Dalam rangkaian OSN XVIII Manado tahun 2019, Direktorat Pembianaan SMA bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menyelenggarakan seminar nasional “Penguatan Kapasitas Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atasâ€. Acara yang digelar di aula Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sulut ini diikuti oleh seluruh kepala sekolah dan guru se-Sulut dan juga guru pendamping peserta OSN dari seluruh Indonesia.
Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad Ph.D, hadir menjadi pembicara kunci yang menyajikan materi perkembangan dan pengembangan mutu pendidikan SMA. Dalam paparannya, Hamid mengemukakan pertumbuhan SMA di Jawa menurun karena minat melanjutkan ke jenjang sekolah menengah dari SMP pilihannya ke SMK. Dengan kondisi seperti ini, tentu SMA tidak harus kehilangan fokus, yakni mengarahkan anak-anak SMA untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. “Saat ini, 60 persen lulusan SMA melanjutkan studi ke perguruan tinggi.†Terang Hamid.
Selain itu, lanjut Hamid, mutu pendidikan SMA juga harus menjadi perhatian khusus. Bangsa Indonesia jangan terlena dengan persepsi bonus demografi. “Jangan kita mimpi menjadi negara besar dengan bekal bonus demografi jika mutu pendidikan kita tidak dibenahi. Meraih predikat negara kuat pada 2045 bukan tidak mungkin tercapai, sejauh syaratnya dipenuhi dan mutu pendidikan bangsa diperbaiki.†Tegasnya.
Dalam konteks mengembangkan mutu, Hamid berpesan agar sekolah jangan menunggu program dari pusat tapi mulailah dari sekolah melalui berbagai penguatan internal misalnya melalui MGMP. Selain itu, untuk menciptakan sekolah berkualitas, menurut Hamid, adalah dengan fokus pada kepemimpinan kepala sekolah, ekosistem pendidikan, dan kualitas pembelajaran. “Ini yang harus menjadi perhatian kita bersama,†katanya.
Pentingnya mengembangkan mutu pendidikan juga dikemukakan dua narasumber seminar, Dr. Hakim L. Malasan, Pembina Pusat Bidang Astronomi dan Kebumian serta Dr. Inggriani Liem, Pembina Tim Olimpiade Komputer Indonesia. Menurut Hakim, penyelenggaraan olimpiade sains nasional dan internasional bisa menjadi jalan peningkatan mutu pembelajaran. Hasilnya, pada olimpiade beberapa tahun terakhir peserta didik Indonesia mampu unjuk prestasi di tingkat internasional dengan meraih berbagai medali, baik emas, perak maupun perunggu.
Pengembangan mutu pendidikan juga harus dikaitkan dengan mempersiapkan kompetensi yang sesuai dengan perkembangan zaman, di antaranya dengan mengganti mata pelajaran TIK dengan informatika. Menurut Inggriani Liem, jika TIK berkaitan dengan penggunaan/pemanfaatan perangkat teknologi, sementara infromatika berkaitan dengan disiplin ilmu yang mencakup pengolahan infromasi simbolik dengan mesin terprogram. “Kemampuan yang dibutuhkan di era industri 4.0 dan society 5.0 adalah kemampuan berpikir komputasional, pembentukan pengetahuan dan penerapan teknologi,†ujar Inggriani.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 298 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019