Salan satu kegiatan di dalam Bimbingan Teknis Sanitasi Sekolah Sehat yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMA di Kota Denpasar, Bali, 09 s.d 11 Desember 2019 adalah mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi atas kinerjanya di pembinaan dan peningkatan mutu sanitasi sekolah dengan melihat praktik baik (best practice) yang sudah dilakukan oleh SMA Green School di Kab. Badung, SMAN 2 Semarapura di Kab. Klungkung, dan SMAN 4 Denpasar.
Para peserta dibagi ke dalam tiga rombongan, di mana setiap rombongan mengunjungi satu sekolah tersebut dan melakukan pengamatan pada 5 (lima) komponen yang mendukung sekolah sehat. Kelima komponen itu adalah pertama, ruang UKS, kedua, penyediaan air bersih dan pengolahan air limbah, toilet, pengelolaan sampan, dan tempat cuci tangan, ketiga ruang terbuka hijau (taman, kebun, kebun toga, ruang terbuka biasa, tempat bermain, lapangan olahraga, lapangan upacara dan tempat ekstrakurikuler), keempat kantin sekolah, dan kelima adalah lingkungan sosial sekolah (kawasan tanpa rokok, kawasan tanpa napza, kawasan tanpa kekerasan). Para peserta diajak untuk melihat kelima komponen tersebut dari aspek sarana prasarana, aspek pengelolaan, dan aspek program unggulan yang ada di ketiga sekolah tersebut.
Setelah melakukan kunjungan, peserta diajak untuk melakukan presentasi dan diskusi atas refleksi yang mereka lakukan dengan merujuk pada 3 (tiga) aspek tersebut. Kasubdit Kelembagaan dan Sarana Prasarana, Mulyatsyah memberikan tanggapan atas refleksi dan diskusi tersebut. Beliau mengatakan bahwa kunjungan ke sekolah-sekolah benchmark tersebut dan melihat praktik baik yang dilakukan di sana diharapkan menjadi trigger (pemicu) dan inspirasi, khususnya bagi dinas pendidikan provinsi, dalam melakukan pembinaan dan peningkatan mutu di sekolah, dalam hal ini sanitasi sekolah.
“Yang kedua, setelah kita bersama-sama melihat ke salah satu sekolah yang notabene-nya adalah sekolah internasional, kita sadar bahwa sarana prasarana bukan segala-galanya. Bahan-bahan sederhana yang selama ini dianggap kurang standar, yang digali dari lingkungan sekolah, bila dikerjakan dan dikemas dengan imajinasi dan kreativitas, ternyata sangat dapat menunjang proses pembelajaran siswa,†lanjut beliau. “Kreativitas dan komitmen kepala sekolah dan guru adalah hal paling utama untuk peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan. Dengan kreativitas dan dedikasi, bahan-bahan sederhana yang ada di lingkungan sekolah dapat dijadikan lebih daripada bermanfaat untuk menunjang pembelajaran.â€
Kreativitas dan komitmen seperti itu dibenarkan oleh I Wayan Janiarta, Kepala SMA 2 Semarapura. “Apa yang sedang kami lakukan adalah hasil dari komitmen dan kreativitas semua warga sekolah. Kami memiliki rencana, ke depan, SMAN 2 Semarapura harus menjadi sekolah dengan predikat adiwiyata mandiri.â€
Pada kegiatan bimtek ini, para peserta secara bersama-sama juga membacakan Deklarasi Menuju Sekolah Sehat dan melakukan tanda tangan di spanduk deklarasi sebagai bukti keinginan untuk terlibat dalam upaya meningkatkan mutu sanitasi sekolah.
Teks : Tanto
Foto : Tanto
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 384 kali |
Bawa Nama Baik Indonesia ke Jepang Lewat Program Tokyo Metropolitan Board of Education
Penyelarasan Kebijakan Dana Alokasi Khusus 2023 dengan Kabupaten Kota di Papua