Babak pre-eliminasi NSDC yang berlangsung 5 ronde akhirnya meloloskan 16 tim terbaik. Tim Jawa Tengah yang diwakili Aditya Manggala, Arfa Shaha Syahrulfath, dan Leonardus Hans Sebastian, berhasil memborong 5 kemenangan. Tim Jawa Tengah mengalahkan Gorontalo, Riau, Yogyakarta, dan DKI Jakarta pada ronde 1-4, dan sukses menaklukan Sulawesi Selatan dalam "Big Match" yang mengangkat mosi "The interests of the Sudanese Protesters to Have Rejected the Power-sharing Deal".
Ketatnya persaingan peserta NSDC tahun ini tak lepas dari upaya penyelenggara yang berusaha untuk terus meningkatkan mutu kompetisi.
Ketua Adjudicators, Muhammad Haikal Satria mengatakan bahwa pihaknya sejak awal telah memberi arahan kepada para peserta seputar kompetisi yang bertujuan untuk berprestasi di tingkat Internasional. "Para peserta dan adjudicators kami kumpulkan untuk membahas format WSDC seperti apa, penilaian di Sana seperti apa saja. Begitu juga untuk juri, cara penilaiannya seperti apa, kami juga memberitahu standard skor kepada para juri," jelas Haikal.
Haikal juga sangat optimis melihat perkembangan peserta NSDC dari tahun ke tahun.
"Kalau saya lihat sebenarnya kualitas peserta terus membaik.Dari tahun 2016, yang saya lihat kualitas debatnya lebih baik, entah karena ada pendebat tahun lalu yang balik lagi, atau gurunya yang sudah sering datang jadi bisa melatih lebih baik. Yang jelas kualitas debatnya lebih bagus, perlahan-lahan ada trend meningkat. Tantangan tahun ini bagi Adjudicators adalah mencari mosi yang belum dipakai sebelumnya," lanjut Haikal.
Adapun 15 Tim yang menemani Jawa Tengah melaju ke-16 besar adalah Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah,Riau,Kalimantan Timur, Lampung, Kalimantan Barat, Banten, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Aceh. Pada hari Minggu (18/8) para peserta akan melanjutkan kompetisi di babak octofinal, perempat final, dan semifinal.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | l0wtun3 |
Dilihat |  :  | 394 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019