Jumat (25/04) Workshop Percepatan Pencairan Dana PIP angkatan kedua kembali dibuka oleh Direktur Pembinaan SMA, Drs. Purwadi Sutanto M.Si didampingi para Kasubdit dan Kepala Seksi Direktorat Pembinaan SMA di Olimpic Renotel, Sentul Bogor mulai 25 - 28 April 2019.
Alex Firngadi, Kasi Kepribadian Subdit Peserta Didik, melaporkan sebanyak 17 provinsi berikutnya yang diundang untuk mempercepat proses pencairan yaitu Jambi, Jatim, Lampung, Sumbar, Sumsel, Papua, Sumut, Gorontalo, Kaltim, Kaltara, Maluku, NTT, Papua, Papua Barat, Sulbar, Sulsel, Sulut, dan Sultra. Para peserta akan mendapatkan materi yang berkaitan dengan proses pencairan PIP diantaranya dari tim BNI, tim data Dapodik Kemendikbud, dan materi tentang program-program Direktorat Pembinaan SMA. Diakhir kegiatan diharapkan para peserta diharapkan dapat menyampaikan hasil serta capaian proses pencairannya di daerah masing-masing setelah melakukan diskusi kelompok dan koordinasi dengan bank penyalur (BNI).
Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Pembinaan SMA Drs. Purwadi Sutanto M.Si mengatakan, program utama pendidikan SMA adalah melanjutkan ke perguruan tinggi. Tugas kita adalah membekali anak-anak kita untuk bisa "survive" di lingkungan masyarakat dan menempuh hidup yang lebih baik. "Maka dari itu yang harus kita siapkan untuk anak-anak kita adalah; penanaman karakter yang kuat, bekali mereka dengan budaya literasi yang tinggi, serta kompetensi yang tinggi. Ini akan dijamin berhasil jika guru-guru kita sudah diarahkan dengan standar yang baik, agar semua dapat terurai dengan jelas apa rencana program kita untuk mencapai itu." Ujarnya.
Utamanya adalah, lanjut Direktur, membangun kultur dan budaya sekolah melalui 8 (delapan) standar pendidikan nasional yaitu; standar kompetensi lulusan, isi, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, dan standar pembiayaan serta penilaian pendidikan. Ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Untuk menguatkan standar ini maka diperlukan school base management (Manajemen Berbasis Sekolah-MBS) dalam pengambilan keputusan secara partisipatif dan menjadi suatu terobosan pendidikan yang baik. "Seorang kepala sekolah adalah sebagai edukator, manajer, supervisor, motivator, dan koordinator. Tidak boleh one man show dalam mengatur manajemen sekolah, maka harus melibatkan seluruh warga sekolah," Pesan Pak Purwadi.
Direktur juga menghimbau agar para guru terus mengembangkan pembelajaran di sekolah dengan model cara berpikir tinggi atau Higher Other Thingking Skills (HOTS). Dengan pengembangan belajar model ini dapat menghasilkan anak-anak berkemampuan berpikir kritis, terampil berkomunikasi dengan baik, berkolaborasi, kreatif, dan percaya diri dalam mempersiapkan era milenium. "Dalam menyiapkan peserta didik yang siap bersaing menghadapi era milenium dan revolusi industri 4.0, guru harus mampu mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis, analistis, dan mampu memberikan kesimpulan atau penyelesaian masalah,“ jelas Pak Direktur.
Harapannya sepulang dari sini, Insya Allah dana PIP bisa cair 100 persen. "Segera bantulah anak-anak kita mencairkan. Jika ada masalah tolong diuraikan untuk kita carikan solusinya segera. Saya yakin bapak ibu sekalian sudah berkerja dengan sepenuh hati dan segenap tenaga, karena sebagai guru ini adalah pekerjaan yang sangat mulia. Sekali lagi saya mohon dengan hormat, semoga dengan adanya kegiatan ini menjadi pemicu bagi kita semua agar lebih baik dan lebih baik lagi." Tutup Pak Purwadi di akhir sambutannya.
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | whika |
Dilihat |  :  | 262 kali |
Materi pemahaman akan semangat kebhinekaan perdamaian dan non diskriminasi dalam Pembinaan Kerohanian tingkat SMA 2019