Dalam himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, diungkapkan harapan agar pendidikan dapat menghadirkan kegembiraan bagi para pelakunya. Untuk itu, sekolah perlu menjadi taman yang menyenangkan, sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara, karena belajar seharusnya menjadi suatu proses kegembiraan. Sejalan dengan himbauan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA meluncurkan sebuah program Kebaruan sebagai upaya untuk membangun lingkungan sekolah sebagai sebuah �taman�, yaitu dengan penataan toilet siswa, taman dan kantin sekolah. Program ini bertujuan untuk mendorong terbentuknya budaya sekolah yang sehat, bersih dan cinta lingkungan.
Lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Banyak penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang positif berdampak terhadap nilai ulangan, tingkat kelulusan serta angka kehadiran. Secara umum, agar siswa dapat berprestasi secara akademis mereka perlu hadir dan mengikuti kegiatan di sekolah. Lingkungan sekolah dapat berpengaruh terhadap kehadiran dan keterlibatan siswa. Sebaliknya, penelitian juga menunjukkan bahwa indikator lingkungan sekolah yang buruk itu sangat erat kaitannya dengan nilai ulangan, tingkat kelulusan serta angka kehadiran yang rendah.
Ketersediaan air bersih dan fasilitas toilet di sekolah-sekolah merupakan langkah awal terciptanya lingkungan belajar yang sehat. Meski demikian, tersedianya fasilitas itu saja tidak lah cukup untuk tercapainya tujuan yang diharapkan. Cara penggunaan fasilitas dan perilaku sehat terkait hal tersebut lah yang juga berperan memberikan manfaat bagi kesehatan. Edukasi mengenai kebersihan ini sangat diperlukan di sekolah-sekolah untuk mendorong budaya dan perilaku sehat bagi generasi mendatang.
Perpaduan antara fasilitas yang layak, praktik-praktik perilaku yang benar serta edukasi akan berdampak positif terhadap kondisi kesehatan dan kebersihan masyarakat secara keseluruhan. Karenanya, keberhasilan program kebersihan sekolah tidak hanya ditentukan oleh jumlah toilet yang ada serta pengetahuan anak saja. Pengetahuan yang tidak diwujudkan ke dalam praktik-praktik perilaku bersih tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan. Oleh karena itu, dalam buku manual kesehatan dan kebersihan sekolah yang dikeluarkan oleh UNICEF tahun 1998 disebutkan, pendidikan kesehatan dan kebersihan sekolah merujuk pada perpaduan antara komponen hardware dan software, yaitu fasilitas fisik dan aktivitas yang mendorong kondisi di sekolah serta praktik-praktik yang diterapkan staf dan siswa, yang dapat membantu mencegah terjadinya penyakit dan parasit yang berhubungan dengan kebersihan.
Program Kebaruan yang dicanangkan Direktorat Pembinaan SMA tersebut di atas merupakan langkah awal yang dapat memfasilitasi terjadinya perubahan perilaku dan terbentuknya budaya bersih dan sehat di sekolah, yang diharapkan akan terbawa ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu di luar sekolah. Program penataan toilet siswa, taman dan kantin sekolah ini ditujukan bagi sekolah-sekolah yang telah memenuhi persyaratan dan kriteria sebagai sekolah penerima bantuan.
Sebanyak 30 sekolah yang menerima bantuan diundang menghadiri kegiatan bimbingan teknis review proposal sekolah calon penerima bantuan sosial peralatan TIK dan sarana prasarana SMA berprestasi (kantin, taman dan toilet) 2015. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Horison Bandung selama tiga hari, yaitu hari Kamis, 26 November hingga Sabtu, 28 November 2015.
Kegiatan bimtek dibuka oleh Direktur Pembinaan SMA, Drs. Purwadi Sutanto, M.Si. Dalam kata sambutannya, beliau menegaskan kembali himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai sekolah taman untuk mendukung joyful learning atau pembelajaran yang menyenangkan. Caranya, ungkap Purwadi, adalah dengan membenahi infrastruktur dan kultur sekolah. Kebaruan-kebaruan dimulai dengan hal-hal kecil seperti kantin, taman dan toilet, untuk kemudian dikembangkan di sekolah masing-masing, dan diharapkan akan membawa perubahan yang signifikan terhadap kinerja sekolah dan kinerja pendidikan.
Hari kedua kegiatan diawali dengan sambutan dari Kepala Subdirektorat, Surya Fitri Nurul Huda, yang menekankan pentingnya komitmen dari para kepala sekolah sebagai agen perubahan yang diharapkan dapat mengembangkan kultur sekolah yang memperhatikan kebersihan dan keindahan. �Diharapkan ada komitmen, sebab bantuan yang diberikan ini sifatnya sebagai motovasi,� demikian ungkapnya. Beliau juga menyampaikan bahwa program tersebut akan dipublikasikan melalui sosial media agar bisa terbuka dan menginspirasi semua sekolah.
Selanjutnya kegiatan bimtek diisi dengan presentasi oleh lima sekolah sebagai perwakilan. Masing-masing sekolah memaparkan rencana penataan toilet, kantin dan taman. SMAN 2 Bandung yang memiliki luas lahan 2.2 hektar memaparkan tentang rencana perbaikan taman sekolah. Mengingat luasnya taman sekolah, panelis memberi masukan tentang perlunya memperhatikan tidak hanya kemampuan untuk mewujudkan rencana melainkan juga kemampuan untuk melakukan perawatan.
Desain taman SMAN 2 Bandung
SMAN 1 Singaraja, sebagai sekolah tertua di provinsi Bali dan Nusa Tenggara dan didirikan tahun 1950, mengajukan rencana pembaruan taman dan toilet karena sebagai sekolah model toilet sekolah belum dapat dianggap memadai.
SMAN 3 Pangkal Pinang memiliki luas 2.9 hektar mengusung program pembentukan karakter melalui pengembangan kantin dan taman "Cikar", yang dalam bahasa setempat artinya cantik. Tiga program besar dalam mengembangkan kantin dan taman sekolah, yaitu pertama, menyiapkankan SDM yang seimbang dari aspek jasmani, emosi, rohani serta intelektual dan sosial, kedua warga sekolah sadar akan pentingnya keberadaan serta fungsi kantin dan taman sekolah dan ketiga, SDM yang cerdas, berkualitas dan sehat.
Berbeda dengan sekolah-sekolah lain, SMAN 2 Bandung memiliki rencana pengembangan area parkir yang lahan dan rancangan desainnya memang sudah dipersiapkan. Meskipun demikian, baru rencana pengembangan taman dan kantin yang terakomodasi oleh bantuan sosial yang diberikan sekarang ini.
Desain kantin berkonsep "food court" SMAN 1 Manyar, Gresik
SMAN 1 Manyar yang memiliki 38 rombel dengan 1212 siswa dan merupakan sekolah terbesar di Kabupaten Gresik merencanakan kantin berkonsep food court dengan desain ruang terbuka. Kantin SMAN 1 Manyar ini juga bekerja sama dengan BRI agar transaksi kantin dapat menggunakan kartu pembarayan BRIZZI, dilengkapi juga dengan konter untuk mengisi ulang pulsa.
Acara bimtek ditutup dengan penandatanganan MOU dengan masing-masing sekolah. Pemberian bantuan sosial ini baru merupakan langkah awal dari program kebaruan yang dicanangkan. Pembenahan fasilitas kantin, toilet dan taman ini sesungguhnya hanya merupakan perwujudan dari pengembangan sesuatu yang lebih mendasar dan signifikan lagi, yaitu pengembangan kultur bersih dan sehat yang selama ini kurang mendapat prioritas. Sebagaimana program pengembangan masyarakat lainnya, tentunya upaya ini perlu koordinasi yang baik antara berbagai pihak dalam pengembangan budaya bersih dan sehat.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 2405 kali |