Udara sejuk serta pemandangan bukit dan gunung sepanjang perjalanan dari kota Manado menuju Tomohon menjadi penghilang rasa lelah para peserta, setelah dua hari berkompetisi. Danau Linauw, Bukit Do’a Mahawu, dan Merciful menjadi tempat wisata yang dikunjungi oleh para siswa peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2019 pada Kamis, (04/07).
Danau Linauw menjadi tempat pertama yang disinggahi para duta sains dari 34 provinsi di Indonesia. Kecantikan danau tiga warna kebanggaan warga Minahasa ini dapat dilihat dan disaksikan lebih dekat oleh para peserta, dan bahkan tak ketinggalan moment mereka untuk berswafoto disana.
Danau Linauw konon merupakan kawah alam yang dihasilkan dari letusan sekitar 500 ribu tahun lampau. Kata Linauw sendiri kononnya berasal dari bahasa Minahasa yaitu lilinauwan yang artinya tempat berkumpulnya air. Danau yang ‘menyimpan’ warna-warna indah dan selalu berubah-ubah ini berada di wilayah Minahasa, Sulawesi Utara atau lebih tepatnya masuk teritori Kabupaten Tomohon. Perubahan warna yang terjadi mulai dari hijau, biru hingga kuning kecoklatan, maka dikenallah dengan sebutan Danau Tiga Warna. Untuk menikmati keindahan destinasi disini, para peserta OSN sudah dibekali karcis dan dapat menikmati secangkir kopi khas Minahasa beserta snack ringan.
Felicia Priskilla mengaku baru pertama kalinya menginjakkan kakinya di Kota Manado dan bisa mengunjungi Danau Linau. “Disini udaranya adem, sejuk, dan tenang. Saya dan teman-teman bisa rileks, bersantai sambil Ngopi disini, juga ngobrol-ngobrol, sambil foto-foto tentunya biar ga ketinggalan update di sosmed.†Ujar siswi cantik asal Jambi ini sambil tertawa.
Tak hanya disitu, perjalanan wisata kemudian dilanjutkan ke lokasi yang jaraknya tidak begitu jauh dari Linauw, yaitu Bukit Do’a Mahawu. Berada tepat di bawah kaki Gunung Mahawu, Bukit Do’a Mahawu memiliki udara yang sejuk dan alam yang indah khas suasana pengunungan. Disini juga menjadi salah satu tempat wisat religi khususnya bagi umat kristiani di Tomohon, Sulawesi Utara. Tempat ini juga sering dijadikan tempat berlangsungnya pemberkatan nikah yang kudus hingga menggelar pesta pernikahan yang bertemakan taman.
Di sekitar Bukit Do’a para peserta berjalan ke Amphiteater yang berbentuk setengah lingkaran yang sekilas tampak seperti Colloseum di Yunani. Tempat ini biasa digunakan untuk pertunjukan seni dan budaya, tapi bisa juga digunakan sebagai altar untuk peribadatan. Bahkan seringkali dijadikan tempat untuk foto prewedding. Di puncak bukit terdapat Chapel of Mother Mary atau Kapel Maria yang bentuknya seperti gereja-gereja biasa, dan menjadi spot-spot favorit khususnya peserta kristiani dan katholik untuk berfoto. Ada juga Grotto of Mother Marry, di sini kita bisa memanjatkan doa. Indahnya bangunan-bangunan tersebut semakin menambah pesona Bukit Doa ini. Hijaunya perkebunan yang terpapar di depan mata sungguh memanjakan mata seluruh peserta OSN yang ada disana. “Pemandangan Kota Tomohon, gunung disekitarnya seperti Gunung Lokon nampak terlihat dengan jelas. Untuk bisa sampai kesana kami berjalan kaki hingga ke puncaknya. Sedikit melelahkan memang, tapi sebanding dengan apa yang kita lihat dari atas, dan saya pun menyempatkan berdo’a di gereja.†Ujar Ardi Caesar, siswa asal SMA Sains Averos Sorong, Papua Barat.
Usai berjalan-jalan, rasanya tak lengkap jika tidak berbelanja oleh-oleh untuk sanak saudara di kampung halaman. Diajaklah para siswa ke salah satu pusat oleh-oleh terlengkap yang ada di kota Manado, Merciful. Disana banyak dijumpai souvenir dan makanan khas kota Manado seperti klappetart, panada, halua kenari, pala manis, kacang goyang, cakalang fufu, sambal roa, dan lain-lain.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | l0wtun3 |
Dilihat |  :  | 262 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019