#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Peserta OSN Ikuti Pendidikan Karakter

#

Keseimbangan otak kiri dan otak kanan penting, jika salah satu lebih menonjol dari yang satunya, maka keseimbangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari juga tidak akan terjadi. Karakter memegang peranan penting dalam menjalani kehidupan se hari-hari. Begitu juga dengan peserta OSN, untuk membentuk kepribadian dan keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan mereka, bertempat di Hotel Kaisar, Jakarta Selatan, Rabu (5/9) mereka diberikan pendidikan karakter yang juga berhubungan erat dengan kepribadian, sopan-santun, rasa empati/peduli, cinta tanah air, kemanusiaan, peduli lingkungan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Selama satu setengah jam peserta OSN berkumpul di aula Hotel Kaisar mendengarkan dan me­nyak­sikan penjelasan yang disampaikan Dra. Baby Poernomo, MA, tentang bagaimana mereka harus bersikap jika sudah terjun ke masyarakat kelak. Film yang menggambarkan kepedulian seorang anak laki-laki di India saat sebuah pohon rubuh di mana ia berusaha keras memindahkan pohon itu dan orang-orang yang melihatnya akhirnya tergerak hatinya untuk membantu. Sikap anak kecil yang polos di mana ia sekuat tenaga berusaha mengangkat batang pohon yang tumbang itu, adalah sikap peduli lingkungan yang dilakukannya secara spontan. Melalui film tersebut, peserta OSN dituntun untuk membuka pikiran mereka, bagaimana harus bersikap jika menghadapi situasi seperti itu. Kata-kata seperti ‘maaf’, ‘terimakasih’, menjadi kata yang harus selalu diucapkan di dalam pergaulan sehari-hari. Mendengarkan dan menghormati orang yang lebih tua, juga menjadi cerminan dari pendidikan karakter. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan hikmat dan menghormatinya di manapun kita berada adalah cermin dari pendidikan karakter pula. “Kita akan merasa bangga bila mendengar lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Di situ muncul rasa haru kita pada pahlawan-pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Tanpa mereka kalian tidak akan ada di sini, di ajang OSN ini,” demikian Baby Poernomo.

Di balik seragam putih abu-abu, baby berharap empati terhadap sesama manusia khususnya yang lebih tua muncul dengan sendirinya. “Jangan bila ada nenek-nenek terbungkuk-bungkuk membawa beberapa koper, lalu dia terjatuh, kalian hanya berdiri sambil menertawakannya. Itu bukan cerminan karakter dari anak SMA yang memakai seragam putih abu-abu. Jika kalian melihat keadaan seperti itu, kalian harus membantunya membawakan koper-koper tersebut, bukan menertawakannya.” ujar Baby. Tepuk tangan meriah mengakhiri penjelasan tentang pendidikan karakter malam itu. Baby Poernomo dan timnya berharap apa yang mereka sampaikan menjadi masukan yang berguna untuk para siswa bila mereka kelak telah menjadi ilmuwan yang akan membangun bangsa ini. Karakter yang kuat juga mencerminkan seseorang sebagai manusia yang berpendidikan dan bermartabat. Itu sebabnya jadilah sosok yang berkarakter dan berkepribadian. Fanny/foto Sidik
Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  497 kali