Rabu (01/05) peserta Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) berkesempatan mengunjungi Kebun Raya Bogor. Disini para siswa dapat melihat berbagai macam tanaman dengan susasana yang sangat sejuk dan asri. Namun yang sangat spesial dalam acara kunjungan hari ini adalah bertemu dengan sosok pemimpin muda dan inspiratif yaitu Walikota Bogor, Bima Arya.
Orang nomor satu di daerah yang dijuluki kota hujan ini meyambut dengan sangat antusias kedatangan 272 peserta dari seluruh Indonesia. Ia berpesan agar pelajar Indonesia giat belajar, gali potensi dalam berorganisasi dan dapat mengatur waktu dengan baik antara belajar dan berorganisasi. "Menjadi walikota/bupati memanglah melalui politik, namun ada yang lebih penting dari itu semua yaitu belajar dengan giat dan aktif dilingkungan masyarakat. Jika kalian senang berorganisasi, manfaatkan waktu sebaik mungkin agar tidak mengganggu waktu belajar. Dulu ketika SMA, sama saya juga aktif mengikuti berbagai macam kegiatan disekolah, dan ini sangatlah penting untuk dijadikan pengalaman dan sepak terjang kalian menuju kesuksesan," cerita Bima Arya memotivasi peserta.
Tak henti-hentinya, walikota yang berhasil menjadikan Bogor sebagai Kota Cerdas ini dihujani banyak pertanyaan dari peserta, mengenai kepemimpinan. Salah satunya Jovanka, siswa asal Taruna Nusantara Magelang ini menanyakan apa yang Arya lakukan sebagai pemimpin di kota Bogor. "Menjadi pemimpin harus meletakkan sikap jujur diatas banyak hal. Memimpin itu adalah ajang untuk kita mewujudkan tujuan bersama, bukan tujuan pribadi. Niatnya adalah untuk mensejahterakan masyarakat, bukan mensejahterakan diri sendiri. Jadi pemimpin itu harus didasari dengan kemauan diri dan persiapan yang matang. Mengikuti kegiatan seperti ini sangatlah bermanfaat untuk menyusun langkah-langkah sukses kalian kedepan," Jawab Bima.
Jovanka yang saat ini menjabat sebagai Ketua OSIS di SMA Taruna Nusantara Magelang ini mengaku mendapatkan banyak ilmu kepemimpinan dari Pak Arya Bima, yang dapat diterapkannya disekolah nanti. "Menjadi Pemimpin adalah seseorang yang mampu membawahi orang-orang yang dipimpinnya untuk mewujudkan kepentingan bersama. Sebagai ketua OSIS, saya memegang prinsip bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, Ing ngarsa sung tuladha – di depan memberi teladan. Ing madya mangun karsa – di tengah membangun semangat. Kita yang memimpin didepan memberi contoh tampil lebih baik, ketika ditengah memberikan semangat, kita harus tau kondisi orang-orang yang membantu kita ditengah. Kalau seorang pemimpin hanya diatas saja tanpa ke turun ke bawah dan tidak merakyat maka tidak akan pernah tau permasalahan yang terjadi dibawah dan memberikan dorongan moral kepada mereka." Ujar Jovanka yang bercita-cita menjadi presiden ini.
Usai berkunjung ke Kebun Raya Bogor, didampingi fasilitator para siswa melakukan permainan dengan tema kebersamaan yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan dan kepemimpinan. Diantaranya permainan jembatan darurat, traffic jump, lompat tali, estafet/tiup bola ping pong, benang kusut, tegak bendera, pindah bola tali, taplak bergerak, dan tebak bicara lewat komunikasi non verbal. "Melalui permainan ini kita ingin melihat sejauh mana para peserta dapat mengontrol emosional masing-masing, perlu adanya kerja sama dan kolabirasi yang baik untuk meraih tujuan bersama dan menyelesaikan permainan. Sama halnya dalam memimpin sebuah organisasi, perlu ditanamkan nilai-nilai kepemimpinan, kerjasama, kejujuran, pengorbanan, keuletan, optimisme dan kerja keras. Dalam games kebangsaan para peserta juga diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalis dan patriotik dalam diri mereka." Jelas Sugimin, Koordinator fasilitator KKP 2019. (RMF/Tim Publikasi Dit.PSMA)
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | whika |
Dilihat |  :  | 296 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019