoleh medali perunggu. Bagi Ammar Fathin dan Stefano Chiesa meski IOI kali ini adalah kesempatan pertama tapi dapat memberikan hasil yang cukup membanggakan dengan meraih merali perunggu. Khusus bagi Stefano Chiesa masih memiliki kesempatan untuk bertanding di IOI tahun depan jika masih bisa meningkatkan atau mempertahankan kemampuannya.
Secara umum, penyelenggaraan IOI di Brisbane, Australia ini berjalan dengan lancar. Meski sempat terjadi kendala teknis pada hari pertama kompetisi, namun permasalah tersebut dapat diatasi dengan baik. Dengan demikian dalam tujuh belas kali keikutsertaan TOKI di ajang IOI sejak tahun 1995 hingga 2013, secara keseluruhan 42 medali telah berhasil dikumpulkan yang terdiri dari 2 Medali Emas, 16 Medali Perak dan 24 Medali Perunggu. Tercatat hanya di tahun 1996 dan 1999, Indonesia gagal meraih medali. Sedangkan di tahun 2003, Indonesia gagal bertanding ketika IOI dilaksanakan di Kenosha, Amerika Serikat karena masalah visa.
Apapun yang telah dihasilkan dalam kompetisi kali ini kita patut berbangga dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk semangat, perjuangan dan juga pengorbanan yang telah dilakukan oleh para siswa, pembina dan pihak Departemen Pendidikan Nasional yang telah bekerja keras dalam mengupayakan segala usaha untuk dapat meraih hasil yang maksimal demi mengharumkan nama baik bangsa dan negara dalam ajang kompetisi tingkat dunia di bidang informatika ini.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan, doa dan restu dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia sehingga segala persiapan dapat berjalan dengan baik, dan para siswa mampu berlomba secara maksimal tanpa kendala yang berarti. Rombongan Tim Indonesia akan tiba kembali ke tanah air pada hari Minggu, 14 Juli 2013 pada pukul 18:35 WIB di Bandar Udara International Soekarno Hatta – Jakarta dengan menumpang pesawat Qantas Airlaines QF 41 dari Australia.