Hari kedua kegiatan Singapore-Indonesia Student Leader’s Adventure Camp (SISLAC) diawali dengan kegiatan seru arung jeram di Sungai Kaliwatu. Sebelum memulai aktivitas seru ini, seluruh peserta berkumpul untuk mendapatkan pengarahan mengenai hal-hal seputar rafting dan langkah-langkah aman selama mengikuti kegiatan. Setelah peserta memakai seluruh perlengkapan, mereka pun diberangkatkan ke lokasi arung jeram untuk menikmati pemandangan yang indah serta pengalaman seru dan menegangkan tersebut.
Siang harinya, setelah makan siang seluruh peserta berkumpul kembali untuk mengikuti Leadership Skill Training. Dalam kegiatan ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, untuk selanjutnya masing-masing kelompok berdiskusi. Apa yang mereka diskusikan? Setiap kelompok diminta memilih suatu benda yang ada di dalam ruangan untuk kemudian mereka kembangkan menjadi suatu produk inovatif dengan menggunakan metode SCAMPER. Metode ini merupakan sarana yang dapat membantu kita berpikir kreatif. SCAMPER sendiri merupakan akronim dari Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to another use, Eliminate, dan Reverse.
Setelah masing-masing kelompok berdiskusi dan mengembangkan produk inovatifnya, mereka diminta mempresentasikan untuk menjelaskan fungsi benda baru kreasi mereka. Nah, di sini lah keseruan dimulai. Karena setiap kelompok boleh berkreasi sebebas-bebasnya, maka ide-ide yang muncul pun bisa jadi tidak lumrah. Dengan munculnya ide-ide luar biasa inilah sesi tanya jawab menjadi sangat dinamis, sebab para peserta lain mempertanyakan berbagai aspek dari produk yang ditawarkan.
Salah satu produk yang banyak mendapat serangan pertanyaan adalah SPEN, kependekan dari spoon (sendok) dan pen (pena). Idenya adalah, saat belajar dan merasa lapar, alat ini dapat berubah fungsi dari pena menjadi sendok karena ketika sebuah tombol ditekan akan muncul sendok dari gagangnya. Pertanyaan yang dilontarkan antara lain mempermasalahkan kehigienisan sendok tersebut dan ketebalan pena yang menyimpan sendok di dalamnya.
Ide lain yang juga banyak mendapat pertanyaan adalah produk bernama FAIR, yaitu Fan (kipas angin) dan Chair (kursi). Inovasi yang ditawarkan adalah kursi dengan pengayuh yang dapat menggerakkan kipas angin yang dipasang pada kursi tersebut. Selain untuk mencegah kantuk di kelas dengan gerakan mengayuh juga menonjolkan sisi hemat energi karena tidak menggunakan daya listrik. Tentu saja produk ini banyak mendapat tantangan yang menjadikan perdebatan seru dan banyak mengundang tawa.
Sebuah kelompok lain memunculkan ide yang juga cukup menarik dan cenderung lebih memungkinkan untuk diciptakan dan dimanfaatkan, yaitu Translating Microphone, sebuah mikrofon yang dapat langsung menerjemahkan kata-kata yang diucapkan ke dalam bahasa lain. Produk ini mendapat dukungan terbanyak ketika di akhir sesi dilakukan pengumpulan suara terbanyak untuk produk yang dianggap paling kreatif dan menarik.
Sesi leadership ini mendorong para peserta untuk Think Big, Start Small, Move Fast. Dengan kreativitas dan inovasi yang dikembangkan, diharapkan generasi muda dapat berhasil menghadapi persaingan ketat di dunia kerja kelak.
Setelah selesai dengan sesi Leadership Training, para peserta kembali dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti sesi Presentation and Discussion. Ada tiga topik utama yang dibahas masing-masing tim dalam sesi ini, yaitu Climate Change, ASEAN Community 2017 dan Cultural Diplomacy. Dalam sesi presentasi peserta menyampaikan proposisi masing-masing, yang mengangkat suatu masalah sosial, disertai dengan resolusi yang ditawarkan serta alasan-alasan yang mendukung resolusi yang diajukannya.
Setelah sesi presentasi yang mencakup aspek sosal dari budaya, ekonomi, politik dan lain-lain, peserta berdiskusi untuk secara kolektif menghasilkan resolusi-resolusi terbaik bagi permasalahan yang ada. Di sini, para peserta belajar mengembangkan diri sendiri dengan menyampaikan pemikiran-pemikiran inspirasional, yang tentunya kelak akan sangat berguna saat mereka menjadi pemimpin.
Selain memperesentasikan tema-tema yang ada, peserta diskusi juga dapat mengajukan mosi. Beberapa mosi yang diajukan peserta antara lain ASEAN war on drug, The effect of violence toward woman to ASEAN Community, dan How to make youth ready for ASEAN Community.
Kegiatan hari kedua ditutup dengan acara gala dinner, yaitu undangan makan malam dari Walikota Batu, yang diselenggarakan di Kantor Walikota. Selain disuguhi hiburan, para peserta juga berkesempatan mengikuti acara “Meet the Leaders,†yaitu berjumpa para pemimpin yang diharapkan dapat memberi inspirasi bagi para generasi muda calon pemimpin masa depan tersebut.
Dalam sambutan yang disampaikannya dalam acara gala dinner, Kepala Seksi Bakat dan Prestasi, Asep Sukmayadi, menyampaikan harapannya agar para peserta SISLAC dapat memetik manfaat dari kegiatan yang penuh dengan pembelajaran ini.
Hari yang panjang dan penuh pembelajaran pun ditutup dengan pengarahan tentang kegiatan hari ketiga yang tidak akan kalah serunya.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 259 kali |