Satu lagi emas dipersembahkan oleh Nathanael Beta Budiman (SMAN 2 Jakarta), usai berlaga dalam International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) yang berlangsung pada 3-11 November 2018 di kota Beijing, China. Bukan hanya emas, medali perak juga diraih oleh Muhammad Ikhsan Kusrachmansyah (SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta), serta tiga perunggu diboyong oleh Ahmad Izuddin (SMAN Plus Provinsi Riau), Made Yongga Anggar Pangestu (SMAN 1 Mataram NTB), dan Muhammad Fajril Afkaar Ali (SMA Kharisma Bangsa Banten. Senin (12/11), kedatangan Tim Olimpiade Astronomi Indonesia disambut oleh Kasubdit Peserta Didik Dr. Juandanilsyah beserta jajarannya di Terminal 3 Soekarno-Hatta Cengkareng.
IOAA ke-12 diselenggarakan oleh Beijing Academy of Science and Technology dan Foreign Affairs of the People’s Government of Beijing Municipality. Beijing Planetarium bertindak sebagai tuan rumah. Sebanyak 209 siswa, 71 tim leader, dan 35 observer yang berasal dari 39 negara ikut berpartisipasi pada IOAA kali ini.
Leader Tim, Hakim L. Malasan menjelaskan, selam sepuluh hari para siswa melewati tiga ronde utama yang diperlombakan dalam ajang ini yaitu ronde teori, ronde kompetisi tim, ronde pengamatan, dan ronde analisa. Kecerdasan dan ketahanan siswa benar- benar diuji dalam ronde-ronde tersebut. Pada ronde teori, siswa bergelut dengan 11 soal yang terdiri dari 2 soal Betul-Salah, 7 soal essay pendek-medium dan 2 soal essay panjang selama 5 jam. Ronde pengamatan dilaksanakan in-door karena langit dinilai kurang baik untuk pengamatan. Ronde Analisa Data berlangsung 5 jam dengan suhu sekitar 0 derajat selsius. Dalam kompetisi tim, siswa diminta menentukan ketinggian bukit di belakang penginapan mereka.
"Cuaca minus 5 derajat saat mereka melakukan ronde observasi, tapi dengan kondisi seperti itu, semangat tempur mereka luar biasa. Nilai mereka pada ronde observasi ini cukup tinggi, bahkan mendekati sempurna. Tahun lalu kita hanya dapat 4 perunggu, tahun ini melejit ke 10 besar dunia. Indonesia dilirik dunia dengan prestasinya yang sejajar dengan negara-negara kuat dalam bidang astronomi seperti Iran, India, Amerika, Inggris dan lainnya. Kita optimis tahun depan di Hungaria bisa lebih siap mentalnya, meskipun waktu persiapannya sudah cukup mepet, tinggal 8 bulan lagi. Mereka juga siap menjadi kader bagi adik-adiknya, dan berbagi pengalamannya ditahun ini." tuur Hakim.
Kasubdit Peserta Didik, Juandanilsyah seusai acara penyambutan di Soeta mengapresiasi raihan prestasi peserta didik dalam bidang astronomi ini. "Prestasi ini masih dalam koridor ekspektasi kita, karena tahun lalu tidak dapat emas, tapi tahun ini bisa dapat. Setiap tahunnya pasti tantangan itu terus meningkat, karena setiap negara saling berpacu meningkatkan prestasinya, karena itu kita juga harus menyesuaikan dengan peta kekuatan ditiap negara, tingkatkan terus pola pembinaan dan prestasi," terang Juanda.
"Bersyukur banget dapat emas, dan nggak nyangka banget. Meski harus meninggalkan pelajaran, dan ujian susulan, tapi itu semua berbuah hasil. Ke depan saya dan teman-teman IOAA akan membimbing para siswa pemenang OSN tahun ini untuk siap menjadi penerus dan berprestasi jauh lebih baik dari kita di Hungaria nanti." Ungkap Nathanael, peraih medali emas IOAA.
IOAA 2018 menghasilkan 26 peraih medali emas, 52 peraih medali perak, 35 peraih medali perunggu dan 34 honorable mentioned. IOAA 2019 akan dilaksanakan 2-10 Agustus di Keszthely, Hungaria.
Teks & Foto : Potensi/Tim Publikasi Dit.PSMa
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 311 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019