Peserta OSN tingkat SMA yang tiba dari 33 provinsi tahun ini diberikan jadwal check in pada hari senin, (02/09) di tiga lokasi penginapan di Bandung, yakni Hotel Garden Permata, Hotel Marbella Suites, dan Hotel Puri Khatulistiwa. Berbagai kesibukan sambut kedatangan peserta terlihat di lobby masing-masing hotel. Siswa bidang Matematika, Fisika, dan Geografi menginap di Hotel Garden Permata. Untuk siswa bidang Kimia, Biologi, Kebumian, dan Komputer di Hotel Marbella Suites. Sedangkan bidang Astronomi dan Ekonomi penginapan disediakan di Hotel Puri Khatulistiwa.
Saat melakukan registrasi, para peserta tampak lancar mengisi formulir yang harus dilengkapi. “Panitia sudah ngasih tahu yang harus kami persiapkan,†kata Clara Inten dari SMAN 1 Yogyakarta. Hati-hati ia mengambil selembar pas foto 3 x 4 dari sebuah map plastik dan menempelkannya di kolom bawah yang telah disediakan, sebelum mengembalikannya ke meja registrasi.
Dari meja registrasi, bawaannya yang berupa dua tas besar bertambah lagi menjadi tiga.Namun ia justru merasa senang bawaannya bertambah satu. Memang, di meja registrasi panitia membagikan satu tas OSN berisi beberapa kelengkapan yang diperlukan. Cahya Nurahma, teman sebelahnya menimpali, “ wah, gak usah beli tas lagi kalau membawa oleh-oleh..â€
Beda lagi dengan yang dilakukan Rommel Yonatan dari SMAN 1 Pangkalpinang, wakil provinsi Kep. Bangka Belitong. Saat mengisi formulir, ia lupa alamat email sekolah, sehingga perluia menelepon gurunya. “Cape sih..tapi asyik..,†kata Rommel saat ditanya seputar perjalanannya. Ia telah berangkat sejak jam delapan pagi, dan baru sampai di lobbyHotel Permata Garden pukul setengah lima. Rombongannya yang terdiri dari sepuluh siswa sempat terjebak macet saat melakukan perjalanan darat Jakarta-Bandung.
Tak semua peserta yang check in tiba pada hari itu. Sebagian telah seminggu sebelumnyaberada di Bandung untuk menjalani karantina pelatihan intensif berupa praktek dan teori untuk persiapan puncak OSN 2013 yang telah dijadwalkan penyelenggara. Sementara panitia petugas registrasi menyediakan diri menunggu hingga malam hari sampai seluruh peserta dipastikan sudah check-in di kamarnya masing-masing.
Tak kalah sibuknya, adalah para pendamping siswa yang mengantarkan peserta didik di wilayah propinsinya. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Martini, Mp. D, dari Dikmen Provinsi DKI. Saat ditanya persiapan, ia mengatakan bahwa frekuensi belajar ditambah menjelang acara puncak. “Kan materi berbeda untuk tiap tingkatan mulai kabupaten, propinsi hingga sekarang ada materi-materi yang belum di sosialisasikan,†kata Martini yang sudah pernah mengantarkan peserta didiknya di OSN 2011 Manado ini.
Di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor tempat para kontingen dari bidang studi Astronomi dan Ekonomi menginap terlihat cukup ramai. Di lobby, beberapa anak tengah berkumpul di sekitar meja pendaftaran. Salah satunya Yoseph Fangohoi, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) asal Ambon. Yoseph terlihat serius dan mendengarkan dengan baik arahan panitia ketika mengisi lembar pendaftaran. Ia tak ingin melakukan kesalahan yang dapat menghambatnya merebut gelar juara dalam OSN 2013 untuk mata pelajaran Ekonomi. Apalagi, tahun lalu seniornya menyabet medali untuk olimpiade ekonomi. “Saya juga ingin seperti senior saya,†tutur Yoseph dengan nada pasti.
Meski cuaca Jatinangor cukup panas, tapi para peserta tetap bersemangat melakukan registrasi yang didampingi guru-guru mereka. Beberapa perwakilan provinsi pun tiba, yaitu dari daerah Jawa Timur, Maluku, DKI Jakarta, dan disusul dari tim provinsi lainnya. Jumlah perwakilan per provinsi pun bervariasi. Ada yang mengirimkan sembilan orang dan yang terbanyak mengirimkan 87 orang, yaitu tim dari Jawa Tengah.
Pada OSN 2013 ini, setiap provinsi wajib mengirimkan satu perwakilan per bidang studi. Bidang studi yang dilombakan yaitu Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, Geografi, dan Komputer. Seusai melakukan pendaftaran, para peserta OSN tersebut langsung menuju kamarnya. Dengan langkah pasti mereka membawa tas berisi barang pribadi, dan sejuta tekad serta semangat untuk menyabet gelar juara di OSN 2013.
Kesibukan serupa juga terjadi di Hotel Marbella Suites di kawasan Dago. Di sini rombongan peserta sudah mulai berdatangan sejak pukul 13.00 sehingga meja regristrasi pun seakan tak pernah sepi dari antrean. Ada empat rombongan bidang studi yang menginap di sini ; Bidang Kimia, Bidang Komputer/Informatika, Bidang Biologi, dan Bidang Kebumian. Total, ada sekitar 368 peserta dari seluruh bidang studi yang menginap di sini sepanjang pelaksanaan OSN 2013.Meskipun ramai, proses registrasi berjalan dengan sangat tertib dan lancar.
Setiap kontingen datang dengan identitasnya masing-masing. Kontingen DKI Jakarta , misalnya, dengan baju batiknya yang khas, demikian pula dengan Aceh. Lain lagi dengan kontingen Yogyakarta yang memillih lebih santai denga t-shirt bernuansa hijau dan merah untuk kontingen Medan. Berbeda-beda, namun dengan semangat yang sama ; mempersiapkan diri menjadi generasi emas yang cerdas, kompetitif dan berkarakter. Selaras dengan tema yang diusung pada OSN 2013 ini.
“Semangat kita tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja, target kita adalah medali emas,†kata James Surya, siswa SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta, ini mantap. “Tapi tahun ini suasananya lebihfun, jadi nggak terlalu tegang-tegang amat,†sambung Maulidia Ekaputri dari SMANU MH. Thamrin, Jakarta, yang pada OSN tahun lalu berhasil meraih medali perak.
Menurut Jaenudin Msidan Amin Fathur Msi, yang mendampingi rombongan DKI Jakarta, suasana tim memang terjalin sangat kompak dan menyatu. Bukan berarti tahun-tahun sebelumnya tidak kompak, “Pastinya tahun ini anak-anak terlihat lebih santai menghadapi kompetisi. Salah satunya, ya, berkat persiapan mereka yang cukup. Bukan hanya sekadar yang didapat dari bimbingan, tapi juga kesadaran mereka untuk berlatih dan terus berlatih.â€
Semangat untuk menjadi yang terbaik juga terlihat dari sikap wajah Fannie Tesiana dari SMAS Sutomo, Medan, yang mengikuti bidang studi Kimia saat regristasi. Meskipun ia mengaku persiapan tahun ini kurang. “Cuma tiga minggu, karena tahun ini aku juga harus mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir,†katanya ramah. Tapi, penyuka makanan kepiting saus pedas buatan mamanya ini tetap optimis. Apalagi ini bukan OSN pertama yang diikutinya. Bahkan tahun lalu Fannie berhasil meraih emas. Pengalaman ini tentu bisa menjadi modal bagi Fannie, sekaligus tantangan untuk mempertahankannya. “Setelah ini mudah-mudahan bisa masuk ke tingkat internasional,†tekadnya.
Lain Fannie, lain pula Budi Andoro Hartanto juga dari kontingen Medan. Bila Fannie punya pengalaman emas, Budi justru datang dan lolos ke OSN 2013 ini lewat belajar secara otodidak. “Sebenarnya, sih, saya lebih punya pengalaman di bidang Bahasa. Saya pernah mendapat penghargaan tingkat wilayah di bidang Bahasa Inggris dan Mandarin. Nggak sangka juga bisa lolos. Yah, hitung-hitung mendapatkan pengalaman berharga,†katanya.
Di ruang makan Hotel Marbella Suites, Imam Budiman dari Fatih Bilingual School, Aceh, terlihat asyik bercengkrama dengan teman-teman satu kontingen. Dia ini satu-satunya peserta bidang studi Biologi yang mewakili kontingen Aceh. Untuk persiapan menghadapi OSN 2013 Imam menegaskan siap. Apalagi, menurutnya, dirinya sudah mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari. “Cuma, untuk paraktikum saya terbentur pada keterbatasan fasilitas, tapi itu bukan hambatan bagi saya untuk berprestasi. Yang tidak kalah penting adalah persiapan mental. Saya tidak muluk-muluk. Ikut serta dalam OSN ini saja sudah luar biasa. Karena lewat OSN ini saya bisa mendapatkan lebih banyak lagi teman untuk berbagi ilmu dan pengalaman.“
Menjelang sore antrean di meja regristrasi Hotel Marbella Suites semakin sepi. Sebagian ada yang langsung beres-beres di kamar masing-masing, sebagian lagi masih menikmati hidangan yang disediakan di ruang makan, ada juga yang sekadar keluar di sekitar lokasi hotel menikmati udara sore kawasan Dago yang sejuk.Rahmat/Fins/Odel/Desty/Suci
Penulis |
 :  |
|
Editor |
 :  |
|
Dilihat |
 :  |
287 kali |