Desain Sekolah Terapung
Sebagai upaya pemerataan pelayanan di bidang pendidikan,Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyelenggarakan sekolah garis depan (SGD), yang merupakan pembangunan pendidikan di daerah perbatasan dan terpencil yang sulit untuk mendapatkan akses pendidikan.
Program yang menerapkan konsep membangun dari pinggir ini – baik secara geografis maupun sosiologis – dimulai dengan melakukan revitalisasi terhadap sekolah-sekolah yang sudah ada, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Selain itu juga dilakukan pembangunan sekolah garis depan yang baru. Revitalisasi sekolah dan pembangunan sekolah baru tersebut merupakan kerja sama antara pemerintah pusat (Kemendikbud) dengan daerah provinsi/kabupaten/kota atau swasta/yayasan.
Pada tahap awal, prioritas pembangunan sekolah garis depan diberikan kepada daerah yang sulit dan tidak mendapatkan layanan pendidikan, diutamakan daerah terdepan, terluar, terpencil dan perbatasan negara seperti Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, NTB dan Bangka.
Desain ruang kelas Runah Honai Papua
Pelaksanaan sekolah garis depan juga merupakan wujud hadirnya negara di wilayah-wilayah terjauh, terpencil, perbatasan, termiskin dan terentan dalam pembangunan. Program ini memberikan layanan pendidikan terintegrasi mulai dari tingkat dasar hingga menengah, untuk mendukung pelaksanaan wajib belajar 12 tahun. Dengan demikian, diharapkan anak-anak usia sekolah di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) dapat menuntaskan wajib belajar 12 tahun tanpa kesulitan dan memungkinkan anak-anak di seluruh Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang sama.
Untuk keberlangsungan sekolah garis depan ini tentu saja perlu didukung oleh tenaga pengajar yang berkompetensi, antara lain dengan dukungan dari guru garis depan (GGD) serta tenaga pengajar dari program Sekolah Mengajar di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (SM3T). Guru-guru SM3T tersebut memiliki kualifikasi mengajar serta kemampuan beradaptasi dengan daerah yang merupakan garda terdepan.
Desain Sekolah Bambu
Dari sisi kurikulum, sekolah garis depan mengadopsi kurikulum nasional yang diperkaya dengan materi yang memperhatikan karakteristik daerah. Selain itu, sistem pembelajaran yang diterapkan juga merujuk pada pembelajaran abad ke-21 dan pembelajaran berkelanjutan. Dengan pembelajaran yang berbasis sumber yang beragam (resource-based learning) dan menggunakan berbagai pendekatan (problem-based, collaborative-based atau project-based learning) tersebut diharapkan menghasilkan lulusan yang menguasai tiga jenis kecakapan, meliputi kecakapan hidup, kecakapan hidup dan berinovasi, serta kecakapan memanfaatkan teknologi dan media informasi.
Dengan dioperasikannya program ini, diharapkan akan memperkecil ketimpangan antar wilayah dari sisi kelayakan, keadilan, kemerataan dan mutu pendidikan.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 761 kali |