ASEAN Student Exchange 2012 merupakan tindak lanjut dari ASEAN Senior Official Meeting on Education (SOM-ED) atau Pertemuan Senior Official ke-enam ASEAN tentang Pendidikan, yang diselenggarakan di Bangkok pada 19 Januari 2012. Salah satu program yang disepakati adalah dalam bentuk ASEAN Student Exchange at Secondary School Level (ASESSLP), atau pertukaran pelajar ASEAN di Tingkat Sekolah Menengah.
Program ini merupakan kegiatan yang sangat efektif untuk mengembangkan dialog dan kesepahaman antara pelajar dari berbagai negara. Mereka juga ber-
kesempatan untuk mempererat tali silaturahim dan pertemanan di antara pelajar di wilayah ASEAN. Pada kesempatan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertukaraan pelajar di Yogyakarta mulai 14-20 Oktober 2012.
Kali ini adalah penyelenggaraan ke-12 kalinya bagi ASEAN dan kedua kalinya diselenggarakan di Indonesia. Tema kegiatan ASE pada tahun ini adalah : Promoting Indigeneous Wisdom towards ASEAN Community, yang ditujukan untuk mempererat hubungan antar negara-negara ASEAN khususnya, dan negara-negara di Asia Tenggara umumnya. ASE diharapkan dapat meningkatkan kerjasama antarpelajar ASEAN dalam semangat kesetaraan dan kemitraan, sehingga berkontribusi terhadap perdamaian, kemajuan dan kesejahteraan ASEAN.
ASE diselenggarakan pertama kalinya di Malaysia pada tahun 2000. Pada kesempatan ASEAN Summit di Bali tahun 2003, para pemimpin ASEAN telah berkomitmen untuk mewujudkan ASEAN Community yang dibangun oleh tiga pilar kerjasama, yaitu pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosio-kultural. Tiga pilar kerjasama itu dilakukan secara simultan untuk mendorong tercapainya perdamaian yang langgeng, stabil dan sejahtera khususnya di kawasan ini. Untuk itu, ASEAN terus berupaya melakukan integrasi yang terbuka, dinamis, dan kuat yang akan sangat bermanfaat dalam mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan.
ASE diikuti oleh siswa/siswi SMA dan SMK dari berbagai provinsi di Indonesia, mereka akan bergabung dengan peserta-peserta dari Brunei Darusalam, Kamboja, lao PDR, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste. Setiap negara tamu diwakili oleh 10 orang siswa dan 2 (dua) guru pendamping. Dengan diundangnya Timor Leste dalam perhelatan ini membuktikan makin solidnya hubungan negara-negara di Asia Tenggara.
Para peserta dan guru pendamping dari seluruh delegasi mengikuti serangkaian kegiatan yang diselenggarakan selama tujuh hari, diantaranya upacara bendera, presentasi dari tiap negara, diskusi kelompok, pameran, pertunjukan kebudayan dari setiap negara, dan kunjungan lembaga ke sekolah-sekolah. Mereka berkunjung ke tiga sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Yogyakarta, SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMA Taruna Nusantara Magelang, serta dua SMK, yakni SMK Negeri 2 Yogyakarta dan SMK Negeri 2 Depok, Sleman. Selanjutnya peserta juga mengunjungi tempat-tempat yang memiliki unsur-unsur budaya seperti pusat kerajinan tradisional batik dan perak, tempat wisata, dan tempat-tempat bersejarah seperti museum, candi, dan lain-lain.
Kedatangan Peserta ASE
Sabtu, (13/10) kontingen dari delapan negara tiba di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Sementara di Ballroom Hotel Grand Quality, Yogyakarta, para siswa Indonesia usai sarapan berkumpul untuk mendengarkan persiapan penyambutan siswa-siswa dari negara-negara ASEAN, peserta Asean Student Exchange (ASE). Dipandu oleh Dra. Baby Purnomo, peserta Indonesia berjalan menuju pintu masuk hotel menyambut kedatangan peserta-peserta dari Filipina. Ucapan selamat datang dalam bahasa Tagalog diserukan. Mabuhai! teriak para peserta Indonesia. Inilah komentar mereka setibanya di Indonesia.
Peserta Gembira Melihat Yogyakarta
Pendamping dari Filipina EnvP. Marvin M.Rojo, MAELM, RN, CPCE, DURP, datang dengan empat siswa, mereka adalah siswa-siswa dari Sains dan Technology Program Student Oton National High School Oton, Iloilo, Philippines. Perjalanan kami sangat mengasyikkan dan kami sangat gembira bisa datang ke sini. Event ini sangat penting terutama bagi siswa-siswa kami yang masih muda. Dalam kegiatan pertukaran kebudayaan kami memperkenalkan bagaimana sosok Manila sesungguhnya. Community base, menyangkut produk, dan kehidupan masyarakat Filipina jelas Marvin.
Bagi Cu salah satu siswa Thailand yang ikut dalam kegiatan ini mengaku sambutan yang diberikan siswa Indonesia sungguh luar biasa. Meski kami belum banyak bercakap-cakap dengan mereka (baca ; siswa Indonesia), tapi kami senang dengan sambutan yang diberikan. Ini adalah sebuah kesempatan yang
besar dan pertama bagi saya bisa menjadi bagian dari ASEAN community. Udara disini mirip Thailand negeri asal kami dan orang-orangnya ramah. Tambah Fa, rekan Cu.
Malaysia datang dengan 10 siswa, lima siswa laki-laki dan lima siswa perempuan serta seorang guru. Ada pun pelajar-pelajar yang ikut merupakan seleksi dari siswa SMA seluruh Malaysia. Mereka berlatih hanya empat hari saja, sebelumnya mereka tidak pernah berjumpa, dan selama empat hari tiga malam itulah yang akan dihasilkan di sini nanti, ujar Farida Ketua Kontingen dari Ministry of Education Malaysia.
Timor Leste tiba ketika peserta ASE lainnya sedang berkumpul di Ballroom hotel GQ Yogyakarta. Meski terlambat, kedatangan mereka disambut meriah oleh para peserta ASE. Rosa Soares, selaku pimpinan tim berujar, bahwa sebagai ketua delegasi Timor Leste ia membawa 10 siswa ditambah tenaga jurnalis, jadi semua berjumlah 12 orang. Awalnya kami kuatir hampir tidak bisa ikut, sebab undangan datang seminggu yang lalu dan baru kami terima dari Dinas Pendidikan Timor Leste, dan saya usahakan semaksimal mungkin agar bisa ikut dalam kegiatan Asian Student Exchange ini. Untuk performent art, Timor Leste sudah memersiapkannya jauh-jauh hari, juga diskusi, pidato, presentasi dan memperkenalkan kerajinan tangan yang berupa anyaman tradisional Timor Leste. Terang Rosa.
Pertama kali tiba di Indonesia khususnya Yogya, kami sangat senang dan gembira, ini adalah kali pertama kami datang ke Indonesia. Secara spesial kami sangat bahagia bertemu dengan peserta-peserta dari seluruh negara ASEAN, di sini kami bisa saling bertukar informasi tentang negara masing-masing, bertukar kebudayaan, dan menjalin persahabatan. Negara kami juga terkenal dengan pagodanya. Jadi jika nanti kami melihat Borobudur, kami merasa ada kesamaan budaya dengan negara kami. Terang Haeng Kanharoth dari SMA Chray Chongva dan Pram Uecheth Neary sebagai pendamping yang bekerja di Ministry of Education Youth and Porth Kamboja.
Mohammad Asyaf bin Haji Amin, berasal dari Sultan Omar Ali Syafuddin College, sekaligus sebagai pendamping siswa-siswanya, impresi pertama saat tiba di Yogya adalah kota ini suasananya sangat tenang dan masyarakatnya amat bersahabat, di samping itu keadaan kotanya juga bersih. Secara keseluruhan kami dan seluruh rombongan merasa nyaman dan enjoy mengikuti ASE. Jelasnya.
Nur Aslan Ibrahim, sebagai guru pendamping dari Singapura, membawa sepuluh siswa ke Asean Student Exchange, Ia dan murid-muridnya sangat gembira bisa diundang ke acara ini. Murid-murid saya juga sangat exited, sebab di kegiatan ini mereka berjumpa dengan rekan-rekannya dari berbagai negara ASEAN, dengan usia yang sama, tentunya kegiatan ini akan memberikan mereka kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya dari belahan benua yang lain, kelak jika kembali ke negara masing-masing, mereka juga membawa pengetahuan yang
baru yang menyangkut kebudayaan dan pengetahuan lainnya dari peserta lainnya. Ujarnya.
Peserta dari Lao PDR (baca : Laos) menunjukkan wajah sumringah tatkala menerima sambutan selamat datang dari para peserta Indonesia. Kedatangan mereka di Indonesia merupakan kesempatan yang sangat bagus, di sini selain bisa bertemu dengan berbagai teman sebaya dari negara-negara ASEAN, mereka juga dapat sharing informasi tentang budaya, pendidikan dan kota-kota yang ada di berbagai negara Asean. Kami berharap pertemuan pelajar seperti ini terus berjalan.
Vietnam terlihat gembira ketika disambut dengan ucapan selamat datang dari peserta Indonesia. Mereka langsung membaur dengan peserta lainnya yang sudah berkumpul di ballroom hotel. Wajah letih yang semula tampak lenyap sudah. Hampir sebagian dari mereka baru pertama kali ke Indonesia, khususnya Yogya. Tapi meski belum mengenal satu dengan yang lainnya, mereka langsung terlihat akbrab.
Penulis |
 :  |
|
Editor |
 :  |
|
Dilihat |
 :  |
278 kali |