Tim Olimpiade Kimia Indonesia sukses meraih empat perak pada IChO (International Chemistry Olympiad) ke 44 yang berlangsung di University of Maryland College Park, Washington DC, USA, sejak 21 – 30 Juli 2012. IChO 2012 diikuti 350 pelajar kelas menengah dari 72 negara dan 6 negara peserta sebagai observer dari 5 benua. Kedatangan tim Indonesia (02/08) malam hari, disambut oleh Kasi Kelembagaan Subdit Kelembagaan dan Peserta Didik, Dra. Hastuti Kurnianingsih di terminal kedatangan Internasional 2D Soekarno Hatta.
Keempat siswa SMA Indonesia itu adalah Andika Tangguh Pradana (18), siswa kelas 3 SMA Karisma Bangsa, Ciputat, Banten; Ivan Kurniawan (17), siswa SMAN 1 Purwokerto, Jawa Tengah; Samuel Leonard. Mereka didampingi oleh staf pengajar UI d Putra (siswa SMA Unggulan DKI Jakarta MH Thamrin, dan Dewi Suryana siswa SMA Kristen Penabur, Gading Serpong, Banten. Mereka didampingi oleh staf pengajar UI dan ITB yaitu Riwandi Sihombing Ph.D (Head mentor, Departemen Kimia FMIPA UI), Prof. Djulia Onggo (Mentor, ITB), dan 2 orang scientific observer yaitu Dr. Deana Wahyuningrum (ITB) serta Drs.Ismunaryo Moenandar. MPhil (Departemen Kimia FMIPA UI), beserta Kasubdit Kelembagaan dan Peserta Didik Bapak Suharlan SH, MM dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Andhika yang pada IChO tahun sebelumnya pernah memperkuat tim Indonesia mengatakan untuk tingkat kesulitan soal pada tahun ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, padatnya program acara menurut Andhika juga mengakibatkan sedikit kelelahan. Ivan Kurniawan yang mulanya menargetkan medali emas, namun ternyata Tuhan memberikan medali perak dan Ivan berharap agar bisa meraih prestasi yang lebih baik pada tahun depan.
Head Mentor tim Riwandi Sihombing Ph.D menjelaskan, dalam proses ujian praktek dan teori, siswa Indonesia telah berusaha keras dan maksimal untuk menyelesaikan dengan baik ujian yang diberikan. Pada ujian praktek kali ini sangat diperlukan ketrampilan dan ketelitian yang cermat, serta manajemen waktu yang tepat. Sedangkan dalam ujian teori, kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal diperlukan pengetahuan yang cukup mendalam dan luas. Siswa juga dituntut untuk dapat berimajinasi dengan baik dan benar. Riwandi mengaku puas dan bangga dengan prestasi anak didiknya. Masing-masing tes teori dan praktek harus dikerjakan siswa dalam waktu 5 jam. “Saya sangat menghargai dan berterima kasih atas prestasi yang dipersembahkan oleh siswa Indonesia atas usaha keras mereka untuk mengharumkan nama bangsa. Tanpa kerja keras dan serius, tidaklah mungkin mereka memperoleh penghargaan dan penilaian yang cukup tinggi,†tutur Riwandi.
Kriteria penilaian, tambah Riwandi, diukur dari skor pencapaian masing-masing siswa selama mengikuti ujian teori dan praktek di laboratoriun. Untuk siswa yang meraih 10 persen top skor meraih medali emas, siswa yang meraih 20 persen top skor meraih medali perak, dan 30 persen top skor meraih medali perunggu.
Kasubdit Kelembagaan dan Peserta Didik, Suharlan SH, MM mengatakan, selama mengikuti ajang kompetisi ini, keempat siswa dikarantina dan terpisah dari dua mentor dan dua observer asal Indonesia yang menyertai rombongan ini. Mereka tinggal di asrama Universitas Maryland sejak 19 Juli 2012. keempat pelajar ini melakukan pekerjaan yang sangat bagus. “Tidak ada tim yang meraih empat medali perak sekaligus bersamaan. Ini pencapaian yang fantastis untuk empat pelajar dari Indonesia,†ujarnya. Suharlan berharap kemenangan ini dapat jadi inspirasi untuk menemukan lebih banyak lagi siswa-siswa muda yang cerdas dan berbakat di Indonesia.
Kesuksesan meraih empat medali perak menempatkan Indonesia pada posisi ke-24 dan berada pada posisi 4 dari 5 negara ASEAN dengan urutan Singapura, Vietnam, Thailand, Indonesia, dan Malaysia berturut-turut. Peringkat teratas diduduki oleh Korea Selatan dengan 4 emas dan menjadikan satu-satunya negara yang membawa pulang 4 medali emas. Adapun peringkat kedua adalah Taiwan dan disusul oleh Rusia pada posisi ketiga. Adapun Cina berada pada posisi ke-5 dan tuan rumah, Amerika Serikat, pada posisi ke-8. Peraih medali emas terbaik adalah Florian Berger dari Jerman.
Olimpiade Kimia Internasional merupakan event dimana siswa-siswa SMA di seluruh dunia yang mewakili negara mereka menunjukkan kemampuan mereka dalam bidang kimia. Pada event ini ujian dibagi menjadi dua sesi yaitu teori dan praktikum. Semenjak keikutsertaannya pertama kali di tahun 1997, Indonesia sudah mengumpulkan 4 emas, 16 perak, dan 21 perunggu. RND
Penulis |
 :  |
|
Editor |
 :  |
|
Dilihat |
 :  |
588 kali |