Rangkaian pertunjukan seni budaya yang berlangsung di Pendopo Purwakarta pada Senin (9/11) menjadi simbol dibukanya Singapore – Indonesia Student Leaders Adventure Camp (SISLAC) 2015. Acara ini dihadiri Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Direktur Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Drs. Purwadi Sutanto Msi., disaksikan seluruh delegasi dari kedua negara.
Kegiatan bertema “Bersahabat, Bermain, dan Bersinergi Melalui Budaya†ini berlangsung selama seminggu di Kota Bandung dan Purwakarta, hingga 13 November mendatang. Dalam kurun waktu tersebut, para delegasi yang terdiri dari para siswa berprestasi asal Singapura dan Indonesia ini menjalani “petualangan budaya†dengan mengunjungi langsung pusat-pusat kebudayaan yang ada di dua daerah itu.
“Kami desain kegiatan ini agar anak muda kita lebih mengerti budaya Singapura, dan orang Singapura juga mengerti budaya Indonesia. Di sini, justru tidak dalam bentuk kemahnya, tetapi supaya mereka memiliki kepribadian dan karakter kuat untuk menyadari bahwa, kita hidup bernegara, bertetangga, dan kita semua bersaudara. Jika anak-anak ini nanti menjadi pemimpin masa depan, maka negeri ini menjadi harmonis,†jelas Purwadi kepada POTENSI.
Pada pembukaan ini, para siswa menyaksikan pertunjukkan tari-tarian tradisional dari daerah Jawa Barat. Para pelajar Indonesia juga mempersembahkan kompilasi tari-tarian tradisional dari daerah lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengenalkan filosofi keberadaan fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan Pendopo Purwakarta ini. Ia berharap agar para siswa dari kedua negara ini, selain dapat mengenal budaya Purwakarta dan Indonesia, juga bersama-sama turut melestarikan kekayaan alam.
Dengan mengikuti seluruh kegiatan ini, Koordinator SISLAC 2015 dari Singapura, Doreem Foo-Chng, berharap agar para siswa dari Singapura juga dapat meresapi makna dari keragaman budaya Indonesia, sekaligus berkesempatan mempekenalkan budaya Singapura kepada pelajar Indonesia. “Banyak aktivitas budaya Indonesia dan sejarah dibaliknya. Dari sana, kita bisa belajar. Saya berharap, semua ini dapat mereka resapi sehingga nantinya dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan, yang terpenting menjalin persahabatan dengan siswa Indonesia, tetap mempertahankannya meski kemah budaya ini nantinya usai,†imbuhnya.
Pada SISLAC tahun ini, Purwakarta terpilih menjadi salah satu daerah penyeleggara. Sebab, Purwakarta saat ini tengah mengembangkan jati diri sebagai kabupaten yang berbudaya.
- POTENSI -
Penulis |  :  | |
Editor |  :  | |
Dilihat |  :  | 319 kali |