Hujan deras yang mengguyur Kota Pekanbaru menyambut kedatangan kontingen siswa dari seluruh Indonesia yang akan berlaga dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2017, Minggu (2/7). Mereka datang secara bergelombang sejak pagi hingga malam hari. Bumi Lancang Kuning menjadi saksi para siswa unjuk kebolehan di 9 bidang studi yang diujikan. Ada 680 siswa jenjang SMA yang mengikuti ajang bergengsi ini. Bidang studi yang dilombakan meliputi Matematika, Fisika, Kimia, Informatika/Komputer, Biologi, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, dan Geografi.
Sejumlah siswa yang ditemui Potensi saat kedatangan di sejumlah hotel di Pekanbaru mengaku antusias dan tidak sabar untuk mengikuti rangkaian mata acara OSN 2017. Hanif Ainurrizki, misalnya. Siswa SMA Kesatuan Bangsa Bantul, DI Yogyakarta ini mengaku telah mempersiapkan diri 3 pekan terakhir untuk berlaga di OSN 2017.
"Kontingen dari DI Yogyakarta totalnya ada 34 orang. Kami akan berusaha keras tampil sebaik mungkin dan membawa nama harum DIY," kata Hanif saat ditemui di sela pendaftaran di Grand Central Hotel, Pekanbaru.
Hal senada diungkapkan Juan Pratama Randan, siswa SMA N 1 Kendari, Sulawesi Tenggara. Untuk mempersiapkan ajang ini, ia sudah sampai di Pekanbaru sejak, Minggu (2/7). "Saya juga mengikuti pelatihan khusus yang diadakan di Jakarta pada awal Juni lalu selama 5 hari. Ini saya lakukan agar bisa tampil sebaik mungkin di OSN 2017," kata Juan yang mengaku gandrung Matematika sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Peserta OSN 2017 didominasi oleh siswa yang duduk di kelas X-XII SMA. Tapi, ada sebagian kecil siswa yang saat ini duduk di bangku kelas IX SMP dan sudah mewakili provinsinya untuk ikut di ajang OSN.
Razita Afrina Nuriyan salah satunya. Meski saat ini tercatat sebagai siswa SMA Pribadi Bandung, tapi ia baru akan menempuh pendidikan SMA pada tahun ajaran 2017/2018. "Saya ikut seleksi sekolah, kabupaten, hingga provinsi saat masih duduk di bangku kelas IX SMP," kata siswi yang berlaga di bidang Astronomi ini.
Semangat pantang menyerah juga ditunjukkan Ines Fira Condea. Siswi kelas XII SMAN 5 Bengkulu ini sampai mengikuti kursus di sebuah lembaga bimbingan belajar yang mengkhususkan diri mempersiapkan siswa dalam ajang olimpiade sains nasional di Bogor. Selama 6 hari ia belajar Biologi secara intensif.
Semangat Teofilus Tandy tak jauh berbeda. Dari provinsi asalnya Kalimantan Barat (Kalbar), ia terbang seminggu ke Jakarta demi berlatih menjadi yang terbaik. Di Ibukota, pria dengan sapaan Teo ini berlatih teori dan bereksperimen. Siswa SMA Immanuel Pontianak ini yakin bisa menguasai tes eksperiman OSN 2017. "Saya kuatnya di sini. Review sedikit saja nanti agar apa yang telah didapat terus terasah," ucapnya.
Kemudian ada Dafiuddin yang mewakili kontingen Jawa Barat dari bidang Astronomi. Setiba di Hotel Mutiara Pekanbaru, Dafi mengaku tidak ada beban untuk bersaing di kompetisi ini. Bahkan persiapan yang digunakannya juga tidak banyak. Berlatih ala kadarnya.
Meskipun nanti dtak meraih medali di ajang ini, Dafi berkeyakinan cita-citanya untuk bekerja di National Aeronautics and Space Administration (NASA) akan tercapai. Sampai kapan pun katanya ia akan menggeluti dunia Astronomi. Karena, katanya, ada kenikmatan tersendiri di Astronomi.
Yah, apa pun itu, yang pasti kehadiran ratusan siswa dari seluruh pelosok negeri di ajang OSN 2017 ini semakin menumbuhkan optimisme merekahnya pengembangan sains di daerah. Kelak merekalah yang akan menjadi tulang punggung pengembangan ilmu pengetahuan di bumi Nusantara. Maju terus sains Indonesia!
Optimisme Tuan Rumah
Sebagai tuan rumah dan bidang yang terbanyak mengirimkan kontingen, Pekanbaru optimis meraih yang terbaik di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2017. Tujuh kontingen dari bidang Ekonomi ini optimis bisa membawa medali di kampong halaman mereka sendiri.
"Kebetulan perwakikan dari Pekanbaru yang terbanyak bidang Ekonomi. Jadinya harus ada medali yang nyantol di sini," kata Linda, Siswa SMA Dharma Yudha Pekanbaru.
Dijumpai tim Potensi, Linda dan beberapa temannya sesama kontingen dari Pekanbaru tampak serius sedang membahas soal-soal Ekonomi di Hotel Batiqa Pekanbaru. Mereka tiba di sana pukul 13.30 WIB. Di sela waktu santai, mereka tak menyia-nyiakan waktu untuk terus mengasah kemampuan.
Tak hanya Linda, Hanif Muhammad Dhiya Ulhaq, Siswa SMA Negeri 8 Pekanbaru ini juga tidak mau menyiakan kesempatan keduanya. Setelah tahun sebelumnya pulang tanpa membawa medali, Hanif kali ini datang dengan optimisme lebih.
Pembahasan soal secara berulang ia lakukan. Termasuk saling berdiskusi sesama kontingen lainnya. Meskipun mereka tak satu sekolah, tapi OSN bisa mendekatkan mereka untuk saling berdiskusi. Dukungan besar dari pemerintah provinsi menjadi semangat bagi mereka untuk menjadi tim yang lebih optimis di OSN tahun ini.
Teks Junianto Budi Setyawan/Nirwan
Foto-foto : Hono Mustanto/Bernawan Sutanto
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 244 kali |