Untuk menemukan gagasan atau ide agar seseorang dapat menciptakan sebuah puisi, bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mendekatkan diri pada alam dan menyerap inspirasi di sana. Hal ini menjadi aktivitas para peserta bidang cipta puisi di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SMA sebelum mereka menjalani lomba.
Kegiatan eksplorasi inspirasi puisi ini berlangsung di Taman Kupu-kupu Gita Persada yang terletak di Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung. Di sini mereka mengamati tingkah hewan-hewan, beragam tanaman, serta kehidupan yang ada di taman ini.
Menurut juri bidang cipta puisi, Sunu Wasono dari Universitas Indonesia, dengan cara ini pihaknya ingin mengajarkan kepada para peserta untuk menggunakan semua indera dalam diri mereka dan peka terhadap keadaan sekitar.
"Mereka kita bawa ke sini untuk riset ke Taman Kupu-kupu agar menyerap segala macam yang bisa menjadi bahan untuk penulisan puisi. Mereka belajar peka dengan alam dan memperhatikan apa yang ada di sini, mulai dari suara burung, kerisik daun, tanaman-tanaman, bunga-bungaan, hingga hewan, dan ini akan menjadi bahan penulisan mereka saat lomba," kata Sunu, di Taman Kupu-kupu, Selasa, 17 September 2019.
Sunu menjelaskan, di tempat inilah, para peserta belajar menciptakan puisi melalui fenomena alam. Ia mengambil contoh tentang proses pembentukan kupu-kupu. Seperti halnya kupu-kupu, menciptakan puisi juga merupakan proses yang panjang.
"Ini adalah bagian dari proses, proses mengendapkan ide, proses mendapat inspirasi, proses menemukan diksi. Saya pikir, dengan membawa mereka untuk dekat dengan alam diharapkan kepekaan emosinya makin tumbuh dan tajam," kata Sunu.
Sesi eksplorasi inspirasi ini, bagi peserta asal Sulawesi Selatan yakni Ibnu Muhammad Jusuf sangatlah penting, terutama untuk mendapatkan ide menulis. Ia mengatakan, pengetahuan dari para juri agar peserta dapat melatih diri melihat sekitar dan merasakannya akan membantunya dalam menciptakan puisi, baik di dalam lomba ini maupun untuk berkarya di masa mendatang.
Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Karin Hakapaa dari Maluku. Bagi Karin, di taman ini ia bisa membuka semua indera dalam dirinya untuk melihat apa yang terjadi di alam, mulai dengan menyadari kehadiran beragam kupu-kupu, bunga warna-warni, hingga suasana yang terbentuk di musim kemarau.
"Saya melihat apa yang terjadi di alam, banyak kupu-kupu, bunga warna-warni, musim kemarau, daun berguguran. Apa yang saya dapatkan di sini akan saya tuangkan di lomba nanti," kata Karin optimistis.
Selain itu, menurut Karin, di tempat ini ia juga untuk tidak hanya menggunakan satu indera saja yakni pengelihatan dalam mencipta puisi.
"Jadi bukan hanya indera pengelihatan saja tetapi juga indera pendengaran, indera penciuman itu semua juga harus dituangkan dalam bentuk eksplorasi tersebut," kata Karin.
Setelah mereka menjalani aktivitas ini, para peserta diminta untuk membuat puisi dari hasil eksplorasinya dan akan dipamerkan dalam ajang ini.
Tercatat, jumlah peserta yang mengikuti lomba cipta puisi sebanyak 34 siswa dari seluruh provinsi di Indonesia. Lomba ini akan berlangsung di Taman Budaya Lampung pada Rabu (18/9).
Teks : Yenny
Foto : Hono
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | l0wtun3 |
Dilihat |  :  | 273 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019