Senin, 5 Oktober 2018, Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, dipenuhi siswa SMA/SMK berseragam pramuka perwakilan dari seluruh provinsi Indonesia. Mereka berkumpul untuk menghadiri upacara pembukaan Kemah Penguatan Pendidikan Karakter (KEPAK) 2018 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhajir Effendy, MAP.
Dalam sambutannya, Muhadjir Effendy mengatakan karakter memang menjadi isu utama dalam pendidikan kita akhir-akhir ini. Karakter merupakan cara berpikir, proses mental, dan perilaku yang menjadi ciri khas masing-masing individu. Menjadi pondasi yang harus dimiliki dibalik pengetahuan dan kecakapan seseorang. Karakter kolektif bangsa ini tercermin pada keadaan karakter sehari-hari bangsa .
Muhadjir melanjutkan, KEPAK merupakan salah satu investasi yang nantinya diharapkan bisa dipanen dengan hasil terbaik. Merupakan investasi generasi yang memiliki kemampuan kepemimpinan inovatif, kreatif dan mampu bekerja sama.
“Student today, leaders tomorrow, sekarang pelajar, besok pemimpin. Ini adalah medan kalian dalam melatih diri mengenal keragaman budaya dan kebiasaan berbeda yang dimiliki Indonesia. Keberagaman ini tidak boleh dipaksa menjadi sama, tapi harus dikelola dengan apa yang diisyaratkan dalam Trisatya dan Dasadharma Pramuka. Harapan kami semua, dari sini kalian bisa semakin menumbuhkan karakter rasa cinta tanah air, bekerja jujur dan penuh tanggung jawab, agar terwujudnya kader pemimpin yang unggul. Sehingga, negara yang besar ini, dengan pulau dan sumber dayanya yang melimpah bisa menjadi maju dan mendominasi.†Jelas Mendikbud.
KEPAK merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan potensi karakter siswa sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, mengaplikasikan wawasan kebangsaan, bela negara, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui kegiatan kepramukaaan, diharapkan peserta dapat membentengi diri dari pengaruh-pengaruh buruk yang bisa menggerogoti kebesaran bangsa. Kepramukaan menjadi salah satu wadah positif yang mampu menciptakan cikal bakal generasi produktif masa depan. Barisan generasi hebat berkarakter kuat yang memegang peran besar dalam mewujudkan Indonesia Emas 2040.
Kegiatan ini berlangsung selama 6 hari, diisi dengan berbagai kegiatan pelatihan dan pendidikan dari narasumber, tim pelatih dan fasilitator terkait penanggulangan narkotika, antisipasi padikalisme oleh BNPT, program peserta didik dari Direktorat Pembinaan SMA, game karakter, kewirusahawan, jelajah budaya dan pendidikan, serta pentas seni budaya daerah.
Turut hadir mendampingi Mendikbud, Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad Ph.D, Kepala Pusdiklatnas Kwarnas Prof. Dr. Suyatno, M.Pd dan segenap jajaran staf Direktorat Pembinaan SMA dan SMK.
Dalam laporannya saat pembukaan, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad, Ph.D, menjabarkan, bahwa usaha untuk mencetak generasi bangsa yang berkarakter menjadi tujuan utama dari pendidikan nasional.
Kegiatan kepramukaan diharapkan akan mencetak generasi bangsa yang berkarakter unggul. Kegiatan pendidikan yang berorientasi pada pelatihan dan pembinaan harus terus dilakukan. Terutama untuk mempersiapkan siswa menuju generasi emas yang cerdas, terampil, disiplin dan berjiwa Pancasila. "Setiap tahunnya kita berharap yang pulang dari sini nanti bisa menjadi pelopor perubahan karakter yang berwawasan, kreatif dan inovatif. Semakin tumbuh sikap bekerjasama, jujur, peduli, berpikir kritis dan positif, sehingga terbangun jiwa kepemimpinan dan silaturahmi antar siswa SMA untuk memperkokoh kesatuan bangsa,†kata Hamid.
Kegiatan penguatan karakter seperti ini diharapkan terus bisa terlaksana agar melahirkan generasi-generasi unggul yang siap mengawal kebesaran bangsa. Salam Pramuka !
Teks & Foto : Tim Publikasi Dit.PSMA
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | whika |
Dilihat |  :  | 279 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019