Jakarta, Kemendikbudristek - Direktorat SMA kirim 8 siswa untuk mengikuti Asia Youth Leaders 2024 di Jepang. Tahun ini mereka akan belajar tentang kualitas yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin di masa depan.
“Saya memimpikan, di tahun 2045, dapat menyaksikan adik-adik peserta Asia Youth Leaders ini sudah menjadi pemimpin hebat di bidangnya masing-masing,” kata Direktur SMA Winner Jihad Akbar, saat membuka pre departure program Asia Youth Leaders 2024, di Grand Whiz Simatupang.
Menurutnya, ke delapan siswa ini adalah siswa-siswa terpilih. Mereka terpilih dari 1500-an siswa yang mendaftar program ini, “Mereka adalah calon-calon pemimpin Indonesia di masa depan,” tambahnya.
Peserta AYL, lanjut dia merupakan wakil Indonesia, jadi harus mampu menjaga nama baik negara dan sekolah masing-masing. Jangan berbuat di luar aturan. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. “Para peserta program AYL ini sedang menjalankan tugas negara,” ujarnya.
Karena tugas yang diemban ini sangatlah penting, maka Direktorat SMA memberikan bekal kepada peserta AYL sebelum berangkat. Dengan pembekalan ini, diharapkan para peserta bukan hanya mampu berpartisipasi aktif dalam ajang AYL melainkan juga mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Direktur juga berpesan, para peserta mampu memanfaatkan kegiatan ini untuk membuat jejaring dan kolaborasi dengan delegasi dari negara lainnya. Berkaitan dengan tema Asia Youth Leaders tahun 2024, Direktur SMA menyebutkan, pemimpin yang cerdas mampu memimpin dirinya sendiri. Hal ini, tambah dia, salah satunya disampaikan oleh Daniel Goleman, penulis buku Emotional Intelligence.Hasil penelitian Goleman tentang hal-hal yang memengaruhi para pemimpin sukses dunia, ternyata menunjukkan bahwa para pemimpin tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada pemimpin yang suka tampil, namun ada juga yang pendiam, bahkan ada juga yang kemampuan wicara publiknya berantakan. Namun dari semua pemimpin sukses itu memiliki satu kesamaan yaitu memiliki kecerdasan emosional. Kecerdasan yang dimaksud salah satunya adalah sadar diri dan mampu mengatur dirinya, mampu berempati kepada orang lain, dan inilah yang menjadi modal para pemimpin sukses.
“Gunakan sebaik-baiknya ajang ini untuk belajar. Buka pikiran, jangan berpikir sempit , terus belajar,” tambah dia.
80 Siswa dari 8 Negara
"Asia Youth Leaders" adalah program di mana siswa SMA dari berbagai negara di Asia membahas masalah sosial berdasarkan kunjungan lapangan dan kuliah dari para ahli serta mengajukan solusi. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siswa SMA terpilih dari masing-masing negara untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap pemikiran dan pendapat yang berbeda, memperluas wawasan, dan membina generasi pemimpin masa depan. Sampai tahun 2024, program ini telah diselenggarakan sebanyak 14 kali dengan total 1.216 peserta dari 9 negara.
Pada tahun ini, sebanyak 80 siswa SMA dari 8 negara akan berkumpul di Tokyo, Jepang untuk berdiskusi dengan tema "Kualitas yang Dibutuhkan Seorang Pemimpin di Masa Depan". Setelah mendengarkan kuliah dari para ahli terkemuka dari berbagai sektor, termasuk industri, pemerintah, dan akademis, para peserta akan melakukan diskusi kelompok dalam tim yang terdiri dari berbagai negara. Pada hari terakhir, setiap kelompok akan melakukan presentasi. Kelompok dengan kinerja terbaik akan menerima penghargaan.
Santa Lee, General Manager Administration AEON Indonesia, menyebutkan, ke delapan siswa yang terpilih mengikuti program AYL tahun ini sudah menunjukkan kemampuan mereka, baik dari kemampuan berbahasa, wawasan, juga kepercayaan diri yang luar biasa.
Ia mengatakan, PT AEON, selain menjalankan bisnis, juga menunjukkan kepedulian yang besar terhadap lingkungan. Hingga saat ini, perusahaan ini telah menanam lebih dari 12 juta pohon di seluruh dunia. Setiap kali membuka cabang toko baru, PT AEON selalu melakukan aksi menanam pohon. Pada tahun 2010, mereka memperkenalkan Midori Achievement, sebuah penghargaan untuk mereka yang berjasa dalam bidang keanekaragaman hayati, di mana pada tahun yang sama, Indonesia berbangga karena Prof. Salim menerima penghargaan tersebut.
Ia juga berpesan agar para siswa dapat mengikuti program ini dengan sebaik-baiknya. "Manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Dapatkan pengalaman serta pelajaran sebanyak-banyaknya selama di sana," ujarnya.
Duta Bangsa
Program ini dimulai dengan proses seleksi administrasi yang ketat, dari 1500-an pendaftar, hanya 8 siswa yang berhasil lolos. Setelah melalui seleksi ketat, mereka yang terpilih akan mewakili Indonesia di Jepang. Dalam sambutannya, Wahyu, Ketua Tim Kerja Regulasi dan Tata Kelola Direktorat SMA, menyampaikan, sebagai duta bangsa, para siswa ini harus menunjukkan bahwa mereka memang layak dan mampu bersaing dengan peserta dari negara lain. Di Jepang, para peserta tidak hanya belajar dari kebiasaan-kebiasaan positif seperti menghormati orang tua, budaya antre, dan kerja keras, tetapi juga diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai tersebut dalam diri mereka.
Kasubtim Tata Kelola dan Pembinaaan Peserta Didik Direktorat SMA, Indah Fitoriyati dalam laporan kegiatan menyampaikan, predeparture program Asia Youth Leaders (AYL) 2024 diselenggarakan selama empat hari dari 15-18 Agustus 2024. Peserta terpilih berjumlah delapan orang yang berasal dari delapan sekolah. Mereka lolos seleksi administrasi, seleksi wawancara, dan seleksi esai. Ke delapan peserta itu adalah:
1. Ganendra Bisma Mahardika, SMAS Al Hikmah Surabaya
2. Syauki Izzudin Rahman, SMA Al Umanaa Boarding School
3. Gabriela Masisie B., SMAN 4 Semarang
4. Christian Pandapotan Manurung, SMAN 4 Medan
5. Regina Coeli Hutahaen, SMAN Strada St. Thomas Aquino
6. Ni Putu Victorya Dewi, SMAN 1 Tabanan Bali
7. Kamila Ajrina, SMAN 10 Fajar Harapan, Banda Aceh
8. Dominique Florence Krisdiyanto, SMAN 3 Yogyakarta
Indah juga menyampaikan bahwa, penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan membekali peserta sebelum berangkat terutama berkaitan dengan kemampuan komunikasi, penguatan pemahaman kepemimpinan, isu global, serta memperkuat kerja sama antar-peserta.
Melalui kegiatan ini, para peserta mendapatkan pembekalan berupa pengetahuan tentang budaya serta aturan tata krama yang harus dipatuhi selama di Jepang, juga materi dari beberapa nara sumber ahli. Hari pertama misalnya, tampil Raissa, siswa SMAN 9 Jakarta dan Nasywa, siswa SMAN 112 Jakarta, yang berbagi pengalaman mereka selama mengikuti program AYL pada tahun 2023.
Selanjutnya, peserta juga mendapatkan pembekalan materi bahasa Jepang yang disampaikan Atikah Hanan praktisi bahasa Jepang dari Universitas Indonesia menyampaikan, kemampuan bahasa Jepang sangat dibutuhkan oleh peserta. Menurutnya, kemampuan ini bukan hanya sekadar untuk berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari melainkan juga untuk memudahkan dalam memahami budaya satu bangsa. “Kemampuan berbahasa juga dapat menjadi gerbang untuk menjalin jejaring,” kata dia.
Pemateri berikutnya adalah Skolastika Syilvia, News Anchor Liputan 6 SCTV menyampaikan materi wicara publik (public speaking) berjudul 101 Ways to be God Speaker. Dalam paparannya ia menyampaikan bahwa, dalam komunikasi termasuk Public Speaking menurut Albert Mahrain dalam V3 of Communication, terdapat setidaknya tiga hal penting yang harus dioptimalkan oleh sebagai public speaker. Ketiga hal tersebut adalah visual yang mencakup grooming, kontak mata, postur, dan ekspresi. Hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah voice yang mencakup artikulasi, intonasi, dan power. Kemudian yang juga harus dioptimalkan adalah verbal yang mencakup konten dan tata bahasa.
Asia Youth Leaders menjadi salah satu ajang penting bagi siswa SMA untuk melatih kepemimpinan sekaligus memperluas jejaring serta membawa nama Indonesia ke kancah dunia.
Laman : sma.kemdikbud.go.id
Tiktok: Direktorat SMA
Twitter: @dit_sma
Instagram: Direktorat SMA
Facebook: Direktorat SMA - Kemendikbudristek
Youtube: Direktorat SMA
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KurikulumMerdeka
Penulis |  :  | Erik |
Editor |  :  | Tim Publikasi Dit.SMA |
Dilihat |  :  | 2080 kali |
Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah Upaya Tingkatkan Mutu Pendidikan Berbasis Kebijakan Zonasi dan Pengangkatan Guru
Evaluasi Kebijakan Pendidikan Wapres Minta Solusi untuk Masalah yang Berulang
Sinergi Kemendikdasmen dan Pemda Guna Tingkatkan Kualitas dan Pemerataan Pendidikan