Auditorium Gedung D Lantai 2, Dirjen Dikti Kementrian Pendidikan Nasional yang terletak di Jl. Jendral Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat hari selasa (22/10) sejak pagi tampak lebih ramai dari hari biasanya. Aneka persiapan dilakukan dalam menyambut kegiatan �Gelar Poster dan Pameran� yang dilakukan esok harinya.
�Gelar Poster dan Pameran� amat penting karena dimaksudkan sebagai ajang untuk menilai poster dan pameran hasil penelitiannya. Saat itulah tim juri melakukan tanya-jawab dengan peserta. Dari keunggulan pada gelar poster dan pameran serta kemampuan interaksi saat pameran itulah, dihasilkan peserta yang akan masuk ke fase presentasi.
Tahun ini sebanyak 90 Finalis terpilih mengikuti Gelar Poster ini, yang terdiri dari Sains Dasar, Sains Terapan, dan IPS dan Humaniora yang masing-masing 30 peserta. Sains Dasar (Matematika, Fisika,Kimia, Biologi), Sains Terapan (Ekologi, Mesin dan Elektronika, Informatika, kesehatan, pertanian), dan IPS dan Humaniora (Ekonomi dan Manajemen,Sejarah dan Budaya, Bahasa; sastra dan Seni, Pendidikan dan Psikologi, Sosiologi dan Antropologi)
Niken Kusumaningrum dari SMAN 5 Semarang Jawa Tengah menyatakan bahwa dirinya beruntung bisa terpilih lagi di OPSI tahun ini, dan membawa keuntungan tersendiri. �Mempersiapin kayak yang mau ditanyain juri kemungkinan apa gitu lho. Kira-kira ini itu sudah dirangkum, � papar Niken. Dalam OPSI kali ini, Niken bersama Ika Candra Nurhayati dan Abisca Lintang Utari mengangkat tema�Pengaruh Lidah Mertua Terhadap Peningkatan Kualitas Air Limbah� yang masuk dalam Bidang Sains Dasar.
Pernyataan agak berbeda dinyatakan oleh Lutfiyani Irvin Maulina. Pada tahun yang lalu ia bersama Niken dan Ika Candra berada dalam satu tim Bidang IPS Humaniora mengangkat tema sejarah dan berhasil mendapat Gelar Penghargaan Terbaik. Menurut Irvin, pengalaman tahun lalu justru bisa jadi membawa konsekuensi tanggung jawab yang lumayan.
�Sekarang targetnya emas. Tapi saingannya lebih berat kayaknya, � kata Irvin. Ia menjelaskan alasannya adalah karena yang mengirim lebih banyak dan yang saringannya semakin ketat. Pada OPSI 2013 ini Irvin tak lagi satu tim bersama Ika dan Niken, tapi bersama Ratna Wulandari dan Widiyuta Ayudya mengangkat judul �Pemanfaatan Kitosan sebagai Absorben Logam Berat dan Pengawet Alami pada Kerang Darah.�
Pengalaman OPSI sebelumnya yang diikuti kakak kelasnya membuat Valda Orchidea Zahwa dari SMAN 2 Lamongan memilih membawa sendiri akuarium dan perlengkapan lainnya dari Jawa Timur. Untuk itu ia musti mengangkutnya menggunakan kendaraan pribadi. Dibantu kakak beradik kakak beradik yaitu Virbyansah dan Ihtifazhuddin, ketiganya tampak sibuk membongkar pasang pipa-pipa pembangkit tenaga listriknya di dalam akuarium.
Para peneliti muda ini mengangkat judul �Pico Hidro dengan teknologi Apung mengubah arus sungai menjadi energi listrik. Mereka mengklaim bahwa teknik temuan mereka ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan teknik bendungan sungai. �Merusak ekosistem air dan kurang ramah lingkungan. Contohnya saja ikan 2 akan sulit berimigrasi selain itu membuat ikan-ikan lokal punah serta tanah di perairan menjadi rusak,� urai Valda menerangkan kelemahan teknik bendungan.
Sementara rekan Valda dari sekolah yang sama tapi di Bidang Sains Terapan, Novie Zaini dan Syafira Nur Hayati yang mengangkat tema pemanfaatan biji petai cina tampak menggeser-geser nampan diatas meja display. Dari kerapihan dan efisiensi tampilannya bisa diduga bahwa sejak dari daerah mereka telah menghitung dengan seksama luasan meja yang telah disediakan penyelenggara.
Memang, untuk setiap tim peneliti telah disediakan dua muka panel pameran berukuran 1. 120 cm x 120 cm yang diletakkan di atas meja berukuran 40 cm x 120 cm dengan ketinggian 80 cm. Kedua panel dipasang sedemikian sehingga bisa membentuk formasi �V�. Selain itu disediakan meja terpisah berukutan lebar 50 cm, panjang 60 cm, dan tinggi 80 cm.
Mardiana Latifah dan Sara Andini Larasati dari MAN 1 Malang yang mengangkat judul � Pemanfaatan Limbah Buah Naga sebagai manisan Kaya Antioksidan dalam upaya peningkatan home industri� sengaja tak menyiapkan semuanya dari awal. Maka tugas berat yang pertama harus diselesaikan keduanya saat itu adalah secepatnya menemukan pengrajin stereofoam di Jakarta yang bisa mewujudkan desainnya.
Penulis |
 :  |
|
Editor |
 :  |
|
Dilihat |
 :  |
298 kali |