Pembaruan Aplikasi Erapor SMA Tahun 2021

20 Oktober 2021, Aplikasi Rapor Elektronik (eRapor) Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai dikembangkan oleh Direktorat SMA sejak tahun 2014. Pada awal pengembangannya, aplikasi tersebut mengacu pada struktur Kurikulum 2013 dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Sejak Kurikulum 2013 diterapkan pada pelaporan hasil belajar siswa, isu besar dan permasalahan yang paling sering dikeluhkan oleh guru adalah rumitnya proses penilaian dan pengadministrasiannya. Untuk itu, eRapor hadir sebagai salah satu alternatif solusi terhadap masalah tersebut. Pada awalnya, aplikasi ini hanya terbatas digunakan oleh satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013. Namun jumlahnya terus bertambah seiring dengan sosialisasi dan pendampingan yang dilakukan oleh Direktorat SMA. Sampai dengan saat ini tercatat pengguna aktif aplikasi eRapor SMA mencapai angka 5.740 satuan pendidikan, baik yang menggunakan Kurikulum 2013 maupun KTSP 2006.

Besarnya angka pengguna eRapor SMA bukan berarti dicapai tanpa adanya permasalahan  dan hambatan dalam penggunaan aplikasi tersebut. Aplikasi eRapor  perlu  menyesuaikan  dengan kebutuhan pengguna dan perubahan kebijakan dari pemerintah. Sistem Kredit Semester (SKS), mata pelajaran informatika, dan Kurikulum pada Kondisi Darurat merupakan contoh berbagai kebijakan yang telah disesuaikan ke dalam aplikasi eRapor SMA. Namun,  saat ini berbagai permasalahan lain juga muncul dan dirasakan oleh para pengguna, diantaranya aplikasi semakin berat untuk diakses terutama bagi sekolah-sekolah yang sejak awal pengembangan telah menggunakannya, dan diperlukannya fitur-fitur tambahan yang mempermudah pengguna dalam penyusunan laporan hasil belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut, Direktorat SMA perlu melakukan evaluasi dan merencanakan tindak lanjut pengembangan eRapor SMA melalui kegiatan workshop Pembaruan Aplikasi eRapor SMA Tahun 2021. Hal ini dilakukan sebagai bentuk layanan dan menjalankan tugas fasilitasi penyelenggaraan Bidang Penilaian SMA.

Agar penyelenggaraan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai yang direncanakan, perlu dibuat panduan kegiatan yang secara garis besar mencakup latar belakang, tujuan, struktur program, alur kegiatan dan penutup. Diharapkan panduan ini dapat menjadi acuan dan memandu narasumber, pembahas, moderator, panitia, dan peserta dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.

Semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini diharapkan dapat membangun komunikasi dan kerjasama yang harmonis dan menerapkan protokol kesehatan agar kegiatan ini dapat terlaksana dengan sehat, baik dan mencapai tujuan. Atas perhatian dan kerjasama semua pihak yang turut serta menyukseskan kegiatan ini diucapkan terima kasih.