#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Ini Penyebab Kalah Argumen dalam Berdebat

#

Perhelatan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) 2019 nasional tingkat SMA masih berlangsung di SMA Islam Terpadu Ukhuwah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sebanyak 102 peserta debat dari 34 provinsi menjalankan sesi debat dalam lima ronde untuk melaju ke babak enambelas besar pada lusa.

 

Di sela kegiatan LDBI, Ketua Dewan Juri LDBI Rachmat Nurcahyo mengatakan, untuk memenangkan debat, seorang pendebat, harus bisa memberikan argumen yang baik kepada lawan. Sebab argumentasi, kata Rachmat, menjadi salah satu faktor penentu kemenenangan, selain kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking yang harus dikuasai.

Untuk memberikan argumen yang baik, Rachmat menjelaskan, ia juga harus mampu merespons dengan baik pula.

Agar dapat memberi respons, maka peserta debat harus memahami terlebih dahulu pesan apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicaranya. Karena, kata Rachmat, rata-rata peserta debat tidak memahami kasus secara komprehensif. Penyebabnya adalah karena ia tidak mendengarkan lawan dengan baik.

 

"Debat itu 70% mendengar dan 30% bicara. Setelah mendengarkan lawan, baru kita memberikan respons," kata Rachmat, di Banjarmasin, pada Jumat, 16 Agustus 2019.

 

Namun, kemampuan mendengarkan ini, kata Rachmat, melemah ketika proses debat berjalan. Apalagi, jika dalam proses tersebut muncul adanya kasus-kasus baru. Maka, kata Rachmat, meski dimanika dalam debat itu berjalan cepat, peserta debat tetap kemampuan mendengar lawan bicara itu harus tetap dipertahankan.

 

"Kita memperdebatkan kasus lawan bukan kasus kita sendiri. Jadi, kalau tanpa memiliki respons yang baik, tidak mungkin kita menjadi pendebat yang baik. Maka, memahami kasus itu dengan cara mendengarkan dahulu maunya mereka apa, kemudian kita lawan," kata Rachmat.

 

Setelah memahami apa yang disampaikan oleh pihak lawan, Rachmat melanjutkan, kemudian peserta debat dapat menegasikannya.

 

"Kalau skill lainnya itu tuntutan normatif, misalnya bisa berbicara baik. Tapi, kasus inilah (mendengarkan) yang sering terjadi, bahwa debaters itu kurang mampu memahami kasus yang disampaikan oleh lawan. Itu sering sekali," kata Rachmat.

Terkait dengan kelemahan dalam mendengarkan lawan bicara yang bisa berakibat adanya kegagalan dalam memahami, kata Rachmat, bisa dilatih dan dipelajari.

 

Cara melatihnya adalah dengan terus mengikuti ajang debat dan belajar memahami pesan apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicara. Sebab, kata Rachmat, pengalaman inilah yang juga pernah dialami oleh para juara debat nasional dan internasional.

Penulis  : 
Editor  :  l0wtun3
Dilihat  :  913 kali


#
10-Sep-2024

5 Hari Lagi Registrasi TANOS 2024 Akan Ditutup

#
08-May-2024

PEMBANGUNAN BANGSA OLEH PEMUDA YANG MEMIMPIN LITERASI DIGITAL

#
21-Jun-2022

Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka

#
05-Dec-2019

Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019