Hari Senin hingga Rabu ini, 18 s.d 20 November 2019, Direktorat Pembinaan SMA menyelenggarakan Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu SMA melalui Rencana Pengembangan Sekolah Berbasis MBS di Hotel Avenzel, Bekasi, Jawa Barat. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasistas manajemen untuk merancang rencana pengembangan sekolah sebagai bagian dari manajemen berbasis sekolah (MBS) juga untuk peningkatan pemahaman terkait kebijakan strategis Kemendikbud tentang MBS.
Dalam pengarahannya, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Totok Suprayitno mengatakan bahwa MBS intinya adalah memerdekakan sekolah, memerdekakan pedagogi. Ruang kreatif yang penuh inovasi muncul karena kreativitas, dan kreativitas muncul dari kebebasan. MBS, oleh sebab itu, seharusnya melahirkan ragam inovasi di sekolah.
Namun demikian, Totok Suprayitno juga berpesan bahwa segala aktivitas di sekolah harus dikembalikan pada tujuan pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. “Jangan sampai diasumsikan bahwa memenuhi 8 SNP dan memenuhi standar pelayanan minimal berarti kita sudah mencapai tujuan pendidikan. Apakah hal tersebut akan otomatis menumbuhkah budi pekerti dan kecerdesasan siswa?â€
Sementara itu, saat membuka kegiatan ini, Direktur Pembinaan SMA, Purwadi Sutanto, menyebutkan tiga (3) kebijakan strategis Kemendikbud saat ini yaitu, penguatan pendidikan karakter, peningkatan mutu pendidikan melalui teknologi, dan deregulasi birokrasi dengan penyederhanaan struktur dan prosedur organisasi. “Kelonggaran aturan terkait penggunaan dana BOS oleh sekolah merupakan contoh kecil dari penyederhanaan prosedur,†kata Purwadi.
Selanjutnya beliau juga menekankan pentingnya sekolah untuk melaksanakan MBS, “Peran kepala sekolah adalah sebagai manajer, juga pelaksana supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan, artinya sebagai pengelola sekolah sebagaimana diamanatkan Permendikbud No. 6 Tahun 2018. Sejauh mana sekolah berhasil, yang diukur berdasarkan 8 SNP, sangat bergantung pada bagaimana sekolah dikelola oleh manajernya, kepala sekolah. Oleh sebab itu, karakter kepala sekolah menjadi sangat penting.â€
Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu SMA melalui Rencana Pengembangan Sekolah Berbasis MBS diikuti oleh 150 kepala sekolah dari 32 provinsi. Di dalam kegiatan ini, para peserta tidak hanya mendapatkan materi terkait penyusunan rencana pengembangan sekolah, tapi juga berbagi pengalaman dalam mengelola dan meningkatkan mutu sekolah.
Teks : Subdit Sarana dan Prasarana
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 598 kali |
Bawa Nama Baik Indonesia ke Jepang Lewat Program Tokyo Metropolitan Board of Education
Penyelarasan Kebijakan Dana Alokasi Khusus 2023 dengan Kabupaten Kota di Papua