#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Poster Karya Angger Putri Bernilai Emas

#

Beberapa waktu lalu, ramai di media menulis anak desa pergi ke Jepang lewat poster. Anak yang dimaksud adalah Angger Putri Tanjung. Angger memang anak desa, asalnya dari Purbalingga, Jawa Tengah. Namun kemampuannya mendesain poster berkelas dunia.

Pada ajang The 15thInternational High School Arts Festival yang diadakan oleh International Foundation for Arts and Culture (IFAC) tanggal 3-7 Juli 2014 di Tokyo, Jepang Angger berhasil menyabet medali emas. Peserta kegiatan tersebut adalah siswa terbaik pemenang Lomba Poster tingkat nasional di negaranya masing-masing yang hasil karyanya dikirim ke Jepang dan ditampilkan di National Art Center, Tokyo. “Aktivitas hari pertama di sana (Jepang) saya melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Jepang. Kemudian hari kedua penyerahan penghargaan karena karya para peserta sudah dikirim sebelum berangkat ke Jepang. Dan di hari berikutnya kami juga melaksanakan kunjungan. Target saat berangkat ke Jepang tentunya ingin mendapatkan medali emas karena tahun kemarin Indonesia juga mendapatkan medali emas ketika di Jepang dalam ajang yang sama,” buka Angger.
 
Angger merupakan putri bungsu pasangan Erizon dan Lidia Nining Purwanti. Saat ini Angger mengenyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret Jurusan Seni Rupa. Sebelumnya Angger lulus dari SMA N 1 Rembang, Purbalingga. Sebelum diberangkatkan ke jepang, Angger mengikuti seleksi di Indonesia dengan mengikuti FLS2N 2013. Saat itu Angger termasuk 10 besar pemenang FLS2N bidang Desain Poster. “Kebetulan saya sebagai juara 1 putri. Diantara peserta seleksi saya terpilih lolos untuk mengikuti festival seni di jepang yang terdiri dari 15 perwakilan negara. Di Jepang kami menghadiri ceremony penerimaan medali emas,” beber dara kelahiran 28 september 1995 ini.

Begitu mengetahui mendapat medali emas, senangnya bukan kepalang. “Saya bangga karena bisa berdiri di hadapan orang-orang terbaik yang dikirim sebagai perwakilan dari berbagai negara dan saya juga sangat bersyukur kepada Tuhan dan berterimakasih sekali kepada pembimbing saya pak Susiawan Haryanto (Pak Hary) karena telah membimbing saya dari awal hingga bisa mengikuti lomba tingkat Asia Pasifik di Jepang,” bilang Angger.

Angger mendesain poster dengan judul Tolerance is Beautiful. Di posternya Angger menyampaikan toleransi terhadap orang lain. Menurut Angger banyak masalah di dunia ini lahir dari ketidaktoleransian terhadap sesama. Idenya datang cukup sederhana. Saat itu Angger melihat pemilik toko emas yang tidak mengusir nenek-nenek penjual grontol di depan tokonya. Padahal toko emas tersebut sedang ramai pengunjung. “Saya merasa itu adalah bentuk toleransi yang sangat besar,” ujar Angger.

Kemudian Angger membuat sketsa dengan tangan. Selanjutnya sketsa tersebut ia tuangkan dengan menggunakan program apikasi photoshop. “Saya menggambarkan benang kusut yang diurai oleh sepasang tangan menjadi untaian benang-benang berwarna-warni serta disambut oleh empat anak-anak. Sosok sepasang tangan  menggambarkan usaha manusia untuk bertoleransi. Gambar rajutan benang kusut mencerminkan persoalan-persoalan sosial yang selama ini ada. Rajutan benang indah yang terurai diumpamakan dengan toleransi, maka persoalan sosial yang ada akan terselesaikan dan menjadi sebuah keindahan dalam kehidupan sosial kita. Benang berwarna-warni ini juga menunjukkan bahwa perbedaan itu indah. Sedangkan empat anak yang menyambut adalah refleksi dari filosofi Jawa yaitu Teken (pegangan hidup), Tekun (giat/rajin/teguh), Tekan (sampai), dan Temoto (teratur/tertata),” jelas Angger.

Perjuangan Angger meraih medali emas di Jepang tidaklah mudah. Perkenalannya dengan dunia desain dimulai saat kelas 1 SMA dengan mengikuti program ekstrakurikuler desain grafis di sekolahnya. Angger menemukan keasikan tersendiri dengan mendesain. Makanya Angger bertekad harus mahir desain grafis. Tidak memiliki alat yang memadai tidak menyurutkan Angger untuk belajar desain. Angger memanfaatkan laptop sekolah untuk belajar. Untuk menambah kemahirannya, Angger rela belajar ditempat guru pembimbingnya bahkan sampai menginap. Padahal jarak rumah guru pembimbingnya dari rumahnya cukup jauh, sekitar 38 kilometer. “Demi hasil yang maksimal saya harus berusaha lebih juga,” kata Angger.

Untuk menguji kemampuan desainnya, Angger memberanikan diri mengikuti perlombaan-perlombaan. Hasilnya cukup menggembirakan. Ia berhasil menyabet juara 1 FLS2N desain poster putri, juara 3 FL2MI desain poster yang di selenggarakan UGM, dan meraih medali emas The 15th International Foundation for Arts and Cultur. Berkat prestasinya tersebut Angger juga menerima beasiswa dari pemerintah sebesar 15 juta rupiah.

Prestasi ini semakin membuat Angger tidak puas. Ia ingin terus berkarya dan menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi. “Saya ingin tetap berkarya di bidang desain ini dan menghasilkan karya-karya yang dapat bermanfaat bagi orang banyak. yang pasti juga ingin membuat kedua orangtua saya senang,” harap Angger. (Bismar / foto dok pribadi, Bayu)

Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  368 kali