#
Direktorat Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

SingaporeIndonesia Student Leadership Adventure Camp SISLAC 2012

#

Singapore-Indonesia Student Friendship Adventure Camp (SISFAC) yang kini berganti nama menjadi SISLAC (Singapre Indonesia Student Leader Adventure Camp) merupakan program kerjasama bilateral antara pemerintah Republik Singapura dan Republik Indonesia yang dituangkan dalam sebuah Nota Kesepahaman mengenai kerjasama di bidang pendidikan; salah satu pasalnya berbunyi :school and university/polytechnic improvement through collaborative efforts such as school to school links, joint programme, and joint student activities.

Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2007 yang diimplementasikan dalam bentuk pertukaran pelajar dan budaya. Tujuannya adalah untuk mempererat persahabatan dan hubungan di antara kedua negara, membangun jiwa kepemimpinan dan kemandirian, meningkatkan kreativitas serta membentuk karakter, kepribadian, sikap, dan perilaku para siswa melalui berbagai kegiatan yang bermuara pada solidaritas, kebersamaan, serta kearifan lokal kedua negara.

Kegiatan SISLAC yang kelima kalinya ini berlangsung pada 19 - 23 November 2012 di Labrador Adventure Center, Ministry Education of Singapore. Peserta yang turut berpartisipasi dalam program SISLAC 2012 ini berjumlah 100 orang, terbagi atas 48 siswa asal Singapura dan 52 siswa Indonesia. Para siswa Indonesia didampingi oleh 13 orang pendamping (chaperons) dari Indonesia, sedangkan siswa Singapura didampingi oleh 10 orang pendamping.

Selama di Singapura, seluruh peserta baik siswa Indonesia maupun Singapura berbaur dalam berbagai macam kegiatan menarik. Di antaranya presentasi tentang profil kedua negara, kunjungan kelembagaan, kegiatan kelompok, kunjungan wisata, beberapa kegiatan outbond, club activities, pentas seni dan budaya, serta diakhiri dengan malam keakraban.

Pembekalan dan Pelepasan Siswa Indonesia
Sebelum diberangkatkan ke Singapura, seluruh peserta Indonesia dikumpulkan di Wisma Pusgrafin, Polimedia, Srengseng, Jakarta Selatan, sejak 16-18 November 2012. Mereka berasal dari beberapa sekolah di Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Di tempat ini mereka diberikan pembekalan mulai dari pembekalan psikologis hingga berbagai kegiatan lainnya yang membangun kekompakan dan kerja sama dalam tim. Para siswa dibagi ke dalam 8 (delapan) kelompok yang masing-masing kelompok didampingi oleh satu orang pendamping (chaperon). Tiap pendamping bertanggungjawab untuk mengawasi, mendampingi, dan membantu para peserta selama mengikuti kegiatan SISLAC.

Karantina yang berlangsung selama 3 hari itu dilalui peserta dengan berbagai macam acara. Para siswa dibekali dengan materi kepribadian yang disampaikan oleh psikolog Dr. Hj. Andririni M.Psi. Materi ini dimaksudkan agar para peserta dapat mengembangkan potensi dirinya, belajar untuk menghargai orang lain, dan memiliki motivasi yang positif untuk berprestasi. Para peserta juga memersiapkan berbagai macam penampilan yang akan ditampilkan di Singapura di antaranya memersiapkan presentasi tentang profil negara Indonesia, Medley tari-tarian Indonesia, yel-yel, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kasubdit Kelembagaan Suharlan SH, MM menutup rangkaian acara pembinaan SISLAC 2012 sekaligus melepas keberangkatan para peserta ke Singapura pada Sabtu Malam, (18/11). Acara pelepasan juga ditandai dengan penyematan pin oleh Bapak Suharlan SH, MM kepada salah satu perwakilan siswa. Dalam pidato sambutannya, ia menyampaikan pesan kepada seluruh siswa dan pendamping agar senantiasa menjaga kekompakkan dalam tim selama berada di Singapura. Ia juga berharap sepulangnya dari Indonesia para siswa dapat mengadopsi berbagai macam hal positif yang ditemukan di Singapura, khususnya tentang pendidikannya. Sebab di era globalisasi ini, suka tidak suka Indonesia harus siap berkolaborasi dengan negara-negara lain karena kegiatan ini juga di dalamnya terdapat unsur kompetitif dan menambah wawasan, sharing pendapat, sharing pengalaman, serta sharing pengetahuan. Kegiatan ini sangat baik untuk generasi muda Indonesia ke depannya.

Tiba di Changi Airport, Aktivitas Dimulai
Minggu (19/8), Tim Indonesia bertolak dari Jakarta menuju Singapura pada pukul 11.50 WIB, dan tiba di Bandara Internasional Changi pukul 14.00 waktu Singapura. Setibanya di sana, rombongan Indonesia disambut oleh Koordinator Panitia dari Kementerian Pendidikan Singapura Johnson Lock, dengan membawa tiga orang panitia lainnya beserta tiga bus yang siap mengantarkan seluruh peserta dan pendamping Indonesia menuju ke lokasi kegiatan. Perjalanan yang tidak membutuhkan waktu terlalu lama, hanya 20 menit rombongan tiba di Labrador Adventure Center, yang terletak di Pasir Panjang Road, Singapura. Setibanya di lokasi, tampak para peserta Singapura sudah menunggu dan siap menyambut kedatangan siswa Indonesia. Mereka pun saling bertegur sapa dan berkenalan satu sama lain. Siswa Singapura mulai memperkenalkan satu persatu denah lokasi Labrador tempat penginapan siswa Indonesia, dan saling tolong-menolong membersihkan kamar yang akan mereka gunakan untuk tidur.

Seusai siswa Indonesia berkemas-kemas meletakkan barang di kamar masing, mereka pun di giring oleh mentor yang dikomandoi oleh Yvonne Lim, selaku koordinator acara ke lapangan arena bermain (parade square) yang ada di dalam camp. Mereka dibagi ke dalam 8 (delapan kelompok) yang masing-masing kelompok berjumlah 10-12 peserta yang terdiri dari siswa Indonesia dan Singapura beserta satu orang chaperone asal Singapura. Disini para peserta diajak untuk lebih dekat lagi satu sama lain dalam kegiatan ice breaking (perkenalan) dan melakukan games-games kecil. Setelah acara ini, para peserta pun dipersilahkan kembali ke kamar masing-masing untuk bersih-bersih dan bersiap makan malam bersama.

Aktivitas unik dan perlu menjadi sorotan adalah di setiap kali kesempatan makan bersama baik itu pagi, siang, dan malam, para siswa dibagi ke dalam kelompok yang menjadi Serving Team dan satu kelompok yang menjadi Cleaning Team. Service Team bertugas untuk membagikan makanan ke setiap peserta dan pendamping sedangkan Cleaning Team bertugas menyiapkan wadah untuk mencuci piring dan gelas yang telah dipakai juga memastikan semua peralatan makan telah tercuci bersih. Setiap kelompok akan bergantian mendapat tugas ini setiap harinya. Kegiatan ini ditujukan untuk melatih kemandirian, tanggungjawab, dan kerja sama antar anggota kelompok.

Usai makan malam, acara pembukaan pun di mulai. Di awali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Singapura yang berjudul :Majulah Singapura dan dilanjutkan dengan Indonesia Raya. Tak lupa masing-masing negara juga memberikan sambutannya, dimulai oleh Mr. Allen dari Kementerian Pendidikan Singapura dan Bapak Josse Ervindry dari perwakilan Kemendikbud Indonesia. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan presentasi dari kedua negara yang mulai dari negara Singapura disusul presentasi dari Indonesia. Presentasi ini bertujuan untuk memperkenalkan profil dari masing-masing negara mulai dari kebudayaannya, pendidikan, tempat wisata, kuliner, dan lain-lain.

Flying Fox yang Menguji Nyali dan Kunjungan ke Sekolah
Senin pagi (20/11), para siswa telah bersiap menuju ruang makan untuk sarapan. Usai sarapan, bersama para mentor/chaperon masing-masing kelompok para siswa menuju Parade Square untuk melakukan berbagai macam permainan yang dikombinasikan dengan permainan tradisional dan modern. Seperti bermain congklak, kelereng, berrmain taplak (melompat tali), memanjat papan, berjalan di atas papan yang ditarik dengan tali, dan lain-lain. Inti dari seluruh permainan ini adalah kerjasama dan kekompakan tim. Seperti permainan memanjat tembok. Permainan ini membutuhkan kerjasama yang baik dalam tim serta kepercayaan yang tinggi sebagai anggota tim, karena tiap orang harus lompat melewati dinding dengan level ketinggian yang berbeda-beda. Pada permainan yang disebut taplak, tiap peserta harus mampu melompati tali karet dengan dengan ketinggian yang semakin sulit untuk dijangkau. Permainan lainnya adalah papan keseimbangan. Permainan ini membutuhkan kekompakan dan kepemimpinan yang baik, karena para peserta harus dapat membuat tiap papan berada dalam satu garis lurus tanpa bergoyang ke atas maupun ke bawah. Seluruh permainan di pagi hari itu usai dilanjutkan dengan istirahat dan makan siang bersama.

Sekitar pukul 13.30 waktu Singapura, para siswa kembali berkumpul untuk mendengarkan instruksi kegiatan berikutnya yang tak kalah menguji nyali, yaitu kegiatan outdor yang diberi nama Challenge Rope Course. Kegiatan outdoor yang diikuti oleh siswa diantaranya Flying Fox, climbing, berjalan di atas papan dengan ketinggian, berayun di atas ketinggian dengan seuntai tali, dan lain sebagainya. Setiap kelompok di bagi menjadi dua tim, masing-masing anggita tim harus memainkan permainan yang sama. Kegiatan outdoor ini berakhir pada pukul 16.00 dan para peserta pun bersih-bersih untuk bersiap-siap melakukan kunjungan sekolah ke Handerson Secondary School (HSS) yang disambut langsung oleh kepala sekolah Mr. Simen Lourds. Para siswa berkesempatan untuk mengelilingi area gedung sekolah yang dipandu langsung oleh siswa HSS. Mereka diajak melihat-lihat ruangan dem ruangan di sekolah yang dibangun di area yang sangat luas itu. Diantaranya ke ruang design, ruang informatika, ruang film, ruang seni, ruang gym, kelas untu khusus pelajaran memasak, aula, dan banyak lagi. Pukul 18.30, rombongan kembali ke camp.

Little India, China Town, dan Garden by The Bay
Rabu (21/11), para siswa bersiap-siap menjelajah beberapa kawasan wisata Singapura. Perjalanan diawali dengan kunjungan wisata ke Little India dan Chinatown, tentu kedua tempat ini familiar dikalangan wisatawan yang sering ke Singapura. Dengan menggunakan transportasi Mass Rapid Transit (MRT), para peserta dan pendamping memulai perjalanan pagi itu. MRT merupakan salah satu transportasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat Singapura.

Tempat pertama yang didatangi adalah Little India yang merupakan kawasan yang dipenuhi oleh penduduk keturunan india yang tinggal dan menetap di Singapura. Kawasan ini terletak di Serangoon Road yang terdiri dari pasar tradisional. Foodcurt, dan kawasan berbelanja. Para peserta berkesempatan mengelilingi Little India ditemani oleh seorang tour guide keturunan india. Mereka juga belajar merangkai bunga yang biasa digunakan untuk upacara suci di India seperti pernikahan atau berdoa. Selain itu seluruh peserta juga belajar mengaplikasikan mehndi/henna ditangan, yang merupaka salah satu seni artistik yang biasanya khusus dipakaikan oleh pengantin wanita india.

Puas berkeliling di Littlee India, usai makan siang, perjalanan dilanjutkan ke Chinatown. Para siswa diberi waktu 15 menit untuk berbelanja. Sama halnya seperti di Little India, di China Town para peserta juga dipandu oleh seorang tour guide keturunan China yang menjelaskan tentang budaya China di Singapura dan arsitektur di kawasan tersebut. Masih berdekatan dengan Chinatown, para siswa diajak berjalan menuju mesjid Chuila atau yang disebut Green Mosque. Mesjid ini merupakan mesjid besar tempat komunitas muslim di Singapura. Selanjutnnya peserta mengunjungi Singapore City Gallery, melihat penataan kota Singapura dalam konsep miniatur.

Sore harinya beserta kembali ke camp di Labrodar Adventure Center untuk beristirahat dan bersih-bersih menuju perjalanan berikutnya yakni Garden by The Bay. Usai makan malam, peserta pun menuju ke lokasi yang dituju. Tempat ini merupakan sebuah kawasan yang memuat semua flora di Singapura. Taman ini terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yang Bay Central Garden, Bay East Garden, dan Bay South Garden.

Petualangan dan Penampilan Kebudayaan
Kamis (22/11), para siswa tampak tergesa-gesa menuju bis usai sarapan pagi itu. Mereke sudah tak sabar untuk berpetualang di atas perahu di Sungai Kallang Basing. Agenda pagi ini adalah mengikuti Dragon Boat Race. Pukul 09.00 peserta tiba di Kallang Basing. Sebelum naik ke perahu mereka terlebih dulu mendengarkan instruksi bagaimana cara menggunakan dayung dan mendayung dengan benar. Usah mendengarkan pengarahan, lengkap dengan perlengkapannya, para siswa pun bergegas menuju perahu masing-masing kelompok. Di atas perahu, gelak tawa dan rasa senang yang terpancar dari wajah para siswa, sambil memercikkan air ke perahu yang lain tanda luapan kegembiraan mereka satu sama lain. Dan terus berlomba-lomba mendayung agar cepat sampai ke tepian. Di atas permukaan sungai yang luas mereka juga dapat melihat pemandangan kota Singapura. Setelah lelah mengayuh, peserta pun tiba di tepian dan langsung bersih-bersih untuk berganti pakaian dan kembali berkumpul untuk makan siang bersama di area Sungai Kallang Basing. Usai makan siang seluruh peserta dan chaperon kembali ke camp untuk beristirahat.

Tepat pukul 18.00 para peserta sudah berkumpul untuk makan malam bersama dan bersiap-siap menuju aula Labrador untuk acara malam budaya kedua negara dan penutupan SISLAC 2012. Pada malam budaya itu tim Singapura menampilkan drama musical tentang sekolah dan kehidupan remaja dengan aransemen musik dan akting yang memukau penonton. Sedangkan tim Indonesia menampilkan tarian kolosal dan blekdidot yang sudah dilatih sebelumnya pada saat karantina di Jakarta. Usai mempertontonkan budaya masing-masing, diakhir acara mereka pun menutup kegiatan SISLAC 2012 dengan atraksi yang luar biasa, yang mereka namakan, Junk Drumming. Ini merupakan pagelaran kolaborasi musik yang dimain dengan alat-alat rumah tangga yang sudah tidak terpakai seperti panic kecil, sumpit besi, baskom, dan lain-lain. Perpaduan bunyi-bunyian alat-alat ini menghasilkan kolaborasi instrument yang sangat bagus. Di penghujung kegiatan SISLAC 2012 acara ditutup dengan upacara penurunan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan dari kedua negara. Disertai dengan ucapan serta sambutan perpisahan dari perwakilan kedua negara.

Goodbye Singapura
Jumat (23/11), saatnya menikmati makan bersama di camp SISLAC 2012. Semua peserta berkumpul dan saling melepas rindu satu sama lain sambil berpelukan ataupun sekedar berjabat tangan sambil mengucap salam perpisahan. Usai sarapan bersama mereka pun berkumpul untuk terakhir kalinya di aula Labrador Adventure Center. Di sana mereka saling bertukar cinderamata dan kenangan-kenangan agar semua peserta dapat terus saling mengingat satu sama lain tentangg cerita indah mereka selama mengikuti SISLAC. Dilanjutkan dengan foto bersama. Tak lama berselang, pukul 11.00 waktu Singapura peserta Indonesia sudah harus bersiap-siap menuju Bandara Changi. Seluruh siswa Singapura turut melepas kepulangan peserta Indonesia dengan isak tangis dan pelukan erat. Goodbye Singapura..see you again..
Rin
Penulis  : 
Editor  : 
Dilihat  :  358 kali