Pada Kamis (24/10), ruang rapat utama Gedung D Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, menjadi saksi kepiawaian 30 peserta OPSI yang terpilih dari masing-masing bidang ilmu untuk memaparkan hasil penelitian mereka dalam babak presentasi dan tanya jawab. Dari setiap bidang (Sains Dasar, Sains Terapan, IPS dan Humaniora) dipilih masing-masing 10 makalah terbaik dari hasil penilaian poster penelitian.
Tahap presentasi dimulai tepat pukul 08.00 WIB. Karena adanya perubahan jadwal penutupan pelaksanaan OPSI 2013 yang sedianya akan digelar Jumat (25/10), dimajukan menjadi Kamis (24/10) malam, alhasil, 10 makalah terpilih hanya mendapat jatah waktu sekitar 30 menit untuk menyajikan hasil penelitian mereka termasuk sesi tanya jawab. Untunglah, para peserta masih bersemangat mengikuti tahap demi tahap pelaksanaan OPSI 2013 meski jadwal mereka sangat padat.
Seperti tahun sebelumnya, seluruh peserta yang hadir di ruang rapat utama itu sama sekali tidak mengetahui siapa yang akan tampil dan terpilih menjadi 10 besar peserta OPSI 2013 serta berhak memaparkan hasil penelitian mereka di hadapan para dewan juri. Karena para juri memang sengaja merahasiakannya dengan tujuan agar para peserta yang hadir senantiasa siap tampil di hadapan para dewan juri jika nama mereka dipanggil untuk melakukan presentasi.
Peserta terpilih boleh berbangga hati karena berhasil maju ke babak presentasi setelah menyisihkan peserta lainnya yang merupakan tahap akhir rangkaian penjurian ajang OPSI 2013 ini. Helmi Zunan Tanuwijaya dan Atikah Dian Rahmawati dari SMAN 6 Yogyakarta yang menampilkan topik penelitian, “Pengaruh Tinta Cumi-cumi sebagai Substitusi Kedelai terhadap Kualitas Kecap Manisâ€, didaulat tampil pertama kali pada tahap presentasi di bidang ilmu Sains Terapan. Tahap presentasi berhasil mereka lalui dengan mulus tanpa hambatan. Namun, tugas mereka belum selesai. Setelah memaparkan hasil penelitian, moderator pun mulai memberi kesempatan kepada para anggota juri untuk melakukan tanya jawab kepada peserta. Pada tahap tanya jawab inilah, para peserta harus dapat menjawab pertanyaan para juri guna mengukur sejauh mana tingkat pemahaman para peserta terhadap bahan penelitiannya masing-masing.
Satu per satu juri mulai melancarkan pertanyaan demi pertanyaan. Meski awalnya terkesan menjatuhkan, namun Helmi dan Atikah mampu tampil dengan gemilang dan berhasil menjawab semua pertanyaan walau masih belum begitu memuaskan para juri. Meski demikian, para juri tetap memberikan kritikan dan saran yang membangun kepada mereka dengan agar kedua siswa ini dapat mengembangkan lebih baik lagi hasil penelitian mereka tersebut. “Jujur, saya sempat merasa kesulitan menjawab pertanyaan juri. Tapi untunglah, meski mencecar pertanyaan yang sulit, para juri juga memberi masukan yang bersifat membangun agar kami tahu cara mengembangkan hasil penelitian kami ini,†ujar Helmi, semangat.
Sejumlah peserta yang gagal melaju ke babak presentasi, tampak lesu dan murung. Moderator berusaha menghibur para peserta yang tidak terpilih agar tidak berkecil hati. Namun, ucapan menghibur itu sepertinya tidak mampu membendung kesedihan yang terlanjur merasuki mereka. Bahkan para guru pendamping yang turut menghibur mereka pun tak mampu menahan luapan kesedihan para peserta didiknya itu. Mereka pun saling berpelukan dan meninggalkan ruangan dengan wajah sedih.
Dheana Osmany dan Risdiani Putri Hendrayanti dari SMAN 1 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, yang gagal tampil di babak presentasi, tidak dapat menyembunyikan rasa kecewa mereka kepada Potensi. Meski demikian, Risdiani dan Dheana mengaku akan tetap optimis dan lebih giat lagi melakukan penelitian. Bahkan, mereka pun berencana untuk membina adik-adik kelas mereka di sekolah, agar bisa lebih baik lagi dari mereka. “Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Tuhanlah yang menentukan. Mungkin ini belum rezeki,†ujar Risdiani, lesu.
Beragam reaksi peserta OPSI juga terlihat di ruangan presentasi bidang sains dasar saat dimintai pendapatnya. Nyoman Rani Nurhayati dari SMAN 3 Denpasar mengaku gugup menunggu panggilan selanjutnya. Ia nampak membolak balik buku catatan. Namun ia mengaku siap bila tak terpilih, “ Menang kalah sudah biasa, jalani saja dulu.â€
Nita Utami dari SMAN 2 Bantul mengaku deg-degan dan gugup serta pasti juga pasti ada rasa kecewa bila tak terpilih. “Berharap sih. Tapi juga menyiapkan mental kalo nggak maju nggak stress, “ kata Nita. Sementara Nurhafizh Muslim Azis dari SMAN 1 Sewon Yogyakarta mengaku biasa-biasa saja. Ia mengaku tugasnya hanya berusaha baginya cukup dan soal hasil apapun itu tak ada yang perlu dirisaukan.
Siti Paizah dari SMA Titian Teras HA Sayoeti Jambi, mengambil judul ‘Karakteristik dan Arsitektur Sarang Burung Manyar.’ Mendapat masukan dari juri tentang presentasi dengan materi yang terlalu banyak dan tidak adanya point of interest yang membuat peserta seperti kelelahan sendiri. Juri mengapresiasi karena Siti yang melakukan pengamatan secara mandiri bahkan semenjak burung pertama mengurai rumput untuk membuat sarang. Penelitian dianggap serius karena memang betul-betul mengamati, mengkritisi, kelihatan dari Siti yang berusaha membelah sarangnya karena berusaha untuk memahami kenapa.
Ratna Wulandari dkk, dari SMAN 5 Semarang yang mengangkat judul penelitian ‘Pemanfaatan Kitosan sebagai Adsorben Logam Berat dan Pengawet Alami Pada Kerang Darah’ mendapat kritik tentang kurangnya kontrol dalam penelitian dan eksperimen pengukuran. Kitosan belum bisa dianggap melapisi dan sejauh mana pengaruh pemberian terhadap adsorb juga masih diragukan.
Ahmad dan Galih, SMAN 1 Yogyakarta yang mengangkat judul ‘Quadratic Tool (Pemanfaatan Konsep Geometri dalam Penggambaran Grafik Fungsi Kuadrat secara manual’. Juri mempertanyakan ide analisis yang didapat dari mana, sehingga ada geometri garis lurus. “Geometriocal standar mencapai pemahaman fungsi kuadratik atau membuat konfigurasi geometri ini kemudian memanfaatkan ini untuk menjelaskan tentang fungsi kuadrat dan sebagainya?â€
Kepiawaian Galih yang berpengalaman ikut OPSI 2012 dan menyabet perunggu di OSN 2012 serta perak di OSN 2013 ini dalam menjelaskan konsep geometri dan matematis tampak memukau dewan juri. Keberaniannya mengakui beberapa kelemahan dan keterbatasan pemahamannya justru mengesankan bahwa siswa yang menjadi pemimpin do’a pembukaan OPSI 2012 dan OPSI 2013 ini mampu memetakan masalah.
Juri mengkritisi Anjani Rahma Putri dan Muhtaza Aziziya Syafiq dari SMAN 2 Sekayu Sumatera Selatan yang mengangkat judul ‘Pemanfaatan sistem Adsorpsi Dual Adsorben sebagai alat pendingin Alternatif Ramah Lingkungan’ yang dinilai kurang dalam akurasi pengukuran waktu perubahan suhu dan eksperimen.
Juri mempertanyakan motivasi dan literatur yang digunakan untuk mendasarinya sehingga kedua siswi peneliti muda ini memilih media arang dan ethanol. Di balik itu tampaknya juri masih melihat peluang temuannya yang cukup menjanjikan sebagai “kulkas†alternatif yang ramah lingkungan dan manfaatnya di daerah yang belum teraliri listrik.
Sudah bukan rahasia lagi kalau presentasi Bidang Sains Dasar adalah yang cukup susah untuk dipahami audience kebanyakan.Tak jarang dewan juri mengajukan pertanyaan dengan analogi aneka benda yang tersedia di meja seperti botol air mineral dan sebagainya untuk memudahkan diskripsi gagasan. Tak jarang pula siswa harus menuliskan rumusannya di papan tulis putih yang disediakan.
Untunglah, Riyana Rochmawati dan Citra Septiani dari SMAN 1 Wonosari Yogyakarta yang mengambil judul ‘Pemetaan Persebaran Monyet Ekor Panjang yang menyerang Ladang Warga’ tampil di penghujung presentasi dengan cukup menghibur. Riyana mampu tampil luwes, terstruktur dalam tata bahasa presentasi,efisiensi dan tepat waktu mempergunakan sepuluh menit yang disediakan untuknya. Juri mengakui kesulitan lapangan dalam pengumpulan data observasi, baik jumlah personel atau lokasi dan memuji yang sudah dilakukan Riyana dan Citra.
Ada yang menggelitik saat juri bertanya,â€Jadi monyet yang takut sama manusia padahal kalian cuma empat orang?Kamu nggak ada ketakutan untuk diserang?†Lalu dengan lugas Riyana menjawab, “Soalnya kemarin waktu kami kesana, kami meminta bantuan pak dukunnya.jadi..â€. Audience langsung tertawa dan juri berkelakar menimpali, “.Oo.Saya baru tahu ada dukun monyet...â€
Dalam presentasi, juri nampak sering mengapresiasi tema penelitian yang mengangkat potensi yang ada di daerahnya, yang mengindikasi bahwa siswa peduli dan berusaha memahami lingkungannya.
Perkembangan yang signifikan tampak dari penampilan Poster dan Presentasi Penelitian. Paling tidak mereka sudah bisa menampilkan penelitian mereka secara lugas, tuntas, dan cukup bagus. Meskipun juga ada satu pengulangan yang terjadi pada judul-judul yang ada. Namun demikian para siswa ini juga dapat melihat
Juri Bidang IPS dan Humaniora, Prof. Noor Rochman Hadjam menjabarkan, penampilan poster hingga presentasi yang disuguhkan oleh peserta OPSI bidang IPS dan Humaniora sangat menarik. Banyak sisi-sisi humanis yang ditampilkan dari penelitian mereka. “Sampai pada tahapan presentasi ada suatu perubahan yang kita lihat. Para siswa ini juga dapat melihat kenyataan yang terjadi dalam masyarakat kemudian di angkat menjadi suatu penelitian. Meskipun ada pengulangan dari judul-judul yang sudah ada. Namun saat presentasi kita sudah memberikan masukan-masukan terhadap penelitian mereka untuk meningkatkan kepekaan terhadap hal-hal yang belum sempat dilihat, dan menjadi kesadaran bagi siswa. Para peserta diharapkan mempunyai kemampan untuk bisa mengambil manfaat besar dari ajang ini,†ujarnya.
Kini, para peserta yang terpilih di babak presentasi, tinggal menunggu hasil keputusan dewan juri pada Kamis (24/10) malam. Siapakah yang nantinya akan memboyong gelar juara pada OPSI 2013 di bidang ilmu Sains Terapan? Rizky/Rochmatulloh
Penulis |
 :  |
|
Editor |
 :  |
|
Dilihat |
 :  |
369 kali |