Indonesia berhasil mencapai perdelapan besar dan menduduki peringkat 11 pada World School Debating Championship (WSDC) yang diadakan di Bangkok, Thailand tanggal 5-10 Agustus 2014 lalu. WSDC merupakan kompetisi debat bahasa Inggris tingkat SMA terbesar di dunia.
Tahun ini 44 negara bersaing dalam kegiatan tahunan ini. Tim debat Indonesia 2014 terdiri dari Alif Azadi (SMA Modal Bangsa Aceh), Kevin Bonaparte(SMA 17 Makassar), Marsa Harisa (SMA 9 Yogyakarta), Regina Cara Riantoputra (SMA 2 Tangerang Selatan), John Amadeo ( Raffles International Christian School Jakarta). Pelatih dari Tim Indonesia tahun ini adalah Muhammad Subarkah Syafruddin dan Riza Aryani, keduanya adalah alumni Universitas Indonesia.
Pencapaian tersebut didapat tim debat Indonesia setelah melewati 8 babak penyisihan dengan 6 kemenangan dimana Tim Indonesia berhasil mengalahkan tim Swedia, Yunani, Romania, Turki, Estonia, dan Wales -- finalis WSDC pada tahun 2012. Langkah tim debat Indonesia harus terhenti oleh tim debat Australia dalam debat yang sangat ketat dimana keputusan juri tidak mutlak di babak perdelapan besar. Mereka melewati 8 babak dengan mosi debat yang beragam mulai dari peranan International Criminal Court(ICC), Slum Tourism, pendidikan, sampai dengan peranan pajak sebagai instrumen kebijakan pemerintah. Mereka diberi waktu 1 jam untuk mempersiapkan kasus yang harus dipresentasikan di depan dewan juri. “Mosi yang menurut kami paling sulit adalah saat menghadapi Australia, yaitu usulan untuk tidak menghukum tindakan pencemaran nama baik,†cerita Regina.
Sementara Hari Sugiharto Mpd, pendamping dari Direktorat Pembinaan SMA menuturkan dalam perlombaan tersebut tim debat Indonesia mampu membuktikan kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan menyajikan ide dengan gaya dan struktur bahasa yang menarik.
Hasil ini merupakan pencapaian terbaik Tim Indonesia sejak pertama kali mengikuti WSDC tahun 2001. Apalagi mereka mampu mengungguli beberapa negara seperti Singapura, Filipina, Skotlandia, Amerika Serikat dan beberapa negara lain yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama mereka.
Selain berhasil mencapai perdelapan besar, 3 orang pembicara dari Indonesia berhasil masuk daftar pembicara terbaik. Regina Cara bahkan dianugerahi pembicara terbaik untuk kategori English as Foreign Language di kompetisi ini, sekaligus juga merupakan pembicara terbaik ke-17 di turnamen ini secara keseluruhan. John Amadeo berhasil menduduki peringkat pembicara terbaik ke-6 untuk kategori English as Second Language dan juga merupakan pembicara terbaik ke 39 di turnamen ini secara keseluruhan. Mereka memecahkan rekor yang dipegang Siti Soraya Cassandra pada tahun 2005 yaitu peringkat 44. Sedang Alif Azadi berhasil menduduki peringkat ke-6 untuk kategori english as foreign language.
Tim Indonesia 2014 telah mengikuti pelatihan secara intensif selama 3 bulan setelah mengikuti proses seleksi yang diadakan oleh Kemdikbud melalui Direktorat Pembinaan SMA mulai dari seleksi Kota sampai nasional. Proses pelatihan ini tidak hanya meliputi kemampuan debat dan public speaking namun juga riset. (Bismar, Subarkah, foto : dok Subarkah)
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 810 kali |