Lega, itulah ekspresi yang tergambar dari sebagian besar siswa peserta Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2015 setelah karyanya dinilai oleh dewan juri di Airlangga Convention Centre, Kompleks C Universitas Airlangga, Rabu (14/10). Jika hari-hari sebelumnya suasana Airlangga Convention Centre riuh oleh suara siswa dan pendamping, saat penilaian suasana begitu hening. Para pendamping diminta berada di luar tempat pameran. Pintu masuk ke Airlangga Convention Centre juga ditutup rapat. Hanya panitia dan dewan juri saja yang diperkenankan di arena pameran.
Primas Diah Ayu Puspitasari dan Septiana Eka Mufliha siswi SMAN 7 Yogyakarta, misalnya, mengaku bebannya sudah lepas. Tim juri yang menilai mengaku karya mereka keren. "Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dewan juri sudah kami antisipasi. Argumentasi yang kita ajukan juga bisa diterima dengan baik oleh juri," ujar Primas ditemui usai dinilai dewan juri. Dalam OPSI 2015 mereka mengusung penelitian "Lignosorb" Pemanfaatan Lignin Sebagai Biosorben Perak (Ag) dan Tembaga (Cu) pada Limbah Electroplating di Kotagede.
Kelegaan juga tergurat di wajah siswi SMAN 3 Yogyakarta Quinita Maria Jose Noronha dan Sepvina Muktikasari. Quinita menuturkan, dewan juri meminta timnya untuk menjawab dengan bahasa Inggris. "Kami bersyukur permintaan dewan juri bisa kita penuhi. Tim kami memang sudah menyiapkan diri untuk menjawab pertanyaan dewan juri dalam bahasa Inggris," kata Quinita disambut anggukan Sepvina.
Bunga Rizki Ulfira dan Almira Balkies siswi SMAN 1 Langsa, Aceh juga berlega hati karena penelitian mereka diapresiasi dewan juri. Oleh dewan juri mereka diberi masukan agar melakukan penelitian langsung ke lapangan. "Ya dalam penelitian ini kami hanya meneliti secara literatur. Ke depannya kami memang berminat untuk meneliti ke lapangan secara langsung. Tentunya kami harus memikirkan dan mempersiapkan pendanaan karena butuh biaya tidak sedikit," ujar Almira.
Sebanyak 88 karya dari seluruh siswa peserta OPSI 2015 telah dinilai oleh dewan juri. Tentu dewan juri telah memilih terbaik dari yang terbaik. Bagi yang belum meraih juara jangan patah semangat. Penelitian para siswa harus terus dikembangkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Teks/Foto : Junianto Budi Setyawan/Hono Mustanto
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 235 kali |