SOLO, Oktober 2019 - Sebanyak 106 karya penelitian dan 201 finalis lolos seleksi ke tingkat nasional untuk berkompetisi dalam OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) ke-11 di Hotel Sunan Solo, Jawa Tengah, 14-19 Oktober 2019. Para finalis yang terpilih ini, merupakan hasil dari seleksi ketat 2510 peserta dan 1214 naskah penelitian tingkat SMA/MA yang masuk. Jumlah ini mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.
Catatan tersebut di atas bisa menjadi indikasi bahwa budaya meneliti sudah mulai terbangun di kalangan siswa. Artinya, tujuan dari diselenggarakannya OPSI sudah berada di jalur yang benar, yaitu menularkan budaya dan virus meneliti ke sekolah-sekolah. Budaya yang menginspirasi para siswa dalam meneliti dan berinovasi.
Sepanjang perjalanan dan perkembangannya, Direktorat Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sejatinya memang tidak pernah surut menebarkan virus-virus penelitian tersebut. Berawal dari LPIR (Lomba Penelitian Ilmiah Remaja) sejak 1977 hingga 2008. LPIR kemudian berganti menjadi OPSI pada 2009 yang terus menjadi ajang tahunan hingga kini.
OPSI terus menjadi wahana pengembangan dan kompetisi yang bertujuan memotivasi siswa dalam meneliti dan mengembangkan penelitian agar bermanfaat bagi khalayak.
Melalui hashtag #menelitiituseru OPSI memberikan pesan kepada para siswa bahwa meneliti itu merupakkan aktivitas yang menyenangkan. Diharapkan, visi OPSI 2019 untuk menjaring talenta peneliti muda yang bermanfaat dan bermartabat dapat terpenuhi.
Bidang yang dilombakan dalam OPSI 2019 dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu ; Matematika, Sains, dan Teknologi (MST), Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR), Ilmu Sosial dan Humaniora. Mekanisme penilaian oleh juri akan melalui beberapa tahapan, yaitu pameran poster, presentasi, dan wawancara. Proses penjurian akan mempertimbangkan banyak hal, mulai dari konten, bobot dari segi inovasinya, dari segi penulisan, dan pemanfaatan untuk masyarakat, serta potensi pengembangannya ke depan.
Para siswa akan memperebutkan sebanyak 27 medali dan 9 (sembilan) penghargaan pada OPSI kali ini. Para pemenang nantinya juga akan mengikuti tahap pembinaan dan seleksi untuk diikutsertakan pada kompetisi penelitian tingkat internasional tahun 2020.
Kasubdit Peserta Didik, Dr. Juandanilsyah mengatakan, perkembangan kegiatan ini sudah semakin baik setiap tahunnya. Dari segi peminat dan kualitasnya juga sudah meningkat. Dari tahun ketahun selalu ada karya-karya yang menarik dan mengejutkan yang didaftarkan para finalis. “Bukan saja melihat banyaknya jumlah yang masuk tapi juga kualitasnya yang semakin bagus. Kita berharap dengan semakin meningkatnya kemampuan meneliti siswa, naskah yang masuk kualitasnya juga semakin baik dari tahun ke tahun.†Harapnya.
Penanggungjawab OPSI 2019, Rizal Alfian menjelaskan, kebaruan OPSI tahun ini adalah diadakannya program OPSI goes to school. Selain mengikuti kegiatan pameran, presentasi, dan wawancara, para peserta yang didaulat sebagai duta-duta peneliti muda Indonesia (duta-duta OPSI) akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada di kota Surakarta terkait kegiatan ini.
Ada 18 sekolah negeri dan swasta yang akan dikunjungi pra finalis OPSI, yaitu ; SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8, SMA Muhammadiyah 1, SMA Muhammadiyah 2, SMA Batik 1, SMA Batik 2, SMA MTA, SMA St. Yosef, SMA AL-Islam 1, SMA ABBS, SMA Warga, dan SMA Regina Pacis Surakarta.
Teks : rinda
Foto : Hono/Whika
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | l0wtun3 |
Dilihat |  :  | 501 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019