#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Pembinaan Tahap I Olimpiade Sains Internasional 2013

#

Para siswa peraih medali Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke-12 yang berlangsung di Jakarta pada 2 sd 7 September 2012 lalu, mengikuti pembinaan tahap I olimpiade sains internasional yang digelar sejak Oktober sd November 2012. Pembinaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan menengah, Kemdikbud ini dilakukan dalam rangka memersiapkan siswa-siswi terpilih untuk mewakili Indonesia di ajang olimpiade sains tingkat dunia tahun 2013.

Ketujuh bidang sains yang diberikan pada pembinaan calon-calon delegasi Indonesia ke ajang olimpiade internasional nanti yaitu matematika, fisika, kimia, biologi, astronomi, komputer, kebumian, serta ditambah satu bidang baru yakni geografi. Pembinaan dilakukan serentak di tiga kota. Pembinaan olimpiade bidang matematika dipusatkan di Hotel Pelangi Malang, pembinaan bidang fisika dan kebumian dilaksanakan di University Hotel Yogyakarta. Sedangkan untuk keempat bidang lainnya yakni kimia, biologi, astronomi dan Infotmatika dilangsungkan di Wisma Balai Perguruan Putri kota Bandung.

Pembinaan Bidang Matematika,
Perbanyak Latihan Soal
Pembinaan olimpiade sains bidang matematika dilakukan dalam rangka memersiapkan siswa mengikuti Olimpiade Matematika Internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) ke-54 yang akan diselenggarakan di Santa Marta, Colombia, pada Juli 2013. Pembinaan bagi tim IMO Indonesia, dijelaskan oleh Dr. Hery Susanto yang tergabung dalam tim pembina IMO, diadakan dalam empat tahap. Di tiga tahap pertama untuk pembekalan dan tahap keempat dilaksanakan menjelang keberangkatan mengikuti IMO. Dari hasil pembinaan tahap pertama akan dipilih sebanyak 13 peserta yang berhak mengikuti pembinaan tahap kedua. Lebih lanjut Hery menjelaskan, kegiatan pembinaan pada tahap awal ini lebih menekankan pada aplikasi teori yang pernah didapatkan oleh peserta dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Materi soal yang dilatihkan lebih banyak pada pemecahan masalah yang berkaitan dengan soal-soal sekitar olimpiade matematika negara-negara lain, olimpiade matematika regional, dan olimpiade matematika internasional. Materi yang diberikan dikelompokkan ke dalam empat bidang yakni Aljabar, Teori Bilangan, Geometri, dan Kombinatorik. Selain itu ada kegiatan mandiri pada malam hari yang dibimbing oleh asisten, tes seleksi dan simulasi, psikotes, pembinaan bela negara dan rohani, serta olahraga. Salah satu asisten pembinaan IMO, Rudi Adha Prihandoko yang juga alumni IMO menjelaskan dengan rinci, setiap harinya peserta mendapatkan pembekalan materi dan latihan soal berikut dengan pembahasannya sebanyak tiga sesi dalam satu hari. Pada malam hari, peserta diminta melakukan kegiatan mandiri, yaitu latihan mengerjakan soal, di bawah pengawasan pembina dan asisten. Selama kegiatan telah dilakukan delapan kali test, dan kriteria kelulusan peserta tidak hanya berdasarkan hasil test akademik namun juga memerhatikan hasil non akademik seperti hasil test psikologi, perilaku di kelas dan lain-lain.

Pembinaan Bidang Fisika,
Perpaduan Nilai Akademik dan Kepribadian Siswa Sama halnya dengan matematika, pembinaan fisika juga dipersiapkan untuk mengikuti IPhO (International Physics Olympiad) ke 44 yang akan dilaksanakan pada awal juli 2013 di Kopenhagen Denmark. Pembinaan tahap I ini pada dasarnya lebih menekankan pemahaman konsep fisika yang benar, komprehensif dan terintegrasi. Selain itu juga dibina agar terampil dalam menyelesaikan soal-soal Fisika yang bersifat analitis. Tujuan lain yang tak kalah pentingnya dalam proses pembinaan ini adalah tumbuhnya siswa yang berkarakter. Hal ini sesuai dengan program pendidikan karakter yang digalakkan oleh Kemdikbud. Kami coba menumbuhkan kebersamaan, sikap toleran, saling membantu dan membangun iklim berkompetisi yang sehat serta rasa nasionalisme dan kebangsaan yang tinggi. Untuk itu maka selama pembinaan tahap 1 ini para siswa tidak hanya diberikan materi-materi fisika saja akan tetapi juga penegakan sikap disiplin terhadap aturan yang telah diberikan oleh Pembina/panitia dan juga materi Nasionalisme dan ESQ. Kegiatan lain yang tak kalah pentingnya untuk membangun sikap sosial yang baik antar sesama mereka juga dilakukan, seperti outbond, olahraga, ramah tamah, dan lainnya. Jelas Dr. Syamsu Rosid selaku pembina. Pada setiap pekannya dua hari pertama digunakan untuk penjelasan konsep Fisika kepada peserta. Kemudian tiga hari berikutnya diisi dengan latihan dan dril soal-soal terkait dengan konsep yang telah dijelaskan. Tes dalam bentuk quiz-quiz diberikan di sela-sela pembelajaran konsep teori maupun di antara latihan-latihan soal. Adapun materi Fisika yang diberikan ke peserta adalah Listrik dan Magnet. Selaian penilaian dari hasil tes akademik, adapula penilaian dari sikap dan tingkat kedisiplinan. Begitu juga dengan hasil penilaian tes psikologi. Hasil penilaian semua itu digunakan dalam pertimbangan para pembina saat meng-evaluasi akhir peserta dan sifatnya sebagai filter.

Pembinaan Bidang Biologi,
Fokus Tingkatkan Skill Praktikum Siswa
Pembinaan Tahap Pertama International Biology Olympiad (IBO) 2012 merupakan rangkaian kegiatan Tim Olimpiade Biologi Indonesia untuk menyeleksi 4 siswa yang akan mewakili Indonesia pada 24th IBO di Bern, Switzerland pada Juli 2013. Menurut salah satu asisten pelatnas IBO, Ina Karlina, materi yang diajarkan pada pelatnas kali ini sudah disesuaikan dengan materi standar internasional dan lebih ditekankan pada pendalaman materi berdasarkan silabus IBO dan meningkatkan skill siswa terhadap keempat tema praktikum yang akan diujikan pada 24th IBO di Bern, Swtizerland. Para siswa diharapkan dapat melakukan analisis masalah atau analisis soal-soal biologi secara sistematik dan kemudian mampu memecahkannya. Dengan kata lain, pembinaan ini bertujuan untuk menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan mengenal fakta dan memahami konsep, aturan, atau hukum dan dasar teori yang terkait. Agar dapat menguasai kemampuan tersebut, Ina Karlina membeberkan beberapa trik atau teknik belajar yang tepat dilakukan siswa. Mereka harus bersikap I will and I can do, menggunakan semua sarana belajar secara tepat. Melakukan review materi dengan tutor agar tidak terjadi kesalahan pemahaman konsep dan dapat menganalisis masalah dengan pemilihan konsep/dasar teori yang tepat dan tidak bosan-bosannya berlatih memecahkan masalah atau mampu melakukan problem solving. Dengan teknik belajar ini diharapkan siswa selalu dapat mengatakan I can do. Namun lebih jauh dari itu siswa juga harus memiliki sikap, semangat, atau motivasi I will do. Beber Karlina. Sistem pelatihan dilakukan dengan dasar active-interactive learning process. Para siswa akan diberi materi ajar sebelum kegiatan mengajar dilakukan dan mereka diwajibkan untuk memelajari materi tersebut. Para pelatih akan menjelaskan dasar teori/konsep materi yang telah dibaca para siswa. Penjelasan mencakup contoh penggunaan konsep atau teori materi tersebut dalam penyelesaian suatu masalah. Selain itu akan diberikan pula latihan soal-soal untuk diselesaikan oleh para siswa dengan bantuan para tutor. Kegiatan Pembinaan Tahap I IBO 2013 secara umum dapat dimasukkan kedalam enam kegiatan, yakni tatap muka/belajar di kelas, praktikum, tutorial, outing activity (rekreasi), tes teori, dan tes praktikum. Pertemuan tatap muka bertujuan untuk mereview materi dan mengetahui pencapaian masing-masing siswa. Acuan utama yang digunakan adalah buku-buku pelajaran biologi yang disesuaikan dengan silabus IBO serta pustaka pelengkap lainnya.Kegiatan praktikum yang dilaksanakan di Ruang Praktikum Pusat Ilmu Hayati ITB bertujuan untuk lebih memahami konsep-konsep serta dasar teori khusus dari 4 tema yang menjadi bahan uji di 24th IBO Bern, Switzerland 2013, yaitu Biologi Sel dan Molekuler, Biosistematik, Ekologi dan Fisiologi Tumbuhan, dan Etologi (Perilaku Hewan). Kegiatan praktikum ini sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, karena diperkirakan masih kurangnya jam praktikum siswa pada sekolah masing-masing. Oleh sebab itu, untuk kegiatan pembinaan ini diperlukan strategi yang lebih tepat untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta dalam kegiatan praktikum, jelas Karlina. Penilaian secara umum didasarkan pada persentase 10% Tugas dan kuis; 45% teori dan 45% praktikum. Berdasarkan silabus IBO, bobot nilai praktikum sama dengan bobot nilai teori, nilai tugas juga dimasukkan untuk melihat tingkat kesungguhan dari peserta dalam meningkatkan pengetahuan. Berdasarkan nilai t-score tugas dan kuis, tes teori, serta tes praktikum maka didapatkan nilai akhir hasil Pembinaan. Secara keseluruhan nilai tugas dan kuis peserta Pembinaan Tahap I cukup baik. Hal ini dapat terjadi karena beberapa tugas khususnya tugas jarak jauh dikerjakan di rumah sehingga siswa dapat menggunakan berbagai macam sumber informasi/referensi sebaik-baiknya.

Pembinaan Bidang Kimia,
Pentingnya Materi Dasar Kimia
Prof. Djulia Onggo, yang tergabung dalam tim pembina Olimpiade Internasional Bidang Ilmu Kimia tahun 2012, menuturkan, materi dasar khususnya di bidang Ilmu Kimia sangat penting. Karena materi yang dilombakan pada IChO (International Chemistry Olympiad) umumnya tidaklah mudah. Setelah menguasai materi dasar, materi lanjutannya dapat dengan mudah dimengerti oleh para peserta pelatnas nantinya. Pentingnya pemahaman siswa terhadap materi dasar bertujuan agar para peserta pelatnas dapat memahami konsep dasar Ilmu Kimia yang merupakan kunci bagi kesuksesan mereka nanti jika terpilih mewakili Indonesia di ajang olimpiade internasional bidang Ilmu Kimia. Dengan konsep ini, para peserta pelatnas diharapkan paham dan tahu, konsep mana yang nantinya dapat mereka pakai untuk menyelesaikan atau mengikuti dengan sebaik-baiknya semua soal yang diangkat saat pelaksanaan olimpiade internasional nanti, katanya lagi menjelaskan. Meski demikian, Djulia mengakui, faktor-faktor eksternal di luar pemahaman siswa terhadap materi-materi yang diajarkan juga sangat mempengaruhi. Contohnya faktor keberuntungan, faktor demam panggung dan faktor kurang cermat atau kurang hati-hati. Untuk itu, pada pelatnas tahun 2012 ini, selain pemahaman materi Ilmu Kimia, pembinaan juga ditekankan kepada faktor-faktor eksternal tersebut. Djulia menuturkan, proses pembinaan dalam bentuk pelatnas yang telah dilakukan saat ini dapat dibilang sudah cukup. Karena pada prosesnya, pelatnas akan dipecah menjadi 3 tahap. Tahap pertama, 28 siswa-siswi yang terpilih akan mendapatkan materi dasar yang sebagian besar berisi materi yang bersifat konsep. Tahap kedua, jumlah peserta pelatnas akan dikerucutkan lagi. Jadi, mereka yang dinyatakan lolos pelatnas tahap pertama, dapat mengikuti pelatnas tahap kedua yang selama pembinaannya nanti materi yang diberikan akan diperdalam lagi. Seperti latihan mengerjakan kisi-kisi soal yang diberikan oleh negara yang menjadi panitia penyelenggara olimpiade internasional tahun 2013 yang akan dilaksanakan di Moscow, Rusia. Saat ditanya peluang tim Indonesia pada olimpiade internasional bidang Ilmu Kimia tahun 2013 mendatang, Djulia menjelaskan, masih terbuka. Triknya adalah mencari tahu negara mana yang menjadi penyelenggara ajang tersebut. Karena tahun 2013 mendatang penyelenggaranya adalah Rusia, dirinya akan menekankan materi pada bidang Kimia Fisika. Mengingat Rusia sangat mengedepankan materi bidang Kimia Fisika tersebut. Selain itu, tim Indonesia memiliki pengalaman saat mengikuti kompetisi ini di Moscow beberapa tahun lalu. Berbekal pengalaman itulah, Djulia lebih menekankan pembinaan di bidang Kimia Fisika. Peluang kita masih terbuka. Karena penyelenggaranya adalah Rusia, kita harus kuat di Kimia Fisika. Untuk itu, saya akan menempatkan tenaga-tenaga ahli di bidang itu. Terlebih lagi, kita sudah punya pengalaman bertanding di Moscow. Walau saat itu kita hanya meraih perak, imbuh Djulia. Karena itulah, Djulia mengaku dirinya cukup optimis tim Indonesia dapat lebih sukses dari tahun sebelumnya. Mengingat tim Indonesia sudah memiliki modal dari pengalaman sebelumnya.

Pembinaan Bidang Informatika,
Kebiasaan Berlatih Harus Menjadi Budaya


Pembinaan atau pelatnas bidang Ilmu Informatika tahun 2012 ini lebih menekankan pada penguasaan cara penyelesaian permasalahan (problem solving) yang umum dan ada di bidang Ilmu Informatika. Melihat pengalaman dari tahun sebelumnya, materi-materi ilmu Informatika selalu cepat mengalami perubahan. Untuk itu, materi-materi yang dilatih pun sudah barang tentu harus mampu mengikuti perkembangan terkini dari Ilmu Informatika. Adi Mulyanto, Dosen Fasilkom ITB yang membina para siswa mengatakan, materi-materi seperti logika, matematika komputer dan cara penyelesaian masalah sangat ditekankan bagi para peserta pelatnas bidang Ilmu Informatika tahun 2012 ini. Para peserta diajarkan untuk mencari jalan keluar dari soal-soal yang diajukan. Biasanya, para peserta akan diajarkan secara umum dan jalan keluarnya dibebaskan kepada para peserta pelatnas untuk menyelesaikannya. Jadi, tidak ada pemecahan masalah yang bersifat mutlak dalam ilmu Informatika. Para peserta dapat secara bebas mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, kata Adi menjelaskan. Selain itu para peserta juga digenjot untuk selalu melakukan latihan, membiasakan diri memahami soal dan memelajarinya. Inilah sebenarnya yang harus diasah terus. Budaya berlatih seperti inilah yang harus terus ditingkatkan di kalangan SMA. Kebiasaan berlatih harus menjadi budaya bagi para peserta pelatnas jika ingin sukses dari tahun sebelumnya, ungkap Adi. Untuk itu, sistem pelatihan yang intensif sangat diperlukan guna memenuhi target yang hendak dicapai tim Indonesia. Seperti halnya yang dilakukan negara lain seperti Amerika. Orang-orang di sana, kata Adi, sudah melakukan latihan setiap hari. Sedangkan di Indonesia, kita baru berlatih bila ada sebuah ajang yang akan diikuti. Hal inilah yang seharusnya mulai diubah oleh tim Indonesia. Seperti di bidang lainnya, pada bidang Ilmu Informatika pun dilaksanakan sistem seleksi ketat. Saat ini, peserta pelatnas bidang Ilmu Informatika berjumlah 33 siswa. Setelah itu, akan disaring menjadi 16 siswa untuk mengikuti pelatnas tahap kedua. Baru setelah itu dipilih 4 siswa pada tahap ketiga untuk kemudian mendapatkan pelatihan yang mendalam sebagai persiapan mengikuti olimpiade internasional di bidang Ilmu Informatika atau International Olympiad in Informatic (IOI) yang akan diselenggarakan di Brisbane, Australia.

Pembinaan Bidang Astronomi,
Pendalaman Materi dan Pengetahuan Astronomi


Untuk memersiapkan Tim Olimpiade Astronomi Indonesia, Sebanyak 30 siswa pemenang medali emas, perak dan perunggu dalam OSN 2012 bidang astronomi telah mengikuti Pembinaan Tahap I yang dilaksnakan di Wisma BPP Kartini Bandung. IOAA tahun 2013 akan dilangsungkan di Volos, Yunani pada bulan Juli sedangkan IAO akan diselenggarakan di Vilnius, Lithuania pada September 2013. Koordinator tim pembina DR. Hakim L Malasan menjelaskan, pembinaan Tahap I ini lebih menekankan pada leveling, pendalaman materi dan pengetahuan Astronomi dan Astofisika. Soal latihan diberikan setiap hari dimaksudkan agar peserta dapat lebih fokus dan tenang saat menerima materi di kelas. Selain itu, juga diberikan pembahasan soal ujian agar peserta dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan pada saat mengerjakan latihan. Lalu, ada ujian di akhir pekan untuk seluruh mata pelajaran pada pekan tersebut. Pemberian latihan soal dan ujian per minggu dimaksudkan untuk semakin mengasah kemampuan peserta dalam memecahkan persoalan sebagai bekal pertandingan yang sesungguhnya di ajang internasional. Praktek dan ujian pengamatan pada tahap I ini dilaksanakan satu kali per-minggu di Observatorium Bosscha. Bekerja sama dengan Biro Psikologi ITB, kami melakukan Tes Potensi Akademik (TPA) dan Potensi Diri bagi semua peserta pelatihan. Tujuan dari tes psikologi ini adalah untuk mengetahui kemampuan akademik dan potensi diri siswa dalam persiapan mengikuti olimpiade internasional. Demikian dijelaskan secara rinci oleh DR. Hakim L Malasan. Pembinaan Tahap I ini dibina oleh para Dosen dari Kelompok Keahlian Astronomi dan para tutor yang merupakan alumni olimpiade internasional yang saat ini masih kuliah di ITB. Tugas tutor adalah memberikan dan membahas soal-soal olimpiade hasil tahun-tahun lalu dan juga soal latihan terbaru. Pada akhir pembinaan akan dipilih 16 peserta untuk mengikuti Pembinaan Khusus I. Pada Pembinaan Tahap I ini pelatihan lebih ditekankan pada pendalaman materi dan pengetahuan astronomi yang terangkum dalam silabus Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional (khususnya IOAA). Materi yang diajarkan membentang dari sistem Bumi-Bulan, Tata Surya, Galaksi Bima Sakti, Ekstragalaksi, sampai pada Kosmologi yang mempelajari alam semesta secara keseluruhan. Beragam metode dilakukan untuk mengajarkan materi tersebut kepada siswa, mulai dari penyampaian teori, latihan soal, pengolahan data, sampai dengan penayangan simulasi hasil komputasi. Pada praktek pengamatan yang dilaksanakan di Observatorium Bosscha Lembang, peserta diajarkan untuk mengenal langit secara umum, mengidentifikasi benda langit terang dan penting, mengoperasikan secara manual teleskop portabel. Proses pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan teleskop Vixen tipe C-8 ditutup dengan kegiatan pengolahan data hasil pengamatan.

Pembinaan Bidang Kebumian,
Sebagian Sudah Penuhi Target Penilaian
Pembinaan bidang kebumian dipersiapkan untuk menindaklanjuti rencana pengiriman delegasi Indonesia pada Olimpiade Kebumian Internasional ke-7 atau 7th International Earth Science Olympiad (IESO) yang rencananya akan diselenggarakan pada pertengahan bulan September 2013 di Mysoree, India. Pelatihan dan seleksi dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 4 kali. Pelatihan dilakukan dalam bentuk kuliah tatap muka/diskusi, praktikum/latihan laboratorium dan praktikum lapangan. Selain itu juga diadakan sesi studi pustaka, di mana para siswa diminta untuk memelajari textbook yang ada di perpustakan untuk menambah wawasan, selain belajar mandiri di tempat penginapan. Materi yang diberikan pada pelatihan disesuaikan dengan silabus IESO yang diberikan secara bertahap yaitu Geologi Dasar, Meteorologi Dasar dan Astronomi Dasar. Seleksi dilakukan dengan tes berkala yang dilakukan pada setiap minggu selama masa pelatihan serta penilaian terhadap kemampuan siswa untuk melakukan pekerjaan lapangan. Selain pemberian materi kebumian, juga diadakan Tes Potensi Akademik pada awal kegiatan untuk mengetahui kemampuan akademis siswa secara umum. Selain itu dilakukan pula Outbond Activity di bawah bimbingan Dra. Aisah Indarti M.Psi dan team dari Fakultas Psikologi UGM. Acara outbond ini dimaksudkan agar kemampuan kerjasama, kepemimpinan dan problem solving peserta dapat terasah. Acara dilaksanakan di Stasiun Geologi Lapangan UGM di Bayat, Klaten. Demikian dijelaskan Dr. D. Hendra Amijaya, selaku tim pembina. Hendra menjelaskan, secara akademik pada dasarnya sebagian besar siswa telah memenuhi target yang diharapkan yaitu bisa menguasai minimal 70% materi yang diberikan. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 2/3 siswa dapat memperoleh nilai tes di atas 70% nilai maksimal. Pelatihan tahap ke-2 akan berkonsentrasi pada materi Geologi Lanjutan, Astronomi Lanjutan, Meteorologi Lanjutan dan Oseanografi. Pelaksanaan pelatihan ini diusulkan untuk diadakan pada bulan Maret 2013. Selain itu juga, lanjut Hendra, pada pembinaan ilmu kebumian, juga dilakukan kegiatan sosialisasi International Geography Olympiad (IGeO) oleh Dr. Samsul Bachri (ITB). Empat orang siswa dari 27 peserta pembinaan IESO dengan sukarela memilih mengikuti IGeO 2013 di Kyoto, Jepang. Keempat siswa tersebut direkomendasikan untuk mengikuti pelatnas IGeO ditambah dengan peserta yang tidak mengikuti pelatnas tahap II IESO. Rin/Sidik/Rizky
Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  929 kali