#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Rapat Kerja Bidang Kesiswaan Solusi Konkrit Tingkatkan Budi Pekerti Anak

#


Fenomena bullying yang terjadi di tingkat sekolah dan masalah kepribadian siswa adalah beberapa latar belakang tercetusnya rapat kerja bidang kesiswaan SMA. Kegiatan ini mengikutsertakan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru bimbingan konseling, dan dinas pendidikan yang berasal dari 22 propinsi di Hotel Harris Ciumbuleuit, Bandung, sejak 24-28 November. 

Menurut penanggungjawab kegiatan Rizal Alfian, rapat kerja ini merupakan sosialisasi gerakan penanaman budi pekerti dan revolusi mental yang digerakkan oleh Presiden Jokowi. Dan juga menjadi kebijakan strategis Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
"Kita melihat bimbingan konseling di sekolah masih sedikit terabaikan. Maksudnya, belum fokus ke sana. Padahal ini penting. Karena, salah satu keberhasilan dari pendidikan itu adalah membentuk perilaku baik pada anak," ujar Rizal.
Selain itu, Rizal menjelaskan, saat ini banyak juga terjadi ketidaktahuan guru dan pembina OSIS mengenai undang-undang hak anak, undang-undang pidana anak yang seharusnya mereka pahami. Ia menambahkan, saat ini banyak sekali kasus yang menimpa anak-anak bermasalah. Meski sudah ada undang-undang anak di bawah umur, namun, lanjut Rizal pihak sekolah kerap mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
"Kekerasan atau penyimpangan perilaku bisa dilakukan oleh guru. Maka, disini kita juga mensosialisasikan tentang undang-undang guru, mengingatkan kembali tentang undang-undang hak anak, kampanye HIV/AIDS serta reproduksi remaja dan kespro, narkoba, dan revitalisasi bimbingan konseling di sekolah. Kita punya solusi konkritnya, dan kita ungkapkan di rapat ini," jelas Rizal.
Ia berharap, dengan berlangsungnya rapat kerja ini, pihak sekolah ataupun pihak yang terkait, dapat bangkit dan berbenah untuk memikirkan perihal kesiswaan. Selain itu, agar sekolah segera menerapkan norma-norma standar pendidikan yang dibangun pemerintah.
Pada kegiatan yang dilakukan selama lima hari ini, Rizal menjelaskan, para peserta akan berdiskusi kelompok dan membahas empat permasalahan krusial. Keempat tema tersebut yakni pertama, membuat mekanisme atau SOP penanganan, pencegahan, penyimpangan perilaku atau kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh siswa atau guru. Kedua, merevitalisasi fungsi dan peranan bimbingan konseling di sekolah. Ketiga, menyusun rencana aksi kesiswaan nasional. Keempat, menyusun buku-buku tentang sekolah ramah anak, buku pedoman tentang budi pekerti, dan bela negara.
 

sumber:siswapsma.org

Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  440 kali