#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Workshop OPSI 2013

#

Meski kegiatan utama pada ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2013 telah secara resmi ditutup oleh Direktur Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar, Ph.d, pada Kamis (24/10) di Auditorium Gedung D Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti), Kemdikbud di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, rangkaian kegiatan para peserta OPSI 2013 belumlah usai.

Karena tepat pukul 09.00 WIB di ruang rapat Krakatau Hotel Ibis Jakarta, pada Jumat (25/10), langsung dipadati para peserta OPSI 2013 dan para guru pendamping. Pada hari itu, mereka akan mengikuti rangkaian workshop atau pelatihan yang telah diagendakan oleh penyelenggara.

Workshop tersebut bertujuan memberikan bekal kepada para peserta OPSI 2013 agar dapat lebih baik lagi dalam menyajikan hasil penelitian mereka. Sementara, pelatihan tentang tehnik menyajikan makalah penelitian ilmiah disampaikan oleh Prof. M. Noor Rochman Hadjam yang merupakan Ketua Dewan Juri Bidang Ilmu IPS dan Humaniora.

Walau tampak lelah, para peserta OPSI 2013 tetap tampak antusias mengikuti workshop itu. Seperti Aji Ahmed Maghribi yang berasal dari SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, Banten. Meski dirinya mengaku mulai lelah, tapi dia merasa perlu mengikuti workshop yang telah disiapkan penyelenggara itu. Karena bagi Aji, pengetahuan seputar teknik menyajikan makalah penelitian, sangat dia perlukan untuk melakukan penelitian lanjutan ke depannya. “Jujur saja, memang lelah. Tapi saya merasa perlu mengikuti pelatihan ini. Workshop ini sangat berguna bagi saya,” ujar Aji, semangat.

Hal senada juga diungkapkan Isna, guru pendamping dari SMAN 1 Salatiga, Jawa Tengah. Bagi dirinya, workshop ini sangat bermanfaat bagi anak-anak didiknya yang saat ini tengah bersemangat melakukan kegiatan penelitian. “Setidaknya, melalui workshop ini, ada umpan balik baik dari peserta maupun dari para ahli. Dengan begitu, anak didik kami nantinya dapat lebih baik lagi dalam membuat makalah penelitian,” papar Isna kepada Potensi.

Begitu pula Dede Budianto, guru pendamping dari SMA Dharma Karya, Tangerang Selatan, Banten. Tehnik menyajikan penelitian memang seharusnya dipelajari oleh para siswa. Terlepas mereka akan mengikuti ajang OPSI atau tidak. Namun, penguasaan terhadap tehnik penyajian penelitian merupakan bekal bagi mereka saat duduk di bangku kuliah. “Jika dilihat, memang hanya sedikit sekolah yang mengetahui tehnik penyajian makalah penelitian dengan baik. Jadi, workshop ini jelas sangat berguna bagi baik para peserta OPSI juga pihak sekolah,” jelas Dede.

Prof. M. Noor Rochman Hadjam saat didaulat menjadi pembicara juga menyatakan pentingnya menyajikan bahan penelitian dengan baik. Salah satunya, menyamarkan identitas objek penelitian. Meskipun sang objek penelitian mengijinkan identitasnya dibeberkan pada penelitian tersebut. “Tapi itu merupakan etika penelitian. Jadi, identitas objek penelitian harus disamarkan agar dapat menghasilkan penelitian yang objektif,” ungkapnya di hadapan para peserta dan guru pendamping OPSI 2013.

Usai pelatihan ini, para peserta OPSI 2013 juga mengikuti pendidikan karakter dan pemaparan seputar Hak Kekayaan Intelektual dari Direktorat Jenderal Hukum dan Ham, Kementerian Hukum dan HAM hingga malam hari. Esoknya, Sabtu (26/10), para peserta OPSI 2013 akan melepas penat di Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII) setelah sepekan mengikuti ajang OPSI 2013. *Rizky A. Nasution
Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  281 kali