#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

OSN 2013 Geografi Pertama Kali Dalam OSN

#

Tahun ini, pertama kalinya bidang studi Geografi dikompetisikan dalam Olimpiade Sains Nasional  (OSN). Meskipun baru pertama, sebenarnya Geografi tidak kalah pamor dibanding delapan bidang  lain yang telah lebih dulu masuk dalam agenda OSN. Sebelum ada dalam OSN pun bidang ini telah mencetak prestasi dunia di Olimpiade Geografi Internasional (IGEO) belum lama ini lewat raihan medali perak dan dinobatkan sebagai Best Paper  & Presentasi Poster.

Ke depan, dengan masuknya Geografi  dalam OSN  diharapkan bisa mendongkrak prestasi lebih luar biasa lagi. Untuk bidang Geografi,  pada OSN 2013 ini sebanyak 90 siswa dari 33 propinsi terpilih lewat proses seleksi yang ketat. Lomba hari pertama (4/9/2013) yang terdiri dari tes tertulis serta multimedia dan praktek laboratorium diadakan di SMAN 5 Bandung , Jalan Belitung No. 8. Hari kedua seluruh peserta diuji kemampuannya dalam analisa lapangan, juga di SMAN 5 Bandung, kemudian dilajutkan dengan kunjungan  ke Museum Geologi.

Di  SMAN 5 peserta dibagi dalam empat kelompok kelas untuk bergantian menghadapi rangkaian tes. Meskipun baru pertama berkompetisi di tingkat nasional, tidak terlihat sedikit juga keraguan dari seluruh peserta. Semua nampak optimis dan penuh semangat, karena lewat OSN inilah mereka berkesempatan untuk unjuk prestasi ke level yang lebih tinggi, internasional. 

Kesempatan ini juga yang sangat memotivasi semangat Lydya Chrisnawati dan sahabatnya Genta Chaerunisa, dari SMAN 2 Bekasi dalam OSN 2013 ini. “Semoga OSN ini bisa mewujudkan potensi anak-anak yang punya mental juara. Mereka yang juara tentunya benar-benar memiliki potensi besar untuk nantinya bersaing di pentas internasional,” ujar Lydya. “Semoga pemerintah selalu mendukung anak-anak seperti kita untuk terus maju,” sahut Genta.

Bukan hanya Lydya dan Genta. Puluhan siswa lainnya dalam OSN 2013 ini juga punya harapan yang sama. Bahkan ada  jutaan lainnya yang pada OSN berikutnya bakal membuktikan diri bisa menjadi yang terbaik di bidang Geografi, sepanjang dukungan dan kesempatan itu disediakan. OSN inilah salah satu wadahnya.

Geografi Bukan  Sebatas Pelajaran Sekolah
“Ya, kita jangan sampai tertinggal dari negara-negara lain. Di luar negeri kompetisi yang dikhususkan untuk Geografi sudah lama ada. Jadi,  wadah bagi anak-anak yang memiliki kemampuan di bidang ini sudah ada,” jelas Drs. Joko Wiratmo, M.P. dari Prodi Meteorologi FITB-ITB , salah seorang tim  juri.

Maksud Joko, selama ini di  Indonesia orang hanya tahu Geografi  merupakan salah pelajaran sekolah. OSN menjadi salah satu cara untuk mengubah  paradigma tersebut. Sudah saatnya untuk mengembangkan kemampuan siswa di tingkat nasional untuk meningkatkan daya saing di kancah internasional. Bukan sekadar pelajaran di sekolah, bukan juga sebatas studi tentang peta.

Dalam keikutsertaan pertama di OSN 2013  ini tim juri menyeleksi tiga materi uji yang diberikan kepada peserta, yaitu ; tes tertulis, tes multimedia, dan tes lapangan. Karena baru pertama kali, beberapa peserta mengaku cukup kesulitan dalam melalui tahap tes tersebut, terutama untuk tes multimedia dan praktik laboratorium.

“Hambatannya, mungkin karena kami dari IPS kurang mendapat porsi pembelajaran praktek laboratorium, tidak sekompleks yang didapat siswa IPA. Jadi kami kurang terbiasa, dan sebisa mungkin menyelesaikan yang sederhana saja, “ jelas Lydya. Kesulitan menghadapi praktik laboratorium juga diakui peserta lain.

Kendala tersebut sepertinya dimaklumi oleh Ir. Samsul Bachri, M. Eng, Ph. D. dari Prodi Teknik Geodesi dan Geomatika FITB-ITB ,  koordinator juri bidang studi Geografi OSN 2013. “Sebagai lintas mayor, Geografi memang masuk ke sosial. Tapi sebenarnya kurang tepat juga bila geografi hanya masuk di kategori ilmu sosial. Karena secara mendasar Geografi terbagi menjadi dua ; Fisikal Geografi dan Sosial Geografi. Alangkah lebih baik  jika Geografi dikategorikan umum saja  seperti Bahasa Indonesia yang bisa masuk di IPS maupun IPA,” katanya.

Preston E. James, seorang ahli geografi, mengemukakan bahwa geografi merupakan induk dari ilmu pengetahuan, karena banyak ilmu pengetahuan yang dikaji selalu dimulai dari keadaan bumi. Nah, jadi memang sudah saatnya geografi muncul ke permukaan sebagai salah satu bidang studi yang tidak kalah pamornya. Lewat OSN 2013 inilah tekad tersebut lebih ditegaskan. Rin/Fins


Ir. Samsul Bachri, M. Eng, Ph. D.  (Koodinator Juri  Geologi)

Gunakan Kesempatan OSN Sebaik Mungkin

Masuknya Geografi mulai OSN 2013 tentunya menambah kesibukan Ir. Samsul bachri, M. Eng, Ph. D. dari Prodi Teknik Geodesi dan Geomatika FITB-ITB. Dalam perhelatan kompetisi sains ini ia dipercaya menjadi koordinator juri. Bagi Samsul tugas ini bisa dikatakan sebagai jawaban atas usaha kerasnya selama ini untuk mengangkat Geografi memiliki gengsi yang sama dengan ilmu pengetahuan lain. Salah satu upaya kerasnya telah membuahkan hasil membanggakan di pentas internasional, di mana kontingen Indonesia bimbingannya berhasil mempersembahkan medali  perak bagi bangsa tercinta ini.

“Saya berharap OSN ini akan membuat siswa lebih mencintai lagi Geografi,” kata Samsul.

Lanjutnya, di dunia internasional, kompetisi Geografi telah memasuki tahun ke-19. Dan, apresiasi pada bidang ini sungguh besar. Bila sebelumnya diadakan setiap dua tahun sekali, maka mulai tahun ini akan  berlangsung setiap tahun.  Untuk itulah maka para siswa terpilih yang ikut  dalam OSN harus benar-benar menggunakan kesempatan ini. Karena para juaranya nanti akan diseleksi untuk maju sebagai wakil Indonesia di Olimpiade Geografi Internasional.

Untuk sistem penjurian Samsul mengatakan Geografi memiliki bidang bahasan yang sangat luas sekali yang kemudian berkembang lagi menjadi  topik-topik, seperti ; climate & climate change, resources & resources management, geologi, mapping, dan masih banyak lagi. Peserta dituntut untuk menguasai semua topik yang ada dalam Geografi untuk menyelesaikan enam materi soal dari sekian banyak topik.

Di luar tes secara tertulis peserta  juga dituntut untuk trampil dalam pengamatan lingkungan baik fisik, sosial, dan binaan. Dan yang tak boleh diabaikan juga adalah kemampuan mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan, selain juga kemampuan analisa berbagai gejala geografis.

“Sederhananya itu, karena sebenarnya Geografi itu masih sangat luas sekali.  Namun pesan saya buat yang  hendak mengikuti OSN diharapkan lebih banyak lagi memperhatikan dan mencintai masalah kebumian.  Bukan hanya untuk yang ingin ikut OSN, tapi juga siswa pada umumnya. Karena Geografi akan meningkatkan pemahaman kita akan wawasan kebangsaan,” jabar Samsul lebih lanjut.
Satu lagi yang ditekankan Samsul, kemampuan Bahasa Inggris sangat penting dalam bidang Geografi. Karena dalam olimpiade, Geografi merupakan satu-satunya bidang studi yang mengharuskan menjalani  writing test dalam Bahasa Inggris, yang harus dijawab dengan Bahasa Inggris juga.

“Kemampuan Bahasa Inggris akan membuat peserta lebih cepat reaksinya dalam menjawab soal,” tutup Samsul. Rin/Fins

Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  267 kali