Menyongsong Masa Depan Pendidikan dengan Asesmen Nasional

Praya, Kemendikbudristek - Pagi yang cerah di SMAN 1 Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pemandangan Gunung Rinjani yang megah menjadi saksi semangat para siswa yang tengah bersiap untuk mengikuti Asesmen Nasional (AN). Dengan latar belakang gunung yang menakjubkan, suasana di sekolah tersebut dipenuhi antusiasme, menandakan pentingnya AN dalam perjalanan pendidikan mereka.

AN merupakan evaluasi yang dirancang pemerintah untuk memetakan mutu pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Melalui instrumen asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar, AN berfungsi sebagai cermin yang merefleksikan kualitas pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan AN di SMAN 1 Praya menggunakan sistem berbasis computer. AN berlangsung selama dua hari pada 19 dan 20 Agustus 2024, dengan total 45 siswa yang terpilih, ditambah 5 siswa cadangan.

Kepala Sekolah SMAN 1 Praya, H. Khadian, S.Pd., M.A.P., menegaskan bahwa sekolahnya tidak melakukan persiapan khusus untuk AN. Namun, sejak kelas 10, siswa sudah mendapatkan matrikulasi numerasi sebanyak 16 kali pertemuan, dibimbing oleh guru dan teman sebaya yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang tersebut. “Kami mempersiapkan siswa secara kontinu, sehingga ketika AN tiba, mereka sudah siap,” jelasnya.

Sosialisasi AN dilakukan secara komprehensif melalui laman sekolah, guru, tata usaha, serta wali kelas. Pelaksanaan sosialisasi ini diakui oleh salah satu siswa, Humairo Ulya, yang mengatakan bahwa dirinya tidak kaget saat terpilih menjadi peserta AN karena telah menerima informasi sebelumnya. "Kami sudah mendapatkan sosialisasi AN ini dari laman sekolah maupun dari guru-guru," ungkapnya.

Didik Ery Risdiyanto, M.Pd., seorang guru sekaligus ketua pelaksana AN di SMAN 1 Praya, menyatakan, hasil AN akan dijadikan salah satu indikator untuk meningkatkan literasi dan numerasi di sekolah. “Hasil AN akan sangat berguna untuk membuat program dan praktik yang tepat bagi siswa,” ujarnya. Persiapan teknis AN di SMAN 1 Praya juga tidak main-main. Sekolah berkoordinasi dengan penyedia jaringan internet dan PLN untuk memastikan kelancaran pelaksanaan. Bahkan, sebuah genset disiapkan sebagai langkah antisipasi jika terjadi pemadaman listrik. "Kami ingin memastikan bahwa tidak ada kendala teknis yang mengganggu pelaksanaan AN," tambah Rapi’i, S.Pd guru dan juga proktor dalam pelaksanaan AN.

Koordinator Kurikulum SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat, Purni Susanto, S.Pd., M.Ed., M.Pd., M.Hum., yang juga merupakan Analisis Kurikulum Ahli Madya, menaruh harapan besar pada AN. Beliau berharap bahwa AN dapat meningkatkan mutu pendidikan, terutama di daerah yang tergolong dalam kategori afirmasi seperti Nusa Tenggara Barat, yang memiliki keterbatasan anggaran.

Purni Susanto juga memberikan masukan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) agar memberikan kebijakan yang berbeda bagi daerah-daerah tertentu. Purni juga menekankan pentingnya pendampingan intensif untuk sekolah-sekolah di wilayah tersebut, agar perencanaan berbasis data dapat dioptimalkan.

Sementara itu, H. Khadian berharap di masa mendatang seluruh siswa dapat mengikuti AN, bukan hanya sampel. Menurutnya, hal ini penting agar sekolah dapat mengetahui permasalahan yang terjadi secara menyeluruh dan menggunakan hasilnya sebagai dasar program keberlanjutan.

Dengan persiapan yang matang dan semangat yang tinggi, SMAN 1 Praya menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui Asesmen Nasional. Gunung Rinjani yang berdiri kokoh di kejauhan seolah menjadi simbol dari semangat dan keteguhan siswa serta pendidik di sekolah ini dalam menghadapi tantangan pendidikan masa depan.

Laman : sma.kemdikbud.go.id
Tiktok: Direktorat SMA
Twitter: @dit_sma
Instagram: Direktorat SMA
Facebook: Direktorat SMA - Kemendikbudristek
Youtube: Direktorat SMA
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#MerdekaBelajar
#KurikulumMerdeka