Berakhirnya pesta para peneliti muda Indonnesia, OPSI 2013, menyisakan banyak kenangan bagi seluruh peserta. Suka cita sudah pasti dirasakan bagi mereka para peraih medali emas. Usaha dan kerja keras terbayar sudah. Siapa saja mereka? Tim Potensi
Sains Dasar
Dwi Wahyu Rohmadhani dan Niken Novirasari, SMAN 2 Ngawi
Menyabet Juara Emas sekaligus Penghargaan Makalah untuk Bidang Sains Dasar
“Nggak nyangka bisa dapat emas. Soalnya musuhnya juga berat-berat dan berpotensi semua, “ kata Dwi Wahyu. Ia dibantu Niken mengangkat judul ‘Cara Berjalan Kaki Seribu’
Siswi yang bercita-cita jadi dokter dan scientist ini sudah mulai mengikuti beberapa lomba serupa dan tergabung dengan KIR sejak SMP. Tahun 2011 ikut lomba Pusat Litbang tentang air dan OPSI 2012 keduanya pulang tanpa medali apa-apa.
Pantang menyerah dan terus berusaha menjadi kunci keberhasilannya.“Pokoknya tetep semangat dan terus melakukan penelitian-penelitian,†ucap siswi yang rencananya menggunakan hadiahnya untuk melanjutkan studi ini.
Siti Paizah, SMA Titian Teras H. Abdoerahman Sayoeti, Pijoan, Jambi
Menyabet Juara Emas untuk Bidang Sains Dasar
“Nggak nyangka bener.. sampe masuk presentasi. Tadi memang tidak ada pertanyaan mematikan. Sempat grogi juga, “ kata Ica, nama panggilannya sambil sesenggukan.
Boleh jadi, ini adalah salah satu buah dari ketekunannya. Sejak masih SD, SMP, lomba olimpiade matematika ia hanya sampai kabupaten tak pernah bisa tembus tingkat propinsi. Saat itu ia selalu berdo’a, “Mungkin sekarang Allah belum kasih, tapi mungkin tidak untuk lain kali. Walaupun harapan itu cuma nol koma sekian persen dari seratus persen, tapi kalau kita terus berusaha, kita terus mencoba diiringi doa harapan itu bisa terwujud.â€
Penelitiannya berjudul ‘Karakteristik Dan Arsitektur Sarang Burung Manyar’, rupanya telah membuat tertarik salah satu dewan juri. “Tahun depan masih bisa ikut, karena sekarang kelas dua. Tadi dapet saran dari juri itu mau diteruskan kemudian juri mau bantu. Katanya mau dibikin suatu tulisan.â€
Siswi yang mengaku belum punya cita-cita spesifik kecuali bisa membahagiakan orang tua ini akan memberikan hadiahnya bagi memenuhi nadzar keluarga.†Segala sesuatu yang kita lakukan itu berhasil bukan diri kita sendiri tapi berkat dukungan semua orang, walaupun hanya sebatas do'a.â€
Ahmad Aulia Justisiananto dan Galih Pradipto Wisnujati, SMAN 1 Yogyakarta
Menyabet Juara Emas sekaligus Penghargaan Presentasi untuk Bidang Sains Dasar
“Membanggakan sekali ahhkk..,†kalimatnya seakan terputus oleh luapan kegembiraan yang menyelimutinya. Ia menilai ajang OPSI berdampak positif bagi masyarakat. â€Semakin banyak penelitian maka kehidupan masyarakat juga ikut berkembang.â€
Ke depan penelitian yang dikerjakan bersama Galih yang berjudul ‘Quadratic Tool (Pemanfaatan Konsep Geometri dalam Penggambaran Grafik Fungsi Kuadrat Secara Manual)’ ingin diperbaikinya, “Waktu presentasi tadi masih ada kekurangan-kekurangan.Ternyata tidak semua grafik fungsi kuadrat itu bisa digambarkan oleh alat kami.â€
Siswa yang bercita-cita jadi insinyur perminyakan ini berbagi suksesnya,†Kiat-kiat dapat emas selalu berdoa. Rajin ikut pembimbingan dari Tim Sagasitas provinsi DIY.†Rohmatulloh
Sains Terapan
Dwi Indah Anggraini & Gigih Setyawan (SMAN 1 Salatiga, Jawa Tengah)
“Kerja Keras Selama Setengah Tahun Terbayarkanâ€
Perasaan tidak menyangka bercampur senang meliputi diri Dwi Indah Anggraini dan Gigih Setyawan, peraih medali emas bidang Sains Terapan di ajang OPSI 2013. Dengan mengusung tema penelitian, “Joule Thief (Gelombang Elektromagnetik Sebagai Sumber Daya LED Penerangan)â€, Indah dan Gigih mengaku puas dan lega setelah tahu mereka berhasil ‘meyakinkan’ para dewan juri mulai dari tahap penilaian poster dan tahap presentasi. Kemenangan ini membuat kerja keras mereka selama setengah tahun terbayarkan. “Jujur, saya nggak nyangka tapi Alhamdulillah, target mendapat emas tercapai dan kerja keras selama setengah tahun terbayarkan,†tukas Indah, puas.
Sementara, Gigih yang kini duduk di bangku kelas XII mengungkapkan, keberhasilan mereka saat ini tak lepas berkat bantuan berbagai pihak mulai dari persiapan bahan penelitian hingga lolos melangkah menjadi finalis di ajang OPSI 2013. “Kami tidak akan bisa seperti ini jika tidak ada bantuan dari berbagai pihak. Mulai dari Tuhan Yang Maha Kuasa, orang tua, guru pembina dan pihak KSW (perusahaan yang mendukung penelitian mereka-red),†papar Gigih saat ditemui Potensi usai penyerahan medali.
Indah dan Gigih mengungkapkan, mereka akan kembali bersiap untuk mengikuti ajang penelitian lain yakni ISPRO. Namun, karena Gigih kini sudah duduk di bangku kelas XII, alhasil, Indah harus berjuang sendiri di ajang ISPRO nanti. “Saya akan jadi singlet fighter di ISPRO nanti. Doakan, ya,†pinta Indah, semangat.
Natalia Santoso, Yessica Putri B. & Dwi Olivia (SMA Kristen Immanuel, Pontianak, Kalimantan Barat)
“Tak Sia-sia ‘Mengutak-atik’ Limbahâ€
Tampil perdana di ajang OPSI ternyata tidak membuat Natalia Santoso, Yessica Putri B. dan Dwi Olivia dari SMA Kristen Immanuel Pontianak, Kalimantan Barat, merasa ‘minder’ dengan peserta dari sekolah lain yang telah beberapa kali menjadi finalis. Hal ini terbukti dengan keberhasilan mereka menyabet medali emas setelah berbulan-bulan menyiapkan bahan penelitian mereka yang berjudul, “Pemanfaatan Limbah Dry Chemical Powder ABC Fire Extingusher sebagai Pupuk Alternatif Tanaman Aloe Veraâ€.
Keberhasilan ini jelas tak terlepas dari bantuan berbagai pihak terutama orang tua dan guru pembina mereka. Selain itu, penelitian yang mereka lakukan selama berbulan-bulan dengan ‘mengutak-atik’ limbah pun tidak sia-sia. “Ini pertama kali kami ikut OPSI. Kami bersyukur akhirnya perjuangan kami membuahkan hasil. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian kami ini,†papar Natalia diiringi senyuman dari Yessica dan Dwi.
Dwi Olivia yang ketika ditemui Potensi sempat berkaca-kaca menuturkan, dirinya merasa tidak menyangka bisa meraih prestasi setinggi ini di ajang OPSI 2013. “Saya terharu sekali dan tidak menyangka bisa dapat medali emas. Ini pencapaian yang luar biasa bagi saya,†ujar Dwi Olivia sambil tersenyum.
Selanjutnya, mereka berencana akan memanfaatkan hadiah sebesar Rp 15 juta dari ajang OPSI 2013 ini untuk tabungan pendidikan mereka di perguruan tinggi nanti. Tak hanya itu, mereka pun berencana akan melakukan penelitian lebih lanjut dan dengan segera menerapkan hasil penelitian mereka ini di daerah mereka, Pontianak, Kalimantan Barat. “Sebagian hadiahnya akan kami tabung untuk kuliah dan kami berencana untuk meneliti lagi serta menerapkan penelitian kami ini di daerah kami,†tukas Yessica, bangga.
Selain itu, mereka juga berharap, hasil penelitian mereka ini bisa mendapat hak paten agar dapat lebih bermanfaat lagi bagi masyarakat.
Helmi Zunan Tanuwijaya & Atikah Dian Rahmawati (SMAN 6 Yogyakarta, D.I. Yogyakarta)
“Alhamdulillah, Kerja Keras Kami Membuahkan Hasilâ€
Kebanggaan tampak jelas terlihat di wajah Helmi Zunan Tanuwijaya dan Atikah Dian Rahmawati. Setelah sukses didaulat dewan juri meraih medali emas dalam ajang OPSI 2013 dengan tema penelitian, “Pengaruh Tinta Cumi-Cumi sebagai Subtitusi Kedelai terhadap Kualitas Kecap Manisâ€.
Kesuksesan ini merupakan keberhasilan yang luar biasa. Karena berhasil menyisihkan peserta lain dan membuktikan diri di tingkat nasional. “Alhamdulillah, ini sangat luar biasa. Kerja keras kami membuahkan hasil,†ujar Helmi yang diikuti senyuman oleh Atikah.
Keduanya mengaku mendapat ide setelah melihat banyaknya limbah tinta cumi-cumi di pasar di daerah mereka dan tingginya harga kedelai sebagai bahan dasar pembuatan kecap manis. Setelah melakukan penelitian awal, ternyata terdapat bahan-bahan dasar penyedap rasa seperti kecap manis di tinta cumi-cumi tersebut. Otomatis, mereka pun semangat untuk melakukan penelitian lebih lanjut agar limbah tinta cumi-cumi itu dapat dijadikan pengganti bahan dasar kecap manis selain kedelai yang saat ini harganya cukup mahal. “Harga kedelai yang mahal mendorong kami meneliti limbah tinta cumi-cumi yang jumlahnya banyak. Alhamdulillah, 9 bulan penelitian kami ini membuahkan hasil,†jelas Atikah sambil tersenyum.
Mereka berencana melakukan penelitian lanjutan dan meneruskannya kepada adik-adik kelas mereka. Sementara hadiah sebesar Rp 15 juta yang mereka dapatkan dari ajang OPSI 2013, akan digunakan untuk tabungan pendidikan ke perguruan tinggi selepas SMA. Rizky A. Nasution
IPS Humaniora
Yuniar Yuga W. dan Farhana Samad, SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah
Tidak Ada Usaha yang Sia-sia
Terpilih untuk ikut berkompetisi mewakili Jawa Tengah dalam OPSI 2013 saja sudah menjadi hadiah luar biasa bagi kerja keras Yuniar Yuga W. dan Farhana Samad, apalagi sampai meraih medali emas. Menurut Yuniar dan Farhana tidak ada resep khusus untuk keberhasilan mereka ini. “Persiapannya banyak, dan pastinya sederet usaha keras, “ jelas mereka. Hanya itu resepnya.
Siswi asal Jawa Tengah ini menegaskan bahwa tidak ada usaha yang sia-sia, sekecil apa pun usaha itu. Semakin keras usahanya, semakin besar pula hasilnya. Makanya Yuniar dan Farhana begitu yakin dengan pilihan obyek penelitian mereka bidang Ilmu Ekonomi dan Manajemen yang berjudul “Sumpil si Limbah, Budidaya Rumput Laut Sebagai Pakan Ikan yang Memiliki Nilai Gizi dan Nilai EKonomisâ€
Keberhasilan pada OPSI 2013 ini pun semakin memicu semangat dua sahabat ini untuk lebih giat dan keras lagi melakukan penelitian-penelitian lain. “Hadiah dari OPSI ini buat meneruskan penelitian kami dan membantu usaha ternak lele di Brebes,†lanjut Yuniar dan Farhana.
Mengenai perasaan mereka bisa meraih emas pada OPSI 2013 ini Yuniar dan Farhana mengatakan tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Mereka hanya berpesan kepada teman-teman peserta lainnya untuk tetap dan selalu optimis. “Masih banyak kesempatan lain. Tetap semangat, optimis, dan terus berusaha!†Begitu pesan mereka. F
Bonita Ratnasari , Rinda Olvi Sandari, SMAN 2 Bengkulu Selatan, Bengkulu
Target Selanjutnya, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIM),
OPSI 2013 bukanlah akhir dari perjalanan rangkaian peneltian yang dilakukan Bonita Ratnasari dan Rinda Olvi Sandari dari SMAN 2 Bengkulu. Keberhasilan meraih medali emas di ajang ini menjadi modal berharga bagi keduanya untuk target selanjutnya di bidang penelitian. “Hadiah dari OPSI ini akan kami tabung untuk biaya kuliah. Kami tidak akan berhenti sampai di sini, kami ingin sekali lolos dan ikut PIMNAS (Pekan Illmiah Mahasiswa Nasional),†kata Bonita dan Rinda.
Pencapaian medali emas OPSI 2013, diakui Bonita dan Rinda, merupakan hasil dari persiapan panjang yang tidak kenal waktu. “Siang-malam kami mempersiapkan diri. Bahkan tak jarang dimarahi orangtua karena sering pulang kemalaman.â€
Kini, persiapan panjang itu terbayar sudah. Tapi, meskipun penelitian mereka tentang “Biskuit Cangkang Keong Mas Pencegah Osteoporosis Sebagai Peluang Usaha Baru di Bengkulu Selatan†berhasil memikat para juri OPSI 2013, Bonita dan Rinda masih belum puas. Setelah OPSI ini mereka akan melanjutkan penelitian tersebut untuk menemukan nilai dan kandungan gizi yang benar-benar akurat pada obyek cangkang keong mas yang mereka teliti.
Bonita dan Rinda sangat berterimakasih kepada semua guru yang mendukung , “Khususnya Bapak Hikayat Ramadhansyah yang tak kenal letih membimbing kami.â€
Galang Anantha, Fani Nurdiyani, Rachmat Aidhi Wijayanto, SMAN 1 Temanggung, Jawa Tengah
Medali Emas Ketiga, Obyek Penelitian
Sempat Down oleh Cecaran Pertanyaan Juri
Galang Anantha, Fani Nurdiyani, dan Rachmat Aidhi Wijayanto tetap optimis meskipun tidak terlalu banyak berharap . Makanya, sangat surprise ketika dewan juri memutuskan penelitian mereka pantas untuk mendapatkan medali emas. “Setelah melewati tahap, mulai dari gelar poster sampai presentasi, kami benar-benar tidak menyangka bisa meraih emas†kata Rachmat.
Ketiga siswa-siswi SMAN 1 Temanggung itu tidak menyangka, mengingat persiapan yang bisa dilakukan hanyalah satu minggu. “Seminggu persiapan, setiap hari pukul delapan malam kami baru pulang,†sambung Fani. “Ga nyangka bisa mendapat emas.“Hadiahnya akan kami tabung untuk biaya kuliah,†tambah Rachmat.
Selama keikutsertaan mereka di OPSI 2013, Fani, Rachmat, dan Galang mengaku tidak mengalamai kendala. “Tapi kami sempat down oleh cecaran pertanyaan juri. Dari 6 juri yang ada, ada 3 juri yang pertanyaannya sempat bikin kami down, “ kata Fani. Menurutnya, salah satu faktor yang membuat menang adalah karena hanya tim mereka yang mengangkat penelitian tentang kesenian daerah. Dalam OPSI 2013 Fani, Galang, dan Rachmat melakukan penelitian Bidang Ilmu Sejarah dan Budaya tentang “Eksplorasi Kesenian Cengklungan Khas Temanggung†.
“Di sini, di ajang OPSI, kita belajar untuk menjadi peneliti hebat untuk kemajuan Indonesia. Jangan putus asa, dan sampai jumpa pada OPSI 2014,†kata Fani, Galang, dan Rachmat. Finszya
Penulis |
 :  |
|
Editor |
 :  |
|
Dilihat |
 :  |
409 kali |