Perubahan yang terjadi secara global mengharuskan setiap bentuk organisasi, tidak terkecuali organisasi pendidikan, untuk juga melakukan perubahan. Hal ini merupakan hal yang krusial untuk menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang muncul seiring dengan terjadinya perubahan-perubahan global tersebut. Dengan terjadinya pergeseran dan perubahan, perlu dilakukan pembenahan pada sektor pendidikan sebagai upaya menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan adanya keterbukaan ekonomi, sosial dan budaya secara global.
Peran pendidikan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas jelas sangat penting dalam mengantisipasi tantangan yang tidak terelakkan lagi muncul seiring dengan terjadinya globalisasi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat mendesak mengingat bahwa era globalisasi ini memunculkan berbagai tantangan yang menuntut cara-cara baru dalam mengatasi permasalahan. Langkah utama dalam menghadapi era globalisasi adalah dengan peningkatan mutu pendidikan, terutama mengingat bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Pencanangan Program Wajib Belajar (Wajar) 12 tahun menjadi sangat penting dan strategis dikaitkan dengan isu globalisasi, khususnya dengan penerapan masayarakat ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2015. Jika tidak dapat menyediakan tenaga kerja terampil melalui peningkatan akses dan mutu pendidikan menengah, dapat dipastikan Indonesia hanya akan menjadi penampung tenaga kerja terampil dari negara-negara anggota ASEAN.
Sehubungan hal tersebut, setidaknya ada tiga isu penting terkait dengan pendidikan menengah, yaitu aspek perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah termasuk disparitas antardaerah dan antara perkotaan dengan pedesaan, aspek mutu dan relevansi pendidikan menengah, serta aspek tantangan persaingan global, khususnya di lingkungan ASEAN.
Tentunya upaya-upaya yang dilakukan akan lebih efektif jika pengambil keputusan mendapatkan masukan informasi yang tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, terutama dalam program pengembangan Sekolah Menengah Atas dalam jangka panjang (tahun 2025). Untuk itu, sangat diperlukan suatu Roadmap yang menjadi bagian dari Grand Design Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMA 2025.
Mengingat perlunya Roadmap tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA) menyelenggarakan "Workshop Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMA Tahun 2025" dengan mengundang sejumlah narasumber dan peserta dari Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), dan dari lingkungan Pusat Kemdikbud.
Direktur Pembinaan SMA, Purwadi Sutanto
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 25 sampai 27 Juli 2016 ini diselenggarakan di Bogor Icon Hotel, Bogor dan dihadiri oleh Direktur PSMA, Purwadi Sutanto. Dalam workshop ini, dilakukan pengkajian terhadap draft Roadmap Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMA tahun 2025 yang sebelumnya telah dirancang oleh tim penyusun, untuk selanjutnya mendapat masukan-masukan penting dari para peserta dalam penyempurnaannya.
Workshop diawali dengan laporan panitia yang disampaikan oleh Kepala Seksi Program, Muamar Surawidarto. Disampaikan, bahwa sejalan dengan perkembangan zaman dan berdasarkan keluarnya dokumen rencana strategis Kemdikbud 2015-2019 dan rencana strategis pendidikan dasar dan menengah 2015–2019, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas memandang perlu untuk menyusun buku Roadmap Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMA tahun 2015- 2025. Penyusunan roadmap yang telah dimulai sejak januari 2016 ini sudah berulang kali dilakukan pengkajian untuk penyempurnaannya dan ini diharapkan mendapat masukan-masukan dari para peserta workshop.
Kepala Seksi Program, Muamar Surawidarto
Adapun peserta yang diundang terdiri dari Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi dari 34 provinsi, Kepala Bagian Perencanaan Program Dinas Pendidikan Provinsi dari 34 kabupaten/kota, Kepala Bidang Tingkat Menengah perwakilan Dinas kabupaten/kota dari 34 kabupaten/kota dan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dari 33 provinsi, dengan total peserta 145 orang.
Selanjutnya workshop diisi dengan paparan dari beberapa narasumber, terkait dengan rencana pendidikan jangka panjang (tahun 2025). Paparan bertajuk Materi Pengembangan Kurikulum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Materi Pengembangan Sistem Penilaian Pendidikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (Tahun 2025) disampaikan oleh Sri Hardiyati, Kepala Bidang Kurikulum pada Puskurbuk.
Kepala Bidang Kurikulum pada Puskurbuk, Sri Hardiyati
Dalam paparannya, Sri Hardiyati menguraikan tentang pembangunan insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan. Ekosistem pendidikan ciri hidupnya adalah aliran informasi dari setiap komponen ekosistem, yang terjadi pada masing-masing komponen ekosistem, Puskurbuk, Pembinaan SMA, LPMP, Dinas Pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota serta dengan komponen eksternal.
Dalam ekosistem pendidikan ada yang disebut keystone species yaitu mesin tunggal yang menggerakkan ekosistem pendidikan, dalam hal ini Puskurbuk, yang mengembangkan kurikulum dan menjadi penggerak ekosistem pendidikan, untuk kemudian masing-masing ekosistem yang saling terkait ini bergerak bersama untuk mencapai mutu pendidikan dalam visi 2025 menjadi bangsa yang mandiri, maju, adil dan makmur.
Kepala Pustekom, Ari Santosa
Selanjutnya, Ari Santosa, Kepala Pustekom, memaparkan Materi Pengembangan Teknologi Pembelajaran Jangka Panjang dan Materi Informasi Proyeksi. Menurutnya, peran kurikulum TIK semakin penting dan tidak mungkin diganti, mengingat tren TIK yang mengarah kepada mobile communication. Dengan tren tersebut maka kebutuhan pembelajaran menjadi lebih individual dan diperlukan materi yang lebih kompleks serta berorientasikan pada permasalahan di dalam masyarakat. Terlebih lagi, dengan kondisi geografis NKRI yang berupa kepulauan, TIK menjadi suatu solusi pembelajaran yang adil.
Di akhir workshop, para peserta dibagi menjadi delapan kelompok diskusi untuk memberikan masukan-masukan terhadap draft roadmap yang sedang disusun. Dari diskusi tersebut muncul berbagai masukan berharga terkait dengan profil SMA ideal pada tahun 2025, indikator apa yang dapat menjadi ukuran sebuah SMA dinyatakan memiliki mutu yang baik, program inovasi pendidikan apa yang dapat menjadi pemicu peningkatan mutu SMA pada 2025 serta bagaimana peran ekosistem pendidikan (7 elemen ekosistem pendidikan) dalam upaya peningkatan mutu dan kemandirian sekolah.
Kasubdit Program dan Evaluasi, Suhadi
Workshop ditutup oleh Kasubdit Program dan Evaluasi, Suhadi, yang menegaskan perlunya menerjemahkan kembali integritas seperti apa dan mutu seperti apa yang diharapkan dapat dicapai, yang kemudian dirangkum ke dalam roadmap yang akan segera diselesaikan dan didistribusikan sebagai bahan referensi pendidikan.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 467 kali |