#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

OSN 2011 Manado Biologi Soal Tahun Ini Mengikuti Standart IBO

#

Usai menghadiri pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof DR Mohammad Nuh, Senin (12/09) lalu di Grand Kawanua Convention Center (GKC) Manado, siang harinya, para peserta OSN bidang studi Biologi, langsung mendapatkan briefing dari tim juri di hotel tempat mereka menginap. Briefing menyangkut pembekalan teknis untuk menghadapi ujian praktek maupun tertulis nantinya. Ketua tim Juri, Dr Agus Dana, juga diperkenalkan pada kesempatan ini. Selaku ketua tim juri, ia memperkenalkan alat-alat laboratorium (lab yang nantinya akan digunakan dalam ujian praktek.
Di tengah segala keterbatasan yang ada, nampaknya tak membuat para peserta berhenti untuk mengukir prestasi. Hal ini tergambar dari sikap peserta asal Nusa Tenggara Timur, Kevin Leonard Tjung (SMAK Giovanni Kupang). "Meski saya tak yakin bisa memperoleh medali emas, namun itu bukan halangan bagi saya untuk mengukir prestasi. Kebanggaan dan kehormatan yang saya rasakan, kini dipertaruhkan," ungkap Kevin seraya tersenyum.

Hal senada juga diungkapkan peserta asal Gorontalo, Endang Rahmat (Man Insan Cendakia). Antara optimis dan pesimis membaur menjadi satu. "Tapi saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menang!"

Dari informasi rangkuman wartawan Potensi, diketahui para peserta sering mengalami kesulitan dalam membaca hingga menganalisis tabel, grafik dan menggunakan alat-alat laboratorium selama ujian praktek. "Tingkat kesulitan yang dihadapi para peserta terletak pada praktek di laboratorium. Hal ini berkaitan erat dengan ketersediaan peralatan lab di sebagian besar sekolah." jelas anggota Juri, Dr. Sucipto Hariyanto.

Bidang biologi dimulai dengan ujian praktek di hari pertama, Selasa (13/09) lalu, di SMA Lokon kota Tomohon. Dari 400 menit selang waktu berlangsungnya test, terlihat kegugupan di raut muka sejumlah peserta saat menggunakan alat-alat lab dari empat materi ujian, yakni Ekologi dan Fisiologi Hewan, Anatomi Morfologi dan Fisiologi, Biologi Sel Molekuler, serta Biokimia. Menurut pemantauan, test yang berkaitan dengan praktek ini membuat siswa harus benar-benar teliti dalam mengolah dan meneliti bahan-bahan yang akan diujikan.

Sedangkan di hari kedua ujian, adalah test tertulis yang memakan waktu 5 jam. Kebanyakan dari peserta mengaku sulit dalam mengisi 8 Lembar ujian analisis dari materi teori ujian tipe B, ketimbang menjawab 100 jumlah soal pilihan ganda materi tipe A yang turut diujikan.

"Tadi sempat kecewa karena saat ujian praktek sempat gugup sehingga kesulitan dalam menggunakan alat. Jujur saja, saya masih bermasalah dalam membaca tabel dan grafik, tetapi saya bangga karena saat-saat SMA bisa diisi dengan kegiatan bermanfaat seperti ini. Ini pengalaman yang sangat berharga," tutur Nazmun Lailah siswa SMAN 28 asal DKI Jakarta.

Berbeda dengan Nazmun, peserta asal Jawa Timur, Amal Arifi siswa SMAN 5 Malang, mengaku OSN kali ini adalah pengalaman keduanya . Meski begitu, ia masih panik saat memulai mengerjakan soal ujian, "Awalnya grogi, tapi dapat diatasi dengan cepat setelah menarik nafas dalam-dalam. Tapi saya berusaha untuk menyelesaikan semua soal yang tertera di lembar ujian. Insya Allah, saya dapat meraih medali," harap Amal.

Saat ditanya, apakah soal tahun ini meningkat tingkat kesulitannya? Dosen biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Air Langga yang saat ini menjadi anggota tim juri, Dr. Sucipto Hariyanto menjelaskan, soal tahun ini telah disesuaikan dengan materi ujian Internasional Biologi Olympiade (IBO)."Yang perlu diperhatikan sebetulnya, banyak berlatih dalam membaca tabel dan grafik. Apalagi sekarang contoh-contoh soal dapat diakses di www.tobi.com, dan belajar lebih giat lagi," saran Sucipto seraya berharap kedepannya pemerintah boleh memerhatikan ketersediannya lab di sekolah-sekolah serta menambah jam pelajaran, mengingat padatnya materi pelajaran Biologi.

Senang, Bangga, Gugup, Rasanya Campur Aduk

Dra Ni ketut Indra Ningrat (Nusa Tenggara Barat)

"Senang bisa turut mengantarkan siswa berprestasi asal Nusa Tenggara Barat untuk bertanding di Olympiade Sains Nasional (OSN), apalagi ini ajang bergengsi tingkat Nasional. Untuk persiapannya sendiri siswa telah dibekali dengan materi dari buku-buku Biologi terbitan luar negri," ujar Ni Ketut.

Tritanti (Sumatera Selatan)

"Bangga saya terhadap mereka, apalagi ketiga siswa yang saya damping ketiganya anak tunggal di keluarga masing-masing, yakni Haryadi (SMA 1 Belitang), Mathius Kirana (SMA Kusuma Bangsa), Theofilius Aswadi (SMA Xaverius 1 Palembang). Khusus sekolah saya mengajar (SMA 1 Belitang) ini menjadi pengalaman perdana mengikuti OSN selama sejarah berdirinya sekolah tersebut," ungkap Tritanti.

Anita Raflezia (Riau)

"Sempat gugup juga, karena melihat sejumlah alat praktek yang kurang familiar bagi siswa serta sukarnya soal tahun ini. Tetapi kami tetap optimis mendapatkan mendali, karena dalam melakukan persiapan, kami bekerjasama dengan Universitas Indonesia," cerita Anita.

Nindia Latwo Septipa SMA 3 Rantau (Sumatera Utara)

"Campur aduk perasaanya, apalagi saat praktek, karena di sekolah tak pernah praktek. Hanya saat persiapan sebelum OSN ikut dalam pelatihan. Bila menang medali Emas saya ingin memperoleh beasiswa kuliah ke Oxford University United State America," ungkap Nindia.

Rabid Yahya SMAN 3 Malang (Jawa Timur).

"Sulit diungkapkan, namun mengikuti OSN ini saya bisa berkompetisi dengan siswa lainnya se-Indonesia dan ini sudah membuat saya bangga. "Katanya. Risat

Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  531 kali