Siapkan Sekolah Siaga Bencana
Dentingan besi yang disusul lengkingan peluit membuat aktivitas warga SMA Negeri 1 Narmada Nusa Tenggara Barat, terhenti. Peserta didik dan guru yang berada di kelas, sontak merunduk lalu masuk ke kolong meja. Setelah beberapa hitungan berlalu, mereka keluar ruangan sambil memegang tas di atas kepala, sebagian ada yang melindungi kepala dengan buku. Mereka berjalan menuju lapangan di tengah kompleks sekolah dan dua area terbuka yang ada di belakang dan samping sekolah.
Pagi itu, Rabu 22 Mei 2024, warga SMA Negeri 1 Narmada sedang menjalankan simulasi tanggap bencana di sekolah. Dalam simulasi itu, bencana yang terjadi adalah gempa bumi. Pada simulasi pertama, Fasilitator Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) Dede Kypa meminta warga sekolah mengulang simulasi, karena belum sesuai dengan prosedur standar operasional yang telah ditetapkan. “Masih ada yang berisik, masih ada yang berlari, dan juga masih ada yang bercanda. Kita ulangi simulasi sampai semuanya sesuai dengan skenario kita sepakati bersama,” tegas Dede.
Menurut Dede, simulasi tanggap bencana, merupakan instrumen untuk menguji tingkat pengetahuan, pemahaman, respons, dan tindakan warga sekolah saat dan pasca terjadi bencana. “Simulasi ini juga untuk menguji prosedur tetap kedaruratan yang telah disusun oleh tim siaga bencana sekolah,” ujarnya. Simulasi ini merupakan bagian dari kegiatan Advokasi Penyelenggaraan SPAB di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang digelar Direktorat SMA, 20 s.d. 24 Mei 2024, di Lombok Barat, Lombok Timur, dan Lombok Utara.
Keselamatan Warga Sekolah
Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) adalah program yang dikembangkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi bencana alam atau kondisi darurat lainnya. Pada dasarnya SPAB bertujuan untuk meningkatkan keselamatan warga sekolah dari risiko bencana.
SPAB melibatkan seluruh warga sekolah dalam upaya meminimalkan risiko serta merencanakan prosedur dan merespons kejadian bencana dengan efektif. Menurut Wahyu Haryadi Ketua Tim Kerja Regulasi dan Tata Kelola Direktorat SMA, SPAB menjadi hal yang sangat penting di lingkungan sekolah.
Menurutnya, mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana belum menjadi perhatian serius di masyarakat, termasuk di lingkungan sekolah. Padahal Indonesia memiliki berbagai ancaman bencana. Atas dasar inilah, Direktorat SMA turut memerkuat kesadaran warga sekolah tentang kesiapsiagaan terhadap bencana.
Melalui kegiatan advokasi penyelenggaraan SPAB di sekolah, Direktorat SMA mendorong satuan pendidikan menjadi SPAB dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan sekolah. Sekolah yang siaga bencana, kata dia, menerapkan tiga prinsip utama yaitu fasilitas sekolah yang aman, manajemen bencana sekolah, dan pembelajaran kebencanaan.
Melalui kegiatan ini, tambah dia, setidaknya mendorong warga sekolah untuk mengenali potensi bencana di lingkungannya. “Dari pengenalan ini kita berharap menjadi pemantik untuk melahirkan model kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
Laman : sma.kemdikbud.go.id
Tiktok: Direktorat SMA
Twitter: @dit_sma
Instagram: Direktorat SMA
Facebook: Direktorat SMA - Kemendikbudristek
Youtube: Direktorat SMA
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KurikulumMerdeka
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | Tim Publikasi Dit.SMA |
Dilihat |  :  | 1867 kali |
Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah Upaya Tingkatkan Mutu Pendidikan Berbasis Kebijakan Zonasi dan Pengangkatan Guru
Evaluasi Kebijakan Pendidikan Wapres Minta Solusi untuk Masalah yang Berulang
Sinergi Kemendikdasmen dan Pemda Guna Tingkatkan Kualitas dan Pemerataan Pendidikan